WAHAI PARA PEMIMPIN NEGERI MUSLIM, BERSATULAH, KIRIMKAN TENTARA KALIAN UNTUK BERJIHAD MENGUSIR PENJAJAH ZIONIS ISRAEL DARI BUMI PALESTINA, TAKUTLAH HANYA KEPADA ALLAH



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. (QS Al Anfal : 72)

 

Penjajah zionis yahudi makin kejam dan brutal melakukan genosida atas rakyat Palestina. Netanyahu menegaskan bahwa hukum internasional tak berlaku untuk Gaza, kurang ajar. Kesombongan israel dengan dukungan penuh amerika sungguh telah merobek rasa kemanusiaan masyarakat dunia. Dua negara ini layak dilenyapkan dari muka bumi, karena kekejamannya melebihi iblis.


Trump, kata Syeikh Atha Abu Rasytah, tidak menyembunyikan tujuannya. Dalam kampanye dia mengatakan : " Ketika saya melihat peta Timur Tengah, saya menemukan israel hanyalah sebuah titik sangat kecil. Faktanya, saya katakan, "Apakah ada cara untuk mendapatkan wilayah yang lebih luas ?. Negara itu sangat kecil" (Sky News, 19/8/24). Artinya, Trump ingin memperluas entitas yahudi dengan menguasai tanah dan membangun pemukiman baru di atasnya. 

 

Serangan udara Israel di Gaza telah menyebabkan kerusakan yang meluas dan jatuhnya banyak korban jiwa. Laporan menyebutkan bahwa puluhan bahkan ratusan warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, telah tewas dalam beberapa hari terakhir. Situasi kemanusiaan di kawasan tersebut semakin memburuk akibat blokade yang diberlakukan Israel, yang menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan.

 

Menurut sebuah laporan dari sumber terpercaya, "serangan ini tidak hanya mengakibatkan kerugian materiil tetapi juga mengakibatkan trauma mendalam bagi penduduk sipil yang bertahan hidup di tengah kekacauan ini." Hal ini menyoroti betapa mendesaknya kebutuhan akan intervensi internasional untuk membantu rakyat Gaza.

 

Sebanyak 30 warga Palestina meninggal dunia dalam serangan Israel di Gaza, setelah militer Zionis mengerahkan pasukan darat ke selatan wilayah kantong tersebut. Sumber medis mengatakan sebanyak enam orang tewas dalam serangan udara di Khan Younis di Gaza selatan, dan enam lainnya dalam serangan di Beit Hanoon di utara. (https://www.cnnindonesia.com)


Ironis saat mendengar sorang muslimah Palestina menyeru dan berteriak lantang memberikan kritik pedas kepada dunia Arab yang sekedar memberikan sebotol air minumpun tak dilakukan untuk rakyat Palestina yang menderita akibat kekejaman zionis israel. Padahal, kepada sesama saudara seiman yang teraniaya, mestinya para penguasa Arab dan dunia Islam adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas genosida di Gaza.


Sayyid Qutb pernah memberikan kritik tajam atas sikap bangsa Arab dengan menulis : Sebenarnya tentara Arab yang kalian lihat itu tidaklah membela Islam dan kaum muslimin, bahkan mereka justru membunuh kalian dan tak satupun peluru ditembakkan ke arah yahudi. 

 

Padahal yahudi adalah musuh dan sesama mukmin adalah saudara, sebagai firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang bertikai dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10).

 

Selain ayat Al-Qur'an, banyak hadis yang juga menekankan pentingnya persaudaraan antar sesama Muslim, seperti: "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi, merendahkan, atau membiarkannya dalam keadaan kesusahan." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan betapa pentingnya menjaga dan melindungi saudara Muslim, serta tidak membiarkan mereka dalam keadaan sulit atau tertindas.

 

Selain ayat-ayat Al-Qur'an, banyak hadis yang mengajarkan pentingnya persatuan umat Islam, salah satunya adalah: Sesungguhnya perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai, menyayangi, dan saling menghormati adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya dengan demam dan terjaga. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Karena itu, kami menyerukan kepada seluruh penguasa negeri muslim, hendaknya memahami firman Allah berikut : "Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu saling bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hati-hati kamu, sehingga karena nikmat-Nya kamu menjadi bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari neraka itu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-Imran: 103)

 

Ayat ini menekankan pentingnya persatuan dalam umat Islam. Allah mengingatkan umat Islam bahwa mereka sebelumnya berada dalam permusuhan, tetapi dengan nikmat-Nya, Allah menyatukan hati-hati mereka. Oleh karena itu, mereka diperintahkan untuk tetap bersatu dan berpegang teguh kepada agama Allah, yang menjadi penyebab utama persatuan. Persatuan umat saat ini yang paling mendesak adalah mengerahkan kekuatan militer untuk mengusir penjajah zionis israel dari bumi Palestina.

