PARADOKS INDONESIA : NEGERI DIJAJAH OLIGARKI, MULUT PEMIMPIN TERIAK NKRI HARGA MATI

 


 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Paradoks adalah sebuah situasi, pernyataan, atau proposisi yang mengandung kontradiksi atau ketidakcocokan antara dua hal yang tampak bertentangan, misalnya negara kaya dengan sumber daya alam, tapi rakyatnya mayoritas miskin.  Dalam bahasa yang lebih sederhana, paradoks terjadi ketika dua hal yang berbeda atau bertentangan muncul bersamaan, yang bisa membuat kita mempertanyakan cara pandang kita terhadap sesuatu.

 

Salah satu contoh klasik adalah "paradoks Achilles dan Kura-kura" yang dikemukakan oleh filsuf Zeno. Dalam paradoks ini, Achilles, yang berlari lebih cepat dari kura-kura, memberi kura-kura sedikit keunggulan. Zeno berargumen bahwa Achilles tidak akan pernah dapat mengejar kura-kura karena sebelum ia mencapai posisi kura-kura, kura-kura sudah bergerak sedikit lebih jauh. Secara logika, meskipun Achilles lebih cepat, ia tetap tidak bisa mengejar kura-kura. Paradoks ini mengarah pada diskusi tentang konsep jarak, waktu, dan limit dalam matematika.

 

"Kurang lebih lebih banyak": Sebuah pernyataan yang tampaknya bertentangan, di mana berkurangnya sesuatu justru bisa menghasilkan lebih banyak manfaat. Misalnya, dalam konteks ekonomi, pengurangan jumlah barang atau sumber daya yang terbatas bisa menciptakan lebih banyak nilai atau peningkatan kualitas dalam jangka panjang.

 

"Semakin banyak kita tahu, semakin kita sadar bahwa kita tidak tahu": Ini adalah paradoks yang menyiratkan bahwa pengetahuan seringkali memperlihatkan keterbatasan kita, dan semakin kita mempelajari sesuatu, semakin kita menyadari banyak hal yang belum kita pahami.

 

Dalam konteks sosial atau politik, paradoks sering muncul ketika ada perbedaan antara teori dan praktik. Misalnya, meskipun negara mengklaim berkomitmen pada kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia, praktik pemerintahan sering kali tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut dengan membungkam suara mahasiswa.

 

Paradoks Indonesia merujuk dinamika sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, serta kontradiksi-kontradiksi yang ada dalam perkembangan negara ini. Meskipun Indonesia menganut sistem demokrasi, banyak kebijakan dan tindakan yang justru memperlihatkan perilaku otoriter atau tidak mendemokratis, ini namanya paradoks.

 

Ketimpangan yang terus berkembang antara kelompok masyarakat kaya dan miskin, serta bagaimana kondisi ini menciptakan ketegangan sosial. Meskipun Indonesia memiliki sistem demokrasi, pada kenyataannya banyak keputusan politik yang dipengaruhi oleh segelintir elit atau kelompok oligarki yang memiliki kekuasaan ekonomi dan politik yang besar, ini paradoks juga namanya.

 

Paradoks Indonesia juga adalah saat negeri ini jelas dijajah oligarki, namun mulut para pejabat dan pemimpin teriak nkri harga mati. Paradoks para pejabat juga terlihat saat mulut mereka teriak : saya pancasila, namun tak berselang lama, mereka ditangkap KPK karena korupsi. Lebih para lagi ketika para pejabat dan pemimpin justru membudak oligarki dan memusuhi rakyat.

 

Indikator negara dijajah oleh oligarki dapat dilihat dari beberapa ciri dan dinamika yang terjadi dalam pemerintahan, perekonomian, dan hubungan sosial masyarakat. Oligarki sendiri merujuk pada sistem di mana kekuasaan berada di tangan sekelompok kecil individu atau keluarga yang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi.

