Oleh : Ahmad Sastra
Di tanah yang terluka, di langit yang merintih
Palestina menjerit dalam bisu yang mendalam
Tiada kata yang cukup, tiada suara yang mampu
Namun, hati ini berdetak keras, berdenyut marah
Karena diam bukan lagi pilihan
Darah tumpah, bumi terguncang
Tangan-tangan tak berdaya menggapai hidup yang layak
Anak-anak yang tak tahu salah
Wanita yang hancur jiwa dan raganya
Semua tertanya-tanya: "Mengapa dunia diam?"
Apakah kita akan berpaling, membiarkan kebisuan?
Ataukah kita akan bersuara, melawan kezaliman?
Palestina berdiri, meski dinding-dinding runtuh
Menggenggam harapan yang tak pernah padam
Dan kita, kita yang melihat, Diam bukan lagi pilihan
Bukan hanya kata yang kita butuhkan
Tapi aksi, seruan, dan hati yang tak takut
Untuk setiap nyawa yang hilang, untuk setiap luka yang tak terobati
Kita bersatu dalam satu suara:
Tegakkan keadilan, hentikan genosida!
Usir penjajah israel dari bumi Palestina
Tegakkan jihad fi sabilillah
Teriakkan sekeras mungkin
Agar dunia mendengar
Agar pada pemimpin muslim tersadar
Karena diam adalah penghianatan
Pada mereka yang menderita, yang hilang dalam kegelapan
Diam adalah penyerahan pada kekuasaan yang menindas
Kini, di hadapan dunia, kita berkata: Diam bukan lagi pilihan
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 10/04/25 : 15.16 WIB)