[3] Seri Pengajian Keluarga IMPELEMENTASI ATOMIC HABITS DALAM KEHIDUPAN KELUARGA MUSLIM



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Alhamdulillah hari ketiga pengajian berjalan dengan sangat baik dan betul-betul dinikmati oleh semua anggota keluarga. Tema yang diangkat di hari ketiga adalah terkait prinsip atomic habits dan bagaimana mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga muslim.

 

"Atomic Habits" oleh James Clear adalah buku yang mengajarkan cara membentuk kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk melalui perubahan kecil yang konsisten. Buku ini menjelaskan bagaimana kebiasaan-kebiasaan kecil, atau "atomic habits," dapat membentuk pola hidup yang signifikan jika dilakukan secara terus-menerus.

 

Atomic habits adalah kebiasaan kecil yang mudah dilakukan tetapi memiliki dampak besar jika dilakukan secara konsisten. Fokusnya bukan pada perubahan besar, tetapi pada perubahan kecil yang seiring waktu menghasilkan hasil yang luar biasa. Menurut James Clear, 1% perbaikan setiap hari bisa menghasilkan perubahan yang sangat besar dalam jangka panjang.

 

Ada empat prinsip dalam buku atomic habits : Pertama, Buat Kebiasaan Itu Terlihat – Untuk memulai kebiasaan, kita harus membuatnya terlihat dan jelas. Misalnya, menaruh alat tulis di meja untuk memudahkan menulis atau menempatkan buku di tempat yang mudah diakses untuk membaca.

 

Kedua, Buat Kebiasaan Itu Menarik – Kebiasaan yang menyenangkan akan lebih mudah diikuti. Anda bisa mengaitkan kebiasaan yang baru dengan hal-hal yang menyenankan atau memberikan penghargaan setelah melakukannya.

 

Ketiga, Buat Kebiasaan Itu Mudah – Kebiasaan yang sederhana dan mudah dilakukan lebih memungkinkan untuk dipertahankan. Contohnya, jika ingin berolahraga, mulai dengan rutinitas ringan yang bisa dilakukan setiap hari.

 

Keempat, Buat Kebiasaan Itu Memuaskan – Kebiasaan yang terasa memuaskan setelah dilakukan akan meningkatkan motivasi untuk melakukannya lagi. Penghargaan atau perasaan positif setelah melakukan kebiasaan akan memperkuat kebiasaan tersebut.


Untuk menghilangkan kebiasaan buruk, Clear menyarankan untuk menggunakan kebalikan dari empat hukum di atas: (1) Menyembunyikan kebiasaan buruk (misalnya, menyingkirkan junk food dari rumah agar tidak terlihat). (2) Membuat kebiasaan buruk menjadi tidak menarik (misalnya, memikirkan konsekuensi negatif dari kebiasaan buruk).

 

(3) Membuat kebiasaan buruk menjadi sulit (misalnya, menghapus aplikasi media sosial atau membuat langkah ekstra untuk mengaksesnya). (4) Membuat kebiasaan buruk menjadi tidak memuaskan (misalnya, merasakan dampak negatif segera setelah melakukan kebiasaan buruk).

 

Salah satu konsep penting dalam buku ini adalah "Identitas". Kebiasaan yang dibentuk harus mendukung identitas yang ingin kita capai. Misalnya, alih-alih mengatakan "Saya ingin berolahraga," kita harus mengatakan "Saya adalah orang yang aktif secara fisik." Kebiasaan harus sesuai dengan siapa kita ingin menjadi, bukan hanya apa yang ingin kita capai.

 

Kebiasaan yang baik akan mengarah pada penguatan positif. Ketika kita berhasil melakukan kebiasaan kecil, kita merasa lebih baik dan lebih termotivasi untuk melanjutkan. Ini adalah proses yang saling memperkuat yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

 

Melacak kemajuan sangat penting untuk kebiasaan. Ini bisa dilakukan dengan cara mencatat atau menggunakan sistem penghargaan untuk memberikan insentif agar tetap konsisten.

 

Keberhasilan jangka panjang datang dari usaha yang konsisten, dan sedikit perbaikan setiap hari lebih efektif daripada berusaha membuat perubahan besar sekaligus.

 

Buku ini juga menyarankan untuk menggunakan kebiasaan untuk mendukung tujuan jangka panjang. Misalnya, jika tujuan utama adalah untuk menurunkan berat badan, kebiasaan seperti makan makanan sehat dan berolahraga secara rutin akan membantu mencapai tujuan tersebut

 

Implementasi prinsip Atomic Habits dalam keluarga Muslim dapat sangat bermanfaat, baik dalam meningkatkan kebiasaan positif sehari-hari maupun dalam memperkuat hubungan keluarga dengan nilai-nilai Islam. Atomic Habits, yang dikembangkan oleh James Clear, berfokus pada perubahan kecil dan konsisten yang dapat menghasilkan dampak besar dalam jangka panjang

 

Memulai dengan Kebiasaan Kecil (The Power of Tiny Habits). Pertama Membentuk kebiasaan sholat tepat waktu atau meningkatkan kualitas sholat dapat dimulai dengan menambahkan satu sholat sunnah setiap hari, atau meningkatkan ketepatan waktu dalam melaksanakan sholat fardhu.

