[2] Tadarus Pemikiran TENTANG FILSAFAT DAN INTEGRASI ILMU



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali Imran : 19).

 

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran : 190-191)

 

Filsafat adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pemikiran mendalam mengenai berbagai aspek dasar kehidupan, eksistensi, pengetahuan, moralitas, dan realitas. Secara harfiah, filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang berarti "cinta kebijaksanaan". Filsafat berusaha untuk mencari pemahaman tentang dunia dan tempat manusia di dalamnya melalui rasio, argumen, dan pemikiran kritis.

 

Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat realitas atau kenyataan. Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa yang ada di dunia ini? Apa itu eksistensi? Apa yang membedakan antara yang nyata dan yang tidak nyata? Metafisika mencoba untuk memahami sifat dasar dari dunia ini, seperti masalah tentang waktu, ruang, materi, dan keberadaan Tuhan.

 

Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan teori pengetahuan. Epistemologi berusaha untuk memahami bagaimana kita memperoleh pengetahuan, apa itu pengetahuan, dan apa yang membedakan pengetahuan yang sahih dari pendapat atau keyakinan biasa. Dalam hal ini, filsuf bertanya: Apa itu kebenaran? Bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu? Apa sumber dan batasan pengetahuan kita?

 

Etika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan masalah-masalah moral dan bagaimana kita seharusnya hidup. Etika berfokus pada prinsip-prinsip yang mengatur perilaku manusia, baik secara individu maupun sosial. Beberapa pertanyaan yang dijawab oleh etika adalah: Apa yang baik dan buruk? Apa yang benar dan salah? Apa kewajiban moral kita terhadap orang lain dan masyarakat?

 

Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip penalaran yang sah dan bagaimana kita dapat mencapai kesimpulan yang valid dan konsisten. Logika mengajarkan cara berpikir yang teratur dan benar, serta menghindari kesalahan dalam penalaran. Logika sering digunakan untuk menguji argumen dan memastikan bahwa premis-premisnya mendukung kesimpulannya.

 

Filsafat politik berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai keadilan, hak, negara, kebebasan, dan bagaimana masyarakat seharusnya diatur. Ini mencakup pemikiran tentang pemerintahan yang ideal, hak-hak individu, dan tanggung jawab sosial. Beberapa filsuf besar dalam bidang ini adalah Plato, Aristoteles, Thomas Hobbes, John Locke, dan Karl Marx.

 

Estetika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang keindahan, seni, dan pengalaman estetis. Estetika berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa yang membuat sesuatu itu indah? Apa itu seni? Bagaimana kita menilai karya seni? Apa hubungan antara keindahan dan kebenaran?

 

Dalam tradisi Islam, filsafat juga berkembang pesat. Para pemikir Islam menggabungkan pemikiran filsafat Yunani dengan ajaran-ajaran Islam untuk mengembangkan pandangan tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta. Tokoh-tokoh besar dalam filsafat Islam seperti Al-Farabi, Ibn Sina (Avicenna), Al-Ghazali, dan Ibn Rushd (Averroes) sangat berpengaruh dalam menciptakan dialog antara rasio dan wahyu. Mereka juga memperkenalkan pemikiran rasional dalam menjelaskan agama, alam, dan eksistensi manusia

 

Saya coba gali pemikiran saya tentang filsafat dalam ChatGPT, Dr. Ahmad Sastra adalah seorang pemikir dan filsuf Indonesia yang dikenal atas kontribusinya dalam bidang filsafat, terutama terkait dengan pemikiran yang mengintegrasikan tradisi filsafat Barat dengan konteks lokal dan budaya Indonesia. Pemikiran filsafatnya mencakup beberapa aspek penting yang relevan dengan perkembangan dunia pemikiran kontemporer, serta mampu memberikan wawasan baru dalam memahami berbagai persoalan kehidupan manusia dan masyarakat.

 

Dr. Ahmad Sastra berusaha mengintegrasikan pemikiran filsafat Barat dengan ajaran-ajaran Islam, sehingga pemikiran filsafatnya tidak hanya sekadar menyerap tradisi filsafat Barat yang dominan, tetapi juga menggali potensi filsafat dalam tradisi keagamaan Islam. Dalam hal ini, beliau mengkaji berbagai konsep filsafat Barat (seperti eksistensialisme, rasionalisme, dan empirisme) dalam konteks dunia Islam.

 

Pemikiran Dr. Ahmad Sastra banyak berfokus pada refleksi tentang hakikat kehidupan dan manusia. Ia mengkaji berbagai masalah eksistensial, seperti makna hidup, kebebasan, dan tanggung jawab moral dalam konteks individu dan masyarakat. Pandangannya menunjukkan perhatian besar terhadap pencarian makna hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan krisis nilai.

 

Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Dr. Ahmad Sastra adalah fenomenologi, yang menekankan pada pemahaman pengalaman subyektif manusia. Filsafat fenomenologi berfokus pada cara individu mengalami dunia, mengamati realitas, dan membangun makna dari pengalaman tersebut. Pemikirannya dalam hal ini memperkenalkan pemahaman bahwa untuk memahami manusia, kita perlu memahami cara mereka melihat dan mengalami dunia sekitarnya.

 

Selain kajian filosofis mengenai kehidupan, Dr. Ahmad Sastra juga memberikan perhatian terhadap etika dan pendidikan. Ia menganggap bahwa pendidikan adalah instrumen penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam. Pemikiran etika beliau lebih menekankan pada pembentukan moralitas berdasarkan prinsip-prinsip universal yang juga bisa ditemukan dalam tradisi Islam dan budaya Indonesia.

 

Dalam beberapa tulisannya, Dr. Ahmad Sastra mengkritik kondisi sosial dan politik di Indonesia, serta dampaknya terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Ia menunjukkan bahwa filsafat harus memberikan kontribusi pada perbaikan sosial dan pencarian keadilan, serta mendalami bagaimana individu berinteraksi dengan struktur sosial yang ada.

 

Pemikiran filsafat Dr. Ahmad Sastra juga mencakup aspek kosmologi, yang berhubungan dengan pemahaman tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya. Pandangannya sering kali mengaitkan filsafat dengan pemikiran keagamaan yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan dan alam.

 

Pemikiran filsafat Dr. Ahmad Sastra mencakup berbagai tema yang berhubungan dengan kehidupan manusia, integrasi tradisi filsafat Barat dan Islam, serta tanggung jawab moral dalam konteks sosial. Ia berusaha untuk mengembangkan suatu pemikiran yang tidak hanya relevan dengan konteks global tetapi juga mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

 

Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah : 208)

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 22 Ramadhan 1446 H – 22 Maret 2025 M : 12.41 WIB)

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.