Oleh : Ahmad Sastra
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS AlAhzab : 21)
Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok yang tidak hanya
dikenang sebagai seorang pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai pejuang Islam
yang gigih dalam menyebarkan agama Allah. Perjuangan beliau dalam menegakkan
Islam sangat luar biasa, baik dalam aspek individu, keluarga, masyarakat dan
negara.
Pada awalnya, Rasulullah SAW mulai menyampaikan wahyu
Allah di Mekkah, meskipun mendapat banyak rintangan dan tantangan dari kaum
Quraisy. Beliau menghadapi penghinaan, cacian, dan tekanan fisik yang keras,
bahkan keluarganya sendiri, seperti Abu Lahab, menentangnya. Namun, dengan
kesabaran dan keteguhan iman, Rasulullah SAW terus menyebarkan ajaran Islam
meskipun dengan risiko yang sangat besar. Di Mekah ada beberapa individu yang
kemudian masuk Islam.
Setelah mengalami penindasan yang semakin berat di
Mekkah, Rasulullah SAW bersama para pengikutnya melakukan hijrah ke Madinah
pada tahun 622 M. Peristiwa ini merupakan titik balik besar dalam sejarah
Islam, karena di Madinah, beliau tidak hanya menjadi pemimpin agama, tetapi
juga pemimpin negara. Hijrah merupakan strategi yang sangat penting dalam
membangun kekuatan umat Islam. Madinah inilah, Islam mencapai kesempurnaan
penerapan, dari individu hingga negara Islam Madinah.
Salah satu pertempuran besar yang dihadapi oleh
Rasulullah SAW adalah Perang Badar pada tahun 624 M. Pada waktu itu, pasukan
Muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit berhasil mengalahkan pasukan Quraisy
yang jauh lebih besar. Kemenangan ini menjadi simbol kekuatan dan keimanan umat
Islam dalam menghadapi musuh yang lebih kuat, dan juga merupakan kemenangan
penting dalam memperkuat kedudukan Islam di Jazirah Arab.
Perang Uhud terjadi pada tahun 625 M, di mana pasukan
Muslim mengalami kekalahan meskipun mereka sempat memenangkan pertempuran awal.
Meskipun pasukan Muslim kalah dalam pertempuran ini, Rasulullah SAW menunjukkan
ketabahan dan kebijaksanaan dalam menghadapi situasi tersebut. Beliau juga
mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga kedisiplinan dan tidak melanggar
perintah yang telah diberikan, seperti yang terjadi dengan pasukan pemanah yang
meninggalkan posisi mereka di bukit.
Perang Khandaq (atau Perang Parit) terjadi pada tahun
627 M, di mana pasukan Muslim di Madinah harus menghadapi koalisi besar yang
terdiri dari pasukan Quraisy dan beberapa suku Arab lainnya. Dengan bantuan
dari para sahabat, Rasulullah SAW memerintahkan penggalian parit sebagai
pertahanan kota Madinah. Dalam pertempuran ini, Rasulullah SAW menunjukkan
kepemimpinan yang luar biasa, serta kemampuan strategi militer yang cerdas.
Akhirnya, koalisi musuh gagal mengepung Madinah dan pasukan Islam tetap
bertahan.
Perjanjian Hudaibiyah yang ditandatangani pada tahun
628 M antara Rasulullah SAW dan kaum Quraisy adalah sebuah langkah diplomasi
yang sangat penting. Meskipun tampak seperti sebuah perjanjian yang
menguntungkan pihak Quraisy, Rasulullah SAW dapat memanfaatkan waktu yang
diberikan dalam perjanjian untuk memperluas penyebaran Islam. Dalam beberapa
tahun setelah perjanjian ini, banyak suku Arab yang masuk Islam, yang
mempercepat kemajuan agama Islam di Jazirah Arab.
Pada tahun 630 M, setelah mengalami beberapa
ketegangan dan pelanggaran terhadap perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW
memimpin pasukan Islam untuk menaklukkan Mekkah. Tanpa perlawanan besar,
Rasulullah SAW berhasil merebut kembali kota Mekkah dan membersihkan Ka'bah
dari berhala-berhala. Penaklukan Mekkah menandakan kemenangan besar bagi Islam
dan Rasulullah SAW, serta simbol kemenangan moral bagi umat Islam yang telah
lama tertindas.