 

Kedua, Mengimplementasikan kebiasaan membaca Al-Qur'an setiap hari bisa dimulai dengan membaca satu ayat atau satu halaman setiap hari. Kebiasaan kecil ini akan berkembang seiring waktu.

 

Ketiga, Membiasakan anak-anak untuk mengucapkan doa sebelum tidur atau sesudah makan. Ini adalah kebiasaan kecil yang bisa menjadi bagian dari rutinitas harian yang mendalam.

 

Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Environment Design). Menyiapkan ruang sholat di rumah dengan tempat yang bersih dan nyaman, serta memastikan bahwa keluarga mudah untuk mengaksesnya. Dengan begitu, seluruh anggota keluarga akan lebih termotivasi untuk sholat berjamaah.

 

Menyediakan sudut atau ruang khusus untuk membaca Al-Qur'an, lengkap dengan buku-buku agama dan alat bantu seperti terjemahan dan tafsir. Hal ini dapat memudahkan kebiasaan membaca Al-Qur'an dalam keseharian.

 

Membangun kebiasaan makan makanan halal yang sehat dengan menyusun menu keluarga yang sesuai dengan ajaran Islam serta menumbuhkan kebiasaan makan dengan tangan kanan.

 

Menghubungkan kebiasaan sholat dengan kegiatan keluarga lainnya, misalnya setelah sholat berjamaah, keluarga dapat berkumpul untuk berbicara tentang ajaran Islam, berbagi pengalaman, atau bahkan belajar bersama.

 

Menambahkan doa sehari-hari seperti doa sebelum makan atau doa sebelum tidur setelah selesai dengan rutinitas tertentu (misalnya setelah makan atau sebelum tidur).

 

Membuat jurnal harian di mana setiap anggota keluarga bisa mencatat kebiasaan yang sudah dijalani, seperti sholat tepat waktu, membaca Al-Qur'an, atau berdzikir. Ini akan memperkuat komitmen dan membuat keluarga semakin sadar akan kebiasaan baik yang mereka jalani.

 

Memberikan penghargaan untuk pencapaian tertentu, misalnya bagi anak yang berhasil konsisten membaca Al-Qur'an selama seminggu atau satu bulan. Penghargaan ini bisa berupa pujian, hadiah kecil, atau kegiatan bersama yang menyenangkan.

 

Jika ada kebiasaan buruk seperti menonton TV berlebihan atau bermain gadget, keluarga bisa menggantinya dengan kebiasaan yang lebih positif, seperti berkumpul untuk mendengarkan ceramah atau diskusi tentang nilai-nilai Islam.

 

Mengatur penggunaan teknologi dalam keluarga, misalnya dengan menetapkan waktu tertentu untuk menggunakan gadget atau menonton TV, dan menggantinya dengan aktivitas keluarga yang lebih bermanfaat.

 

Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kesabaran dalam menjalani ibadah dan kebiasaan baik. Hal ini sejalan dengan prinsip dalam Islam untuk selalu sabar dalam menjalani setiap ujian dan usaha.

 

Dalam membangun kebiasaan positif, proses adalah yang utama. Keluarga bisa saling mendukung untuk memperbaiki diri dalam hal-hal kecil, seperti meningkatkan kualitas ibadah, mengurangi keluhan, dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

 

Mengimplementasikan kebiasaan beramal bersama sebagai keluarga, seperti memberi sedekah, melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar, atau membantu mereka yang membutuhkan.

 

Keluarga bisa mengajarkan anak-anak untuk berperilaku baik dan ramah dalam lingkungan sosialnya, serta mengajak mereka untuk berbagi kebaikan, seperti mengundang teman-teman untuk belajar Islam bersama.

 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Atomic Habits ini dalam keluarga Muslim, setiap anggota keluarga dapat membentuk kebiasaan kecil yang lama kelamaan membuahkan hasil yang besar dalam kehidupan mereka, baik secara spiritual, sosial, maupun pribadi.

 

Dalam Islam, ikhlas (keikhlasan) adalah aspek penting dalam setiap amal ibadah yang dilakukan. Allah sangat menekankan pentingnya niat yang tulus dan ikhlas dalam beramal.

 

Surah Al-Bayyina (98:5): "Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus...". Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas, yaitu dengan penuh ketulusan dan tanpa menyekutukan-Nya.


Surah Al-Baqarah (2:262): "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah dengan ikhlas, sebagaimana perumpamaan sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji."

 

Surah Al-Ikhlas (112:1-4): "Katakanlah: 'Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.'"

 

Hadis Nabi Muhammad SAW (Bukhari dan Muslim): "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan."

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 10/04/25 : 14.52 WIB)

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.