 

Ketika konsentrasi kekayaan milik rakyat di tangan segelintir orang adalah salah satu indikator sebuah negeri dijajah oligarki.  Sebagian besar kekayaan dan sumber daya negara dikendalikan oleh kelompok kecil orang atau keluarga. Mereka memiliki perusahaan besar, tanah, dan sumber daya alam yang mengendalikan ekonomi. Peningkatan ketimpangan ekonomi di mana sebagian kecil populasi menguasai sebagian besar kekayaan.

 

Ketika pengaruh politik yang besar oleh kelompok tertentu, maka itu pertanda negara dikuasi oligarki.  Kelompok oligarki memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan politik dan pemerintahan. Mereka dapat mempengaruhi kebijakan negara untuk keuntungan pribadi mereka. Lobbying yang kuat terhadap legislator atau eksekutif, serta pembiayaan kampanye politik untuk mendapatkan posisi kekuasaan.

 

Jika kasus korupsi tinggi di kalangan para pejabat, maka hal ini juga merupakan indikasi bahwa suatu negeri dijajah oligarki.  Oligarki sering kali terlibat dalam praktik korupsi untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan mereka. Korupsi ini bisa melibatkan pejabat pemerintah, pengusaha, dan pemimpin politik. Pengalihan anggaran negara ke proyek-proyek yang menguntungkan para oligark, atau pemberian kontrak pemerintah kepada perusahaan yang dimiliki oleh kelompok oligarki.

 

Jika terjadi ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya, maka itu juga pertanda bahwa suatu negeri dikuasai oligarki.  Masyarakat umum sulit mengakses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan karena kelompok oligarki mengontrol sektor-sektor penting yang biasanya melayani kebutuhan publik. Pendidikan berkualitas hanya dapat diakses oleh kalangan kaya, dan layanan kesehatan serta infrastruktur dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kepentingan oligarkis.

 

Monopoli dan kartel ekonomi juga bagian dari indikator negera dikuasai oligarki.  Kelompok oligarki mengendalikan pasar dan menciptakan monopoli atau kartel yang merugikan konsumen dan menghambat persaingan yang sehat. Hal ini mengarah pada ketidakadilan sosial dan ekonomi. Satu atau dua perusahaan besar yang menguasai seluruh industri, seperti energi, telekomunikasi, atau pangan.

 

Indikator berikutnya adalah ketika ada pembatasan kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Oligarki sering kali berusaha membatasi kebebasan berpendapat dan berorganisasi untuk menghindari perlawanan terhadap kekuasaan mereka. Mereka bisa menggunakan alat negara seperti polisi atau militer untuk menekan oposisi. Penangkapan aktivis, jurnalis, atau pemimpin oposisi yang kritis terhadap pemerintah atau pengusaha oligarki.

 

Kepentingan kelompok oligarki mendominasi kebijakan publik, sehingga kebijakan negara lebih menguntungkan kelompok kecil tersebut, bukannya kesejahteraan rakyat banyak. Kebijakan pajak yang menguntungkan para pemilik besar perusahaan atau peraturan yang melindungi monopoli mereka.

 

Pemilihan umum sering kali dikendalikan atau dimanipulasi untuk memastikan bahwa orang-orang yang berada di bawah pengaruh oligarki tetap berkuasa. Kecurangan dalam pemilihan umum, pembatasan kandidat oposisi, atau kontrol terhadap media untuk mempengaruhi opini publik.

 

Negara yang dikuasai oleh oligarki sering kali bergantung pada kekuatan asing untuk melanggengkan kekuasaannya, yang bisa menjadi bentuk penjajahan ekonomi atau politik oleh negara atau perusahaan asing. Penguasaan sumber daya alam oleh perusahaan multinasional yang didukung oleh oligarki domestik.

 

Kekuasaan politik dan ekonomi terkonsentrasi pada kelompok kecil, yang sering kali membuat keputusan yang tidak memperhatikan kepentingan masyarakat luas. Kebijakan pemerintah yang hanya menguntungkan para elit dan tidak memperhatikan kebutuhan rakyat banyak.

 

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 05/03/25 : 08.32 WIB) 


__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.