Oleh : Ahmad Sastra
Sedikitnya 16 warga Palestina tewas dalam sebuah
serangan udara Israel yang menghantam kerumunan pelayat di Jalur Gaza,
sebagaimana diberikatakan oleh tempo.co, 20 Maret 2025 | 18.00 WIB.
Sedikitnya 16 warga Palestina tewas
dan lebih dari 30 orang lainnya terluka dalam sebuah serangan udara Israel yang
menghantam kerumunan pelayat di Jalur Gaza utara pada Rabu
malam waktu setempat. Menurut laporan Kantor Berita Palestina WAFA seperti
dikutip Antara, serangan tersebut menghantam daerah Salatin
di Beit Lahia saat sebuah acara untuk mengenang para korban serangan Israel
sebelumnya sedang digelar. Militer Israel tidak langsung memberikan komentar
pasca-insinden itu.
Dilansir juga oleh tempo.co, bahwa staf PBB Tewas
akibat Serangan Israel di Gaza, Antonio Guterres Berduka. Sekjen PBB Antonio Guterres mengaku
"sangat sedih dan terkejut" atas tewasnya seorang staf PBB akibat
pengeboman Israel di Jalur Gaza. Ia mengecam semua serangan terhadap personel
PBB serta menyerukan investigasi penuh. Hal tersebut disampaikan oleh juru
bicara (jubir) Sekjen PBB pada Rabu seperti dilansir Antara.
Sementara dalam pertemuan darurat Liga Arab menyerukan
Washington untuk memastikan Israel mematuhi gencatan senjata Gaza yang
ditengahi oleh Mesir, Qatar, dan AS. Pertemuan darurat Liga Arab di
Kairo pada Rabu malam menyerukan Amerika
Serikat untuk menekan Israel agar menghentikan pelanggaran perjanjian
gencatan senjata Gaza.
Seruan itu datang dalam resolusi akhir yang
dikeluarkan setelah pertemuan delegasi permanen, yang diadakan untuk membahas
dimulainya kembali genosida Israel di kantong itu sejak Selasa.
Sedikitnya 436 orang tewas dan lebih dari
670 lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang baru di Gaza sejak Selasa,
menghancurkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku pada 19 Januari.
Resolusi itu mendesak "AS, sebagai penjamin
perjanjian gencatan senjata, untuk memaksa Israel, kekuatan pendudukan,"
untuk menghentikan pelanggaran, sepenuhnya menerapkan semua fase gencatan
senjata – yang ditengahi melalui mediasi Mesir, Qatar, dan Amerika – dan segera
melanjutkan tahap kedua dan ketiga.
Mereka juga menuntut Israel "menarik seluruh
pasukan dari semua wilayah Jalur Gaza, pencabutan blokade pengiriman bantuan
kemanusiaan, serta bantuan medis segera, tanpa syarat, dan memadai tanpa
hambatan".
Liga Arab adalah sebuah organisasi regional yang
terdiri dari negara-negara Arab di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Organisasi ini didirikan pada 22 Maret 1945, dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kerjasama politik, ekonomi, sosial, dan budaya antara
negara-negara anggotanya. Saat ini, Liga Arab terdiri dari 22 negara anggota,
meskipun beberapa negara mungkin mengalami ketegangan politik yang memengaruhi
hubungan antaranggota.
Tujuan utama Liga Arab adalah untuk memperkuat
solidaritas antara negara-negara Arab, menjaga kemerdekaan dan kedaulatan
negara-negara anggotanya, serta memperjuangkan kepentingan bersama di berbagai
tingkat internasional. Liga Arab juga memainkan peran penting dalam upaya
perdamaian dan penyelesaian konflik di kawasan, seperti dalam konflik
Israel-Palestina dan krisis lainnya di Timur Tengah.
Beberapa lembaga yang dibentuk oleh Liga Arab antara
lain, seperti Liga Arab untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (ALECSO), serta
Komite Palestina yang menangani masalah terkait Palestina.
Dalam KTT Liga Arab ke-25 di Kuwait City berakhir hari
Rabu (26/3) tahun 2014, para pemimpin
Arab mengatakan akan tetap menganggap Israel sebagai negara tidak sah dan
menyalahkan Israel atas semua masalah dalam melakukan upaya perdamaian.
Pertemuan tahun ini diwarnai semakin mendalamnya
perpecahan diantara negara-negara anggota, tetapi posisi mereka tetap bersatu
terkait konflik Israel-Palestina. Wakil menteri luar negeri Kuwait Khaled
al-Jarallha membacakan komunike akhir pada penutupan KTT itu, mengatakan “isu
Palestina masih menjadi fokus keprihatinan kami di dunia Arab.”
Liga Arab mengutuk perluasan pemukiman oleh Israel dan apa yang disebutnya
penodaan tempat-tempat suci Islam di Yerusalem. “Kami sepenuhnya menyalahkan
Israel atas kurangnya kemajuan dalam proses perdamaian dan berlanjutnya
ketegangan di Timur Tengah,” kata deklarasi itu. “Kami menyatakan penolakan
yang mutlak dan tegas untuk mengakui Israel sebagai sebuah negara Yahudi.”
Negara anggota Liga Arab memiliki banyak
potensi untuk mengalahkan Israel jika mau bersatu. Potensi militer
negara-negara anggota Liga Arab bervariasi secara signifikan, tergantung pada
ukuran, anggaran pertahanan, teknologi, dan kebijakan militer masing-masing
negara. Secara umum, negara-negara di Liga Arab memiliki potensi militer yang
cukup kuat, terutama negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat
Arab. Mestinya dengan potensi senjata dan tentara, liga Arab bersatu untuk
menyerukan jihad melawan Israel.
