Oleh : Ahmad Sastra
Di tanah yang dihantam badai kedustaan
Palestina berdiri, penuh bara
bukan hanya dari api
tapi dari semangat yang tak pernah padam
meski dunia terus membungkam jeritannya
Bara Palestina membakar jiwa-jiwa yang tuli
di tengah dunia yang berpura-pura buta
Anak-anak yang kehilangan rumah
adalah saksi hidup
bahwa dunia hanya peduli pada angka
tapi tidak pada nyawa yang terenggut dengan kejam
Mereka menggenggam batu
bukan untuk merusak, tapi untuk bertahan
bertahan dalam sisa-sisa harapan
berdiri tegak di tengah reruntuhan
di bawah langit yang dipenuhi suara ledakan.
Wahai dunia, kenapa kau diam?
Apakah jeritan anak-anak Gaza tidak cukup?
Apakah darah para syuhada tak lagi kau anggap ?
Dunia hanya berpaling,
sibuk dengan urusan yang lebih nyaman
sedangkan di Palestina
tanah itu dihantam, disayat, dihancurkan
oleh para penjajah yang tidak tahu batas
Bara Palestina terus menyala,
meski dunia hanya bungkam tak bersuara
meski dunia membungkam
Bara Palestina takkan pernah padam
Karena dalam setiap tetes darah yang tumpah
ada doa yang tidak pernah terputus
Ada jiwa-jiwa yang tidak akan menyerah
Palestina tanah yang dijajah
akan terus membara dengan kekuatan
Bara Palestina adalah api yang tak akan padam
meski dunia berusaha membekukannya dalam diam
Selama masih ada yang berani mengangkat suara
Palestina akan terus hidup dan suatu hari nanti
api yang berkobar ini akan membakar pengkhianatan
dan mengusir penjajah dari tanah yang suci.
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 18/04/25 : 10.21 WIB)