 

Allah dengan tegas telah menyerukan jihad fi sabilillah yang wajib ditaati oleh para penguasa negeri muslim, sebagai bentuk keimanan dan ketaqwaan kepada Allah :  Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Baqarah: 190).

 

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan maupun berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. (QS. At-Tawbah: 41)

 

Telah diizinkan bagi orang-orang yang diperangi untuk mempertahankan diri karena sesungguhnya mereka telah dizalimi. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk memberikan kemenangan kepada mereka. (QS. Al-Hajj: 39)

 

Wahai orang-orang yang beriman, mahukah aku tunjukkan kepadamu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?" "Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kamu. Itulah yang lebih baik jika kamu mengetahui." (QS. As-Saff: 10-11)

 

Ayat ini menggambarkan jihad sebagai suatu "perdagangan" atau investasi yang sangat menguntungkan, yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Ini menunjukkan bahwa jihad di jalan Allah membawa pahala yang sangat besar dan dapat menyelamatkan dari azab yang pedih. Allah menyukai barisan umat Islam yang tertata rapi.

 

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti sebuah bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Al-Saff: 4)

 

Sejumlah ulama muslim terkemuka baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan IsraelFatwa ini merupakan respons terhadap serangan udara yang terus menerus di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS), fatwa ini didukung oleh lebih dari selusin ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam.

 

Fatwa tersebut menyerukan kepada semua negara muslim untuk melakukan intervensi militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida dan penghancuran total di Gaza. Dalam pernyataan resmi, IUMS menekankan bahwa tindakan Israel terhadap warga Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan.

 

Selain menyerukan intervensi, fatwa ini juga meminta negara-negara muslim untuk menerapkan boikot terhadap Israel melalui blokade darat, laut, dan udara. Mereka juga mendorong negara-negara Muslim untuk meninjau kembali perjanjian damai yang ada dengan Israel. Sekretaris Jenderal IUMS, Ali al-Qaradaghi, yang dikenal sebagai salah satu otoritas agama paling dihormati, menegaskan pentingnya respons kolektif umat Islam terhadap situasi di Gaza.

 

Pemerintah Malaysia lewat Kementerian Agama Malaysia akan mengadakan dialog dengan para ulama dan organisasi-organisasi Islam untuk membahas implikasi fatwa yang dikeluarkan oleh Ikatan Ulama Islam Sedunia (IUMS) terkait genosida Israel ke Gaza. “Hal ini dilakukan untuk menilai dampak fatwa tersebut dari berbagai sudut dan memastikan kepentingan serta kesejahteraan umat Islam, khususnya saudara-saudara kita di Gaza, tetap terjaga,” ujar Menteri Agama Malaysia Datuk Mohd Na’im Mokhtar dalam pernyataannya pada Ahad.

 

Berdasarkan laporan beberapa media internasional, salah satu poin utama dari fatwa yang dikeluarkan oleh IUMS adalah kewajiban segera melakukan intervensi militer oleh negara-negara Arab dan Islam, serta perlunya meninjau kembali perjanjian damai yang telah ditandatangani oleh beberapa negara Arab dengan entitas penjajah.

 

Sebelumnya, Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM), Aliansi Masjid Sedunia Mempertahankan Masjid Al Aqsa (MANAR), dan Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (SHURA) menyatakan dukungan penuh terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh IUMS.

 

Fatwa tersebut berhubungan dengan semakin brutalnya Israel melancarkan genosida terhadap Gaza. Dalam pernyataan mereka yang diterima Gazamedia.net, ketiga organisasi ini menegaskan bahwa fatwa ini merupakan panduan syar’i yang jelas dan relevan dalam menghadapi kezaliman yang dialami oleh rakyat Palestina.

 

“MAPIM, MANAR, dan SHURA menyeru seluruh umat Islam, khususnya negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC), NGO Islam, lembaga keagamaan, dan masyarakat sipil untuk bertindak secara bersatu dan bersepadu sesuai dengan fatwa ini,” ujar pernyataan yang diteken Mohd Azmi Abdul Hamid (Presiden MAPIM), Dato’ Seri Syekh Ahmad Awang (Ketua Umum MANAR), Dato’ Wira Syekh Dr Abdul Ghani Samsuddin (Ketua Umum SHURA).

