Oleh : Ahmad Sastra
Di bumi para nabi yang basah oleh darah
Palestina menangis dalam sunyi yang resah
Tanah suci itu dijajah dan diinjak
oleh rezim durjana yang haus akan kerak
Tak cukup air mata
tak cukup konferensi dan deplomasi tanpa daya
Tak cukup bendera dikibarkan di media
jika umat masih diam, tak bersatu dalam asa
Wahai umat! Lihatlah Al-Aqsha dikhianati
oleh tangan-tangan penjajah yang tak punya nurani
Lihat anak-anak Syam, mereka mati bukan karena lapar
karena dunia tak lagi peduli dan tak berhati nurani
Namun harapan belum padam
selama dalam dada ada iman yang dalam
Selama di hati masih terukir kalimat suci
Laa ilaaha illallaah, Muhammadur Rasulullah
maka kebangkitan pasti akan tiba
sang pembebas itu pasti ada
Khilafah, pemersatu umat yang lama hilang
akan tegak kembali, melawan semua yang bengkok dan
pincang
Bukan sekadar mimpi para da’i
tapi janji Rabbul ‘Alamin
yang tak pernah ingkar pada janji yang hakiki
Dengan panji hitam bertuliskan tauhid
tentara-tentara jihad akan bangkit dari masjid
Tak takut mati, tak cinta dunia
karena yang mereka kejar adalah ridha-Nya
Jihad fi sabilillah, itulah jalan kemuliaan
bukan teror, tapi pembebasan dari kehinaan
Bukan untuk membunuh yang tak bersalah
tapi untuk menegakkan yang haq
dan menghancurkan kebatilan yang menjajah
Khilafah akan datang, dengan izin Allah yang Maha
Kuasa
mengusir Israel dari tanah Palestina tercinta
Bukan lagi diplomasi semu dan janji palsu
tapi langkah pasti, tegas, dan bersatu
Wahai kaum Muslimin, bangkitlah!
Sebab Palestina masih menunggu datangnya sang pembebas
Bersatulah dalam barisan kebenaran yang megah
Karena hanya dengan Khilafah dan Jihad di jalan Allah
Palestina akan merdeka, dengan kehormatan dan berkah
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 18/04/25 : 08.45 WIB)