[9] Tadarus Pemikiran PAHAM MODERNISME DAN KETERASINGAN SPIRITUAL



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Paham modernisme adalah sebuah aliran atau gerakan budaya, seni, dan pemikiran yang muncul pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Gerakan ini berusaha untuk merespons perubahan sosial, politik, dan teknologi yang cepat pada masa itu. Modernisme menolak tradisi dan nilai-nilai lama, serta mencoba mencari bentuk ekspresi baru yang lebih sesuai dengan zaman modern.

 

Dalam seni dan sastra, modernisme sering ditandai dengan eksperimen bentuk, penekanan pada subjektivitas, serta perasaan alienasi atau ketidakpastian. Ini juga berfokus pada penyelidikan tentang realitas dan persepsi manusia, seringkali mengabaikan narasi tradisional atau struktur yang mudah dipahami.

 

Beberapa ciri khas modernisme meliputi: Pertama, Eksperimen bentuk. Penggunaan bentuk baru dalam sastra, seni, dan arsitektur yang jauh dari konvensi klasik. Kedua, Kritik terhadap tradisi. Penolakan terhadap norma-norma budaya dan sosial lama.

 

Ketiga, Individualisme. Penekanan pada perspektif pribadi dan pengalaman subjektif. Keempat, Kehilangan makna atau alienasi. Banyak karya modernis menggambarkan perasaan keterasingan, ketidakpastian, atau krisis identitas. Kelima, Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi. Modernisme sering kali berhubungan dengan kemajuan teknologi dan penemuan ilmiah yang mempengaruhi cara orang berpikir tentang dunia.

 

Sejarah lahirnya paham modernisme dapat ditelusuri melalui beberapa peristiwa dan perubahan besar yang terjadi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Modernisme bukanlah sebuah gerakan yang muncul secara tiba-tiba, melainkan sebagai reaksi terhadap berbagai perubahan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang terjadi pada masa itu.

 

Revolusi Industri yang dimulai pada akhir abad ke-18 di Inggris menyebabkan perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara kerja, ekonomi, dan teknologi. Dengan adanya mesin, produksi massal, dan urbanisasi, cara hidup tradisional mulai tergantikan oleh cara-cara baru yang lebih mekanis dan efisien.

 

Perubahan ini menciptakan ketidakpastian dan ketegangan sosial, yang memicu kebutuhan untuk suatu bentuk ekspresi budaya baru yang lebih sesuai dengan dunia modern.

 

Pada abad ke-19 dan ke-20, penemuan-penemuan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (seperti teori relativitas oleh Albert Einstein, teori evolusi oleh Charles Darwin, serta kemajuan dalam psikologi oleh Sigmund Freud) memberikan pandangan baru tentang dunia dan manusia.

 

Pemikiran rasional dan ilmiah mengguncang pandangan dunia tradisional yang didominasi oleh agama dan metafisika. Hal ini memicu pencarian bentuk ekspresi seni dan sastra yang lebih cocok dengan pemikiran rasional dan pemahaman baru tentang realitas.

 

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terjadi perubahan sosial dan politik yang signifikan. Revolusi sosial, pergerakan kelas pekerja, serta munculnya ideologi-ideologi baru seperti Marxisme dan sosialisme, mengubah dinamika kekuasaan dan hubungan sosial.

 

Perang Dunia I, yang terjadi pada 1914-1918, juga memengaruhi pemikiran budaya dan seni, karena perang besar ini meninggalkan bekas luka sosial, psikologis, dan politik yang mendalam. Banyak seniman dan penulis merasa dunia lama (yang dianggap stabil) telah runtuh, sehingga mereka merasa perlu untuk mencari bentuk ekspresi yang lebih sesuai dengan realitas yang berubah ini.

 

Modernisme muncul sebagai reaksi terhadap gerakan seni dan sastra sebelumnya, yaitu Romantisisme dan Realisme. Romantisisme menekankan ekspresi emosi dan imajinasi individu, sementara Realisme berfokus pada penggambaran dunia secara objektif dan faktual.

 

Meskipun kedua gerakan ini memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan seni dan sastra, modernisme berusaha untuk menanggalkan cara-cara lama tersebut dan mencari cara-cara baru yang lebih radikal dan inovatif.

 

Pada awal abad ke-20, seniman dan penulis mulai mengeksplorasi bentuk-bentuk baru dalam karya mereka. Mereka menolak konvensi artistik yang sudah mapan, seperti narasi linear dan struktur yang jelas.

 

Dalam sastra, misalnya, teknik seperti aliran kesadaran (stream of consciousness) yang digunakan oleh James Joyce dan Virginia Woolf, serta karya-karya yang mempermainkan bahasa dan bentuk, seperti puisi bebas dan ekspresionisme, mulai dikenal. Di dunia seni, seniman seperti Pablo Picasso, Henri Matisse, dan Wassily Kandinsky mulai menggali bentuk abstrak dan non-representasional.

 

Filsuf-filsuf seperti Friedrich Nietzsche, Martin Heidegger, dan Jean-Paul Sartre mengajukan pandangan yang menantang terhadap pemahaman tradisional tentang kebenaran, moralitas, dan eksistensi manusia.

 

Selain itu, pemikiran Sigmund Freud tentang alam bawah sadar juga memberikan dampak besar terhadap seni dan sastra. Freud memperkenalkan gagasan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh kekuatan bawah sadar yang tidak sepenuhnya dapat dipahami, yang menjadi tema eksplorasi dalam banyak karya seni modernis.

