ISTIQOMAH DI JALAN DAKWAH ISLAM KAFFAH



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Benarlah bahwa sejarah selalu berulang. Dahulu, di saat para Nabi dan Rasul mendakwahkan Islam, selalu ada para penghalangnya yang sekuat tenaga dan dengan berbagai cara berusaha untuk menghentikan dakwah Islam. Para penghalang dakwah Islam para Nabi adalah dari golongan kafir, musyrik dan munafik.

 

Begitupun yang terjadi pada saat ini, di saat kaum muslimin telah memiliki kesadaran akan pentingnya menerapkan Islam kaffah sebagai solusi tuntas atas berbagai masalah negeri yang kian carut marut, maka seketika banyak yang berusaha menghalanginya. Dengan berbagai cara, para penghalang dakwah terus berusaha menghentikan gelombang dakwah Islam kaffah di seluruh penjuru negeri dan bahkan di seluruh dunia.

 

Berbagai narasi radikalisme dan terorisme disuarakan oleh para penghalang dakwah Islam kaffah dengan tujuan propaganda, fitnah, dan tentu saja untuk menjalankan proyek Barat sebagai bagian dari perang peradaban. Sebab di tengah peradaban Barat yang makin sekarat, mereka menyadari kebangkitan umat Islam di seluruh dunia. Para kompardor kekufuran seolah kebakaran jenggot saat melihat kibaran ar rayyah dan al liwa, bendera pemersatu umat Islam sedunia bertuliskan kalimat tauhid.

 

Melalui perang pemikiran (ghozwul fikri), mereka memanfaatkan para agen yang tersebar di seluruh dunia untuk melakukan kontra narasi atas perjuangan penerapan Islam dalam institusi negara, dakwah Islam kaffah dan persatuan umat Islam di seluruh dunia dalam satu kepemimpinan seorang khalifah. Tak ada makan siang gratis, tentu para agen barat itu mendapatkan upah, baik berupa uang maupun beasiswa pendidikan.

 

Sebagaimana contoh dalam sejarah, dakwah Islam Nabi Musa dihadapkan dengan hegemoni kekuasaan jahiliah yang dipimpin oleh fir’aun. Begitupun dakwah Nabi Ibrahim yang harus menghadapi hegemoni kekuasaan jahiliah dibawah kepemimpinan Namrud. Meski banyak ujian, namun pada akhirnya dakwah Islam yang dibawa para Nabi dan Rasul berhasil mengalahkan. Bahkan Rasulullah berhasil menegakkan daulah Islam di Madinah, untuk menerapkan syariah Islam kaffah karena pertolongan Allah.

 

Perjuangan menegakkan Islam adalah jihad melawan hegemoni kekuasaan jahiliah sejak zaman para Nabi dan Rasul. Kekuasaan jahiliah adalah pemerintahan yang tidak menerapkan Islam dan telah melahirkan kehidupan masyarakat yang diliputi berbagai bentuk kerusakan, kezoliman dan kejahatan. Rasulullah dihadapkan dengan hegemoni kekuasaan jahiliah, yakni hegemoni kekuasaan kaum kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal.

 

Allah menagaskan bahwa hanya ada dua hukum di dunia ini, yakni hukum Allah atau hukm jahiliah sebagaimana firmanNya :  Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS Al Maidah : 50)

 

Rasulullah sangat menyadari akan pentingnya orang-orang beriman agar masuk ke dalam Islam secara kaffah, tidak parsial, apalagi meninggalkan Islam sebagaimana kaum kafir. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya :  Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah : 208).  

 

Seluruh upaya persekusi, penganiayaan, penghinaan, fitnah, cacian dan lainnya adalah upaya jahat dari musuh-musuh Allah atas dakwah Islam yang dibawa oleh Rasulullah. Rasulullah dengan tegas mengatakan bahwa hukum jahiliah adalah hukum batil dan sebaliknya menawarkan hukum Islam.

 

Dakwah Rasulullah langsung bersentuhan dengan para pembesar Quraisy yang selama