Oleh : Ahmad Sastra
Untuk apa duduk di singgasana dunia
jika tanganmu tak pernah terulur ke Gaza ?
Untuk apa jadi penguasa dunia
jika anak-anak Palestina terus menderita tak berdaya
tanpa satu pun pelindung dari saudara seaqidahnya ?
Apa arti mahkota di kepalamu
jika Al-Aqsha diinjak tanpa satu langkah darimu ?
Apa arti gelar kebesaran dan kekuasaan
jika penjajah leluasa dan engkau hanya berdiplomasi
dalam ketakutan?
Wahai para pemimpin negeri-negeri Islam
di mana nyalimu saat bumi suci diserang malam dan sian?
Adakah darah para syuhada tak cukup mengetuk hatim?
Adakah jerit anak-anak yang terbakar
masih tak cukup membakar jiwamu ?
Palestina menangis dalam senyap
bukan karena tak ada umat
tapi karena umatnya diam
dan pemimpinnya kehilangan arah dan tekad
Kalian duduk tenang di istana megah
sementara langit Palestina retak
Kalian pidato panjang soal kemanusiaan
tapi tak satu pun pasukan kalian gerakkan
untuk menghentikan kezaliman
Untuk apa jadi penguasa
jika tak mampu usir penjajah Israel dari bumi
Palestina
Apakah kursi kalian lebih berharga
daripada nyawa para syuhada?
Apakah takut kehilangan tahta
lebih besar dari cinta kepada tanah suci yang Allah
muliakan?
Bangkitlah, wahai pemimpin yang masih punya iman
jangan biarkan sejarah menuliskan namamu
di antara barisan yang diam saat saudara kalian
tenggelam dalam kehancuran.
Bersatulah dalam barisan jihad dan keberanian
bukan dalam meja rapat yang penuh kebohongan
Palestina butuh keberanian, bukan sekadar ucapan
Butuh pemimpin sejati, bukan boneka peradaban
Jika tak bisa memimpin untuk kebenaran
maka lepaskanlah gelar itu dan berikan pada mereka
yang siap berkorban
Karena dunia tak butuh penguasa palsu
tapi butuh Khalifah sejati
yang siap menebus tanah suci
dengan darah dan cinta kepada Ilahi.
Untuk kebebasan dan kemerdekaan saudaranya
Di bumi suci Palestina
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 18/04/25 : 09.53 WIB)