 

Perang Dunia I (1914-1918) memiliki dampak besar pada perkembangan paham modernisme. Kehancuran yang ditimbulkan oleh perang, serta trauma dan alienasi yang dialami oleh banyak orang, mengubah pandangan tentang kemajuan dan peradaban.

 

Banyak seniman dan penulis merasa bahwa nilai-nilai lama yang mengarah pada peradaban yang rusak harus digantikan dengan bentuk ekspresi baru yang lebih sesuai dengan kenyataan pahit pasca-perang.

 

Apa kritik Ahmad Sastra terhadap paham modernism,  ChatGPT said : Dr. Ahmad Sastra, seorang pemikir dan intelektual Islam, memberikan kritik terhadap paham modernisme, khususnya dari perspektif Islam. Kritik ini muncul sebagai respons terhadap apa yang dianggapnya sebagai pengaruh negatif dari modernisme terhadap nilai-nilai tradisional dan spiritual dalam masyarakat Islam.

 

Dr. Ahmad Sastra mengkritik modernisme karena dianggap telah menyebabkan pencarian identitas yang terasing dari nilai-nilai keislaman yang sudah ada. Modernisme, menurutnya, cenderung menekankan rasionalitas dan individualisme, yang bisa mengarah pada perasaan keterasingan dari nilai-nilai agama dan tradisi yang lebih kolektif dalam masyarakat Islam.

 

Ia berpendapat bahwa dalam mencari kemajuan dan modernitas, banyak masyarakat Islam yang kehilangan orientasi spiritual dan nilai-nilai agama yang mendalam, yang seharusnya menjadi landasan hidup.

 

Modernisme sering kali mengutamakan rasionalisme, logika, dan ilmu pengetahuan sebagai alat utama untuk memahami dunia. Dr. Ahmad Sastra berpendapat bahwa ini mengabaikan aspek spiritualitas yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dalam pandangannya, pemisahan antara dunia materi dan spiritual, yang terjadi dalam paham modernisme, tidak dapat diterima dalam Islam, di mana keduanya seharusnya saling terintegrasi.

 

Islam mengajarkan bahwa pemahaman tentang dunia harus mencakup dimensi spiritual, dan pendekatan ilmiah atau rasional tidak bisa sepenuhnya menjelaskan makna kehidupan.

 

Dr. Ahmad Sastra juga mengkritik modernisme atas dampaknya terhadap moral dan etika dalam masyarakat. Modernisme sering dikaitkan dengan liberalisme dan sekularisme, yang menekankan kebebasan individu tanpa batas, sering kali mengabaikan nilai-nilai moral dan etika yang mendalam.

 

Dalam Islam, moralitas sangat penting dan terikat dengan hukum syariah, yang memberikan pedoman hidup bagi umat Islam. Menurut Dr. Ahmad Sastra, modernisme sering kali membawa masyarakat ke arah relativisme moral, yang pada gilirannya bisa mengarah pada hilangnya pegangan moral dan etika yang jelas.

 

Kritik lainnya yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Sastra adalah bahwa modernisme sering kali mengabaikan dan meremehkan warisan kebudayaan Islam. Modernisme cenderung menilai tradisi dan kebudayaan lama sebagai usang atau tidak relevan dengan kemajuan zaman.

 

Dalam perspektif Islam, tradisi dan kebudayaan yang dibangun berdasarkan ajaran agama seharusnya tetap dihargai dan dilestarikan. Dr. Ahmad Sastra menekankan bahwa Islam tidak mengajarkan untuk menanggalkan tradisi, tetapi untuk mengembangkan dan memperbaharui tradisi tersebut sesuai dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan esensinya.

 

Salah satu kritik utama Dr. Ahmad Sastra terhadap modernisme adalah kecenderungannya untuk memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari, yang sering muncul dalam bentuk sekularisme. Dalam pandangannya, sekularisme dapat mengarah pada pemisahan antara agama dan negara, serta menjadikan agama hanya urusan pribadi, bukan bagian dari kehidupan publik.

 

Ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menganggap agama sebagai pedoman hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik pribadi maupun sosial. Menurut Dr. Ahmad Sastra, pemisahan ini dapat mengancam keutuhan moral dan spiritual masyarakat.

 

Meskipun mengkritik banyak aspek modernisme, Dr. Ahmad Sastra juga menyadari bahwa ada beberapa elemen positif dalam perkembangan modernisme, seperti kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia. Namun, ia menekankan bahwa modernisme harus dihadapi dengan kehati-hatian, dan harus dipertimbangkan secara kritis agar tidak merusak fondasi agama dan moralitas Islam.

 

Kritik Dr. Ahmad Sastra terhadap paham modernisme berfokus pada bagaimana modernisme, dengan penekanannya pada rasionalisme, individualisme, dan sekularisme, dapat mengancam nilai-nilai tradisional dan spiritual dalam masyarakat Islam. Ia berpendapat bahwa modernisme sering kali menyebabkan umat Islam teralienasi dari identitas agama dan mengabaikan pentingnya dimensi spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

 

Oleh karena itu, menurut Dr. Ahmad Sastra, modernisme harus dilihat secara kritis dan disesuaikan dengan nilai-nilai Islam yang tetap mengutamakan keseimbangan antara kemajuan duniawi dan kehidupan spiritual.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 30 Ramadhan 1446 H – 30 Maret 2025 M : 19.16 WIB)

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.