MUDIK KE KAMPUNG AKHIRAT



 

Oleh : Ahmad Sastra


Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS Yasiin : 83)

 

Mudik adalah tradisi yang sangat erat dengan masyarakat Indonesia, terutama saat Hari Raya Idul Fitri. Mudik adalah simbol kembali ke akar, yaitu kembali ke tempat asal, keluarga, dan komunitas. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya mempertahankan hubungan dengan akar budaya dan keluarga.

 

Mudik juga merupakan cara untuk menghargai perjuangan orang tua dan leluhur kita. Dengan kembali ke tempat asal, kita dapat mengingat dan menghargai perjuangan mereka dalam membesarkan kita.

 

Mudik adalah kesempatan untuk membangun silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan komunitas. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya mempertahankan hubungan sosial dan membangun keharmonisan dalam masyarakat.

 

Mudik juga merupakan cara untuk menghilangkan rasa rindu kita terhadap tempat asal dan keluarga. Dengan kembali ke tempat asal, kita dapat merasakan kenyamanan dan kebahagiaan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.

 

Mudik dapat membantu kita membangun identitas kita sebagai bagian dari komunitas dan budaya tertentu. Dengan kembali ke tempat asal, kita dapat mengingat dan mempertahankan tradisi dan budaya kita.

 

Mudik juga dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti kesabaran, keikhlasan, dan kebersamaan. Dengan kembali ke tempat asal, kita dapat belajar dari pengalaman orang tua dan leluhur kita.

 

Mudik dapat membantu kita membangun keharmonisan dalam masyarakat. Dengan kembali ke tempat asal, kita dapat memperkuat hubungan sosial dan membangun kepercayaan antara sesama.Dengan demikian, mudik bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam dan filosofis.

 

Sebagai umat muslim, mudik yang sesungguhnya adalah pulang ke kampung akhirat. Dunia adalah tempat perantauan untuk mencapai bekal untuk pulang ke surga. Mudik ke surga adalah mudik sejati, karena kita kembali ke tempat asal yang sebenarnya, yaitu di sisi Allah SWT. Dunia ini hanya tempat persinggahan, dan kita harus selalu ingat bahwa tujuan akhir kita adalah surga.

 

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata, : Manusia sejak diciptakan senantiasa menjadi musafir, Batas akhir perhentian perjalanan mereka adalah surga atau neraka. [Al-Fawaid, hal 400 ].

 

Renungkan juga, ketika perjalanan pulang kampung:“Apakah kita bisa membawa banyak bekal?”. “Apakah semua yang ada di perantauan kita bisa bawa semuanya ke kampung?”

 

Demikian juga perjalanan kita ke kampung akhirat, tidak ada dari kekayaan dunia dan kemegahannya yang akan kita bawa. Yang kita bawa adalah amal kebaikan kita saja. Amal ini tidak terlihat (tidak ada bendanya) di di dunia, tempat perantauan sekarang.

 

Ketika manusia akan dibawa ke kubur kelak, semua akan mengikutinya yaitu keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan harta, sedangkan yang tetap mengikuti bersamanya adalah amalnya.

 

Untuk mudik ke surga, kita harus membawa bekal yang cukup, yaitu iman dan taqwa. Iman adalah keyakinan kita terhadap Allah SWT dan ajaran-Nya, sedangkan taqwa adalah kesadaran kita untuk selalu taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT.

 

Perjalanan hidup kita di dunia ini adalah proses persiapan untuk mudik ke surga. Kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwa kita, serta melakukan amal shaleh untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

 

Mudik ke surga juga berarti kembali ke fitrah, yaitu keadaan asli kita sebagai manusia yang suci dan bersih. Kita harus selalu berusaha untuk membersihkan diri kita dari dosa dan kesalahan, serta kembali ke jalan yang benar.

 

Untuk mudik ke surga, kita harus memiliki kesabaran dan keikhlasan. Kita harus sabar dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup, serta ikhlas dalam melakukan amal shaleh dan beribadah kepada Allah SWT.

 

Dengan demikian, mudik ke akhirat yakni ke surga adalah tujuan akhir kita sebagai manusia. Kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwa kita, serta melakukan amal shaleh untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 07/04/25 : 10.45 WIB) 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.