 

Menurut mereka, ini adalah saat yang tepat untuk mengekspresikan solidaritas sejati—bukan hanya melalui doa dan kecaman, tetapi juga dengan tindakan yang strategis, terkoordinasi, dan berdasarkan tuntutan syar’i.

 

Entitas yahudi adalah manusia-manusia binatang yang tak memiliki rasa kemanusiaan sama sekali. Berbagai kebiadaban telah mereka pertontonkan di depan masyarakat dunia. Di dukung oleh negara penjajah Amerika, yahudi semakin membabi buta melakukan genosida atas bangsa Palestina, khususnya anak-anak dan kaum perempuan.

 

Logika paling sederhana untuk penjajah adalah diusir dari bumi palestina. Mengusir penjajah adalah dengan perang, jihad fi sabilillah. Tidak ada solusi yang lebih baik dan lebih tepat, selain jiha fi sabilillah. Jihad harus dimulai dari persatuan umat Islam dan negeri-negeri muslim seluruh dunia. Jihad harus dikomandoi pemimpin tertinggi negeri-negeri muslim yang bersatu.

 

Sikap yang benar didasarkan dari pemahaman dan persepsi yang benar atas fakta. Karena itu sikap umat Islam atas konflik palestina bisa salah jika persepsinya salah. Persepsi yang benar atas konflik Palestina Israel adalah bahwa bumi Palestina adalah milik kaum Muslimin, bukan milik entitas yahudi. Di sanalah Masjidil Aqsa, masjid Mulia Qiblat pertama Umat Islam berada.

 

Namun, Sejak Perisai Umat hilang dihancur leburkan dimana umat Islam sejatinya adalah satu tubuh menjadi terpecah belah, lantas  Yahudi berusaha menguasainya dengan cara nista,  78 persen tanah Palestina dicaplok Otoritas Zionisme Yahudi pada 1948 dan disusul pendudukan Yerusalem dan wilayah Palestina lain pada 1967. Umat Islam Palestina pun kian menderita dengan Penjajahan yang tiada henti mereka alami hingga kini.

 

Dengan demikian, Klaim kaum Yahudi dibantu Barat yang selalu menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan selama ini terhadap bangsa Arab, khususnya penduduk Palestina, sebagai ’self defense’ (membela diri) adalah kebohongan. Nyatanya setiap hari mereka melakukan penggusuran, pengusiran dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina. Termasuk membunuhi wanita, lansia dan anak-anak.

 

Klaim mereka sebagai penduduk asli tanah Palestina dan pemilik tanah yang dijanjikan Tuhan juga dusta besar. Pernyataan itu sesungguhnya adalah kedustaan yang dikarang oleh pendiri negara yahudi, theodor herzl. Hakikatnya mereka adalah agresor keji. Tak ada satu pun ayat dalam kitab suci terdahulu, apalagi dalam al-Quran, yang menyatakan Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka.

 

Kaum Zionis Yahudi mendapatkan tanah Palestina lewat bantuan Inggris dan Prancis melalui Perjanjian Sykes-Picot. Kedua negara tersebut mendukung pembentukan negara yahudi di tanah Palestina. Kedua negara ini bersekongkol untuk menyembelih Khilafah Utsmaniyah. Mereka lalu menjadikan tanah air kaum muslim, termasuk tanah Palestina, sebagai harta rampasan mereka.

 

Karena itu usaha paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia adalah membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Sebab Islam adalah agama anti penjajahan. Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari keterjajahan dalam berbagai bentuknya.

 

Bagi seorang muslim, persoalan Palestina bukanlah persoalan sekedar persoalan kemanusiaan, kolonialisme dan kezaliman, namun lebih dari itu adalah persoalan agama, yakni persoalan aqidah, syariah dan politik Islam. Umat Islam wajib melek politik Islam dalam melihat krisis palestina, bukan sekedar dari sisi solidaritas kemanusiaan.

 

Dikatakan sebagai persoalan aqidah karena Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkati.Dikatakan sebagai persoalan syariah Islam, karena ajaran Islam sangat mengharamkan berbagai bentuk penjahahan, ketidakadilan, kezaliman dan kemungkaran.

 

Keharaman atas segala bentuk penjajahan dibuktikan oleh umat Islam yang sejak awal telah menjadi garda terdepan dalam mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari tanah pertiwi ini. Kemerdekaan RI sebagai rahmat dari Allah adalah merupakan jerih payah para kyai dan santri yang dengan gigih angkat senjata berjihad melawan penjajah. Bahkan oleh KH Hasyim Asyari pernah dicetuskan resolusi jihad. Artinya jihad adalah kemuliaan kaum muslimin, sekaligus solusi terbaik atas adanya penjajahan. Jihad adalah kemuliaan, bukan radikalisme apalagi terorisme sebagaimana tuduhan para kafir penjajaha dan antek-anteknya.