Rasulullah SAW juga berjuang untuk menjaga persatuan
umat Islam. Setelah menaklukkan Mekkah, beliau berusaha membangun hubungan yang
lebih baik dengan para sahabat dan masyarakat yang beragam, baik yang beragama
Islam maupun yang tidak. Beliau menekankan pentingnya persaudaraan dan kerja
sama dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur.
Selain perjuangan fisik, Rasulullah SAW juga berjuang
untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam diri umat Islam. Beliau
mengajarkan tentang keadilan, kasih sayang, kebenaran, dan pentingnya menjaga
hubungan baik dengan sesama manusia, serta dengan Allah SWT. Ajaran-ajaran ini
masih menjadi pedoman hidup bagi umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini.
Perjalanan perjuangan Rasulullah SAW selama 20 tahun
dapat dibagi menjadi beberapa periode. Pertama, Periode Mekah (610-622 M), Rasulullah
SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril pada tahun
610 M. Rasulullah SAW mulai berdakwah kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Rasulullah
SAW dan pengikutnya mengalami tekanan dan penyiksaan dari orang-orang Mekah.
Kedua, Periode Hijrah (622 M). Rasulullah SAW dan
pengikutnya melakukan hijrah (migrasi) dari Mekah ke Madinah. Rasulullah SAW
membangun komunitas Muslim di Madinah dan memulai proses pembangunan negara
Islam.
Ketiga, Periode Madinah (622-632 M). Rasulullah SAW
memimpin komunitas Muslim di Madinah dan memperluas wilayah kekuasaan Islam. Rasulullah
SAW menghadapi beberapa peperangan melawan orang-orang Mekah dan lain-lain. Rasulullah
SAW juga membangun sistem pemerintahan, ekonomi, dan sosial di Madinah.
Keempat, Periode Penaklukan (630-632 M). Rasulullah
SAW memimpin pasukan Muslim dalam penaklukan kota Mekah dan lain-lain. Rasulullah
SAW juga memperluas wilayah kekuasaan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Kelima, Periode Wafat (632 M). Rasulullah SAW wafat
pada tahun 632 M di Madinah. Abu Bakar, salah satu sahabat Rasulullah SAW,
menjadi khalifah pertama Islam.
Dalam 20 tahun perjalanan perjuangan Rasulullah SAW,
beliau telah berhasil membangun komunitas Muslim yang kuat dan solid. Membangun
sistem pemerintahan, ekonomi, dan sosial yang adil dan sejahtera. Memperluas
wilayah kekuasaan Islam ke seluruh Jazirah Arab. Meninggalkan warisan yang sangat
berharga bagi umat Islam, yakni Islam, ulama dan khilafah.
Inspirasi perjuangan Rasulullah SAW dalam
menegakkan Islam dapat dijadikan landasan bagi umat Islam di Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita negara yang berdasarkan syariah Islam secara kaffah
(total). Konsep "syariah kaffah" dalam konteks Indonesia mengacu pada
penerapan ajaran Islam secara menyeluruh dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya, sesuai dengan prinsip-prinsip
yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan
Islam memberikan banyak inspirasi bagi umat Islam di Indonesia dalam mewujudkan
cita-cita negara yang bersyariah kaffah. Prinsip-prinsip yang beliau
ajarkan—seperti keadilan, persatuan, pendidikan, musyawarah, dan kesejahteraan
umat—merupakan landasan yang sangat relevan untuk diterapkan dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dengan mengikuti teladan Rasulullah SAW,
umat Islam di Indonesia dapat berupaya membangun negara yang berdasarkan
syariah yang akan mewujudkan prinsip-prinsip keadilan, kemakmuran, dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Jika Rasulullah telah menginspirasi
menegakkan Daulah Madinah Al Munawwarah, maka umat Islam harus berjuang
menegakkan daulah khilafah, sebagai konsekuansi meneladari Rasulullah SAW.
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 27 Ramadhan
1446 H – 27 Maret 2025 M : 12.46 WIB)