Sebagai contoh kekuatan militer negara anggota liga
Arab, yakni Mesir. Angkatan Darat Mesir memiliki lebih dari 400.000 personel
aktif, dengan tambahan pasukan cadangan yang signifikan. Mesir memiliki peralatan militer canggih,
termasuk pesawat tempur F-16, tank M1 Abrams, dan kapal perang modern. Mereka
juga memiliki kapasitas produksi senjata domestik yang cukup besar. Mesir
memiliki sejarah panjang dalam operasi militer dan berperan besar dalam
konflik-konflik regional seperti konflik dengan Israel dan terlibat dalam
operasi perdamaian internasional.
Sementara Arab Saudi, memiliki sekitar 225.000 tentara
aktif, meskipun mereka juga mengandalkan sejumlah besar pasukan cadangan dan
pasukan dari negara-negara sekutu. Arab Saudi memiliki armada militer yang
sangat modern, termasuk pesawat tempur F-15, F-16, dan Eurofighter Typhoon,
serta sistem pertahanan udara seperti THAAD dan Patriot. Arab Saudi memiliki
kemampuan militer yang kuat, yang digunakan terutama untuk mempertahankan
kawasan Teluk.
Sementara itu, dengan angkatan bersenjata yang lebih
kecil, sekitar 60.000 tentara aktif, Uni Emirat Arab (UEA) lebih mengandalkan
teknologi canggih dan pasukan terlatih. UEA memiliki peralatan militer modern,
termasuk pesawat tempur Mirage 2000, F-16, dan helikopter Apache. Mereka juga
memiliki sistem pertahanan udara canggih dan kapal perang modern. UEA sering
terlibat dalam operasi militer internasional dan memiliki pasukan elit yang
sangat terlatih.
Para pemimpin negara anggota liga Arab semestinya
memiliki kesadaran tinggi bahwa sesama muslim di seluruh dunia adalah saudara
yang harus ditolong jika meminta pertolongan. Karena itu seruan yang mesti
dilakukan dalam urusan palestina saat ini adalah menyerukan jihad dan persatuan
umat Islam seluruh dunia, bukan malah mendesak AS untuk menghentikan serangan
Israel atas rakyat Palestina.
Setidaknya ada empat ayat dalam Al Qur’an yang
menyerukan persatuan umat Islam, bukan perselisihan dan perpecahan. Pertama, Surah
Al-Hujurat (49:10): "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang bertikai, dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."
Kedua, Surah Al-Imran (3:103): "Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. Dan
ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan,
lalu Allah menyatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara."
Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk selalu bersatu
dan berpegang teguh pada ajaran agama Allah, serta mengingatkan kita tentang
nikmat Allah yang menyatukan umat Islam yang dahulu terpecah.
Ketiga, Surah Al-Anfal (8:46): "Dan taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."
Ayat ini menekankan pentingnya kesatuan dalam
menghadapi tantangan, dengan menghindari perselisihan yang dapat melemahkan
kekuatan umat.
Keempat, Surah Ash-Shu'ara (26:227): "Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan banyak sekali yang
saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan
kesabaran."
Jika ditinjau dari perspektif politik Islam, maka bisa
ditelusuri secara historis bahwa penjajahan zionis atas palestina adalah ketika
umat Islam kehilangan pelindungnya, yakni khilafah Islamiyah. Sebab ketika
masih ada khilafah, negeri Palestina mendapat perlindungan maksimal dari
berbagai bentuk ancaman.
Bahkan Khalifah Umar bin Khaththab ra, memberikan
amanah kepada kaum muslimin untuk melindungi kaum Nashrani dari ancaman Yahudi
dengan mencegah Yahudi tinggal di Palestina. Hal itu dituangkan dalam
Perjanjian Umariyah/Perjanjian Illiya tatkala penduduk Palestina yang semuanya
Nashrani menyerahkan secara sukarela tanahnya kepada kaum Muslimin.
Ketika khilafah islamiyah runtuh pada tahun 1924, maka
tak ada lagi perlindungan atas bumi Palestina yang diberkahi itu. Sebaliknya,
dengan leluasa zionis Israel terus melakukan berbagai bentuk kezaliman atas
kaum muslimin dan bahkan merubut tanah-tanah palestina sedikit demi sedikit.
Palestina adalah persoalan umat Islam sedunia, karena tanah Palestina
adalah milik umat Islam.
Persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah
Israel yang merampas tanah kaum muslimin dan melakukan pendudukan dan
penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel terusir dan lenyap dari Palestina.
Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa
diraih dengan perdamaian, diplomasi atau perjuangan orang perorang.
Mengapa perdamaian bukan merupakan opsi solusi atas
krisis Palestina Israel, sebab perdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan
eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan
menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi
Sabilillah mengusir zionis dari bumi Palestina, sebagai dahulu para pahlawan
mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia.
Menghapi imperialisme negara tidaklah bisa dilakukan
oleh orang perorang, namun idealnya harus dihadapi lagi oleh sebuah institusi
negara. Untuk itu adalah keharusan negeri-negeri muslim segera bertobat kepada
Allah, lantas bangki dan bersatu padu melawan segala bentuk penjajahan. Jika
dahulu khilafah Islam mampu melindungi Palestina, karena semua negeri muslim
bersatu padu, tidak tercerai berai.
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 21 Ramadhan 1446 H – 21 Maret
2025 M : 08.27 WIB)