 

Begitupun yang kini terjadi di Palestina, dimana anak-anak yang tak berdosa menjadi korban kebiadaban zionis Israel. Islam sendiri melarang pembunuhan, bahkan dinyakan jika terbunuh seorang muslim tanpa hak, disamakan dengan membunuh semua umat manusia. Ini membuktikan bahwa syariat Islam bukan hanya persoalan kemanusiaan, namun lebih dari itu adalah persoalan syariah.

 

Jika ditinjau dari perspektif politik Islam, maka bisa ditelusuri secara historis bahwa penjajahan zionis atas palestina adalah ketika umat Islam kehilangan pelindungnya, yakni khilafah Islamiyah. Sebab ketika masih ada khilafah, negeri Palestina mendapat perlindungan maksimal dari berbagai bentuk ancaman.

 

Bahkan Khalifah Umar bin Khaththab ra, memberikan amanah kepada kaum muslimin untuk melindungi kaum Nashrani dari ancaman Yahudi dengan mencegah Yahudi tinggal di Palestina. Hal itu dituangkan dalam Perjanjian Umariyah/Perjanjian Illiya tatkala penduduk Palestina yang semuanya Nashrani menyerahkan secara sukarela tanahnya kepada kaum Muslimin.

 

Ketika khilafah islamiyah runtuh pada tahun 1924, maka tak ada lagi perlindungan atas bumi Palestina yang diberkahi itu. Sebaliknya, dengan leluasa zionis Israel terus melakukan berbagai bentuk kezaliman atas kaum muslimin dan bahkan merubut tanah-tanah palestina sedikit demi sedikit. Palestina adalah persoalan umat Islam sedunia, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam.

 

Persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin dan melakukan pendudukan dan penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel terusir dan lenyap dari Palestina. Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian, diplomasi atau perjuangan orang perorang.

 

Mengapa perdamaian bukan merupakan opsi solusi atas krisis Palestina Israel, sebab perdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah mengusir zionis dari bumi Palestina, sebagai dahulu para pahlawan mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia.

 

Menghapi imperialisme negara tidaklah bisa dilakukan oleh orang perorang, namun idealnya harus dihadapi lagi oleh sebuah institusi negara. Untuk itu adalah keharusan negeri-negeri muslim segera bertobat kepada Allah, lantas bangki dan bersatu padu melawan segala bentuk penjajahan. Jika dahulu khilafah Islam mampu melindungi Palestina, karena semua negeri muslim bersatu padu, tidak tercerai berai.

 

Membantu Palestina dengan lantunan doa, harta dan gerakan solidaritas tidaklah sia-sia, insyaaallah mendapat pahala dari Allah. Namun semua itu bukanlah solusi fundamental atas krisis Palestina. Sebab persoalan Palestina adalah masalah penjajahan yang harus diusir dari negeri para Nabi itu.

 

Ilustrasinya sederhana, jika ada saudara kita sedang disiksa dan mau dibunuh oleh penjahat, bantuan apa yang paling tepat untuk saudara kita itu. Membantu makanan tentu tidak tepat, sebab saat disiksa dan hendak dibunuh, dia tidak butuh makanan. Bantuan terbaik adalah membantu melawan dan mengalahkan penjahat itu, hingga teman kita terbebas dari kejahatan tersebut.

 

Namun perlu diingat juga bahwa dalam setiap peristiwa penjajahan negara atas negara, akan ada saja orang-orang yang justru berkhianat menjadi antek dan budak penjajah untuk mendapatkan seonggok dunia. Dahulu di zaman penjajahan belanda dan postugis maupun jepang juga muncul para pengkhianat yang rela makan tulang saudaranya sendiri. Dalam kasus palestina juga jangan kaget jika ada rakyat Indonesia yang justru memuja penjajah zionis dan membenci palestina, merekalah para pengkhianat itu.

 

Akhirnya, oleh karena yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis, maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim. Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam.


Takutnya seorang muslim hanyalah kepada Allah, sebagaimana firmanNya : Sesungguhnya yang demikian itu hanyalah syaitan yang menakut-nakuti kamu dengan (ancaman) teman-temannya, maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 175)


Jadi selain jihad, khilafahlah solusi tuntas untuk membebaskan Palestina dari penjajah zionis yahudi israel.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 07/04/25 : 09.19 WIB)

 

 

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.