Oleh : Ahmad Sastra
Palestina adalah madrasah perjuangan
tempat darah para syuhada
menumbuhkan pohon keberanian di atas luka
pesan berharga untuk jiwa-jiwa yang masih ada
Di setiap sudut Gaza yang hancur
ada cahaya yang justru memancar lebih jernih
bukan dari lampu, bukan dari bulan
tapi dari jiwa-jiwa yang tak takut mati
karena hidup mereka ditujukan hanya untuk Ilahi
Palestina negeri para syuhada
yang gugur bukan dalam diam
tapi dalam takbir dan dalam do’a
dalam cinta suci pada agama dan tanah mulia
dalam taburan ucapan kalimat tauhid
Anak-anak tak sekadar korban
mereka adalah pejuang kecil
yang menatap maut dengan senyum iman
Mereka tak menangis saat kehilangan rumah
Sebab yakin akan berpulang ke surga nan indah dan
abadi
Telah banyak yang hendak memadamkan sinarmu
Telah lama yang ingin melenyapkan cahayamu
Dengan peluru, embargo, dan dusta dunia
Namun nyatanya, setiap syahid yang tumbang
melahirkan ribuan jiwa baru yang siap menggenggam batu
dan melawan
dengan doa yang tak pernah putus
sebab para pemimpin negeri muslim justru
menyembunyikan senjatanya
Cahayamu, wahai bumi para syuhada tidak akan pernah
padam
Karena ia dinyalakan oleh darah yang suci dan oleh air
mata yang tulus
oleh keyakinan umat yang tak akan tunduk
pada kezaliman dan penjajahan yang keji
Engkau ajarkan manusia makna sabra dan ruh jihad
makna cinta yang sejati pada Allah dan risalah-Nya
Dan setiap kali dunia mencoba memadamkanmu
kau justru bersinar lebih terang seperti lentera di malam
paling gelap
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 18/04/25 : 10.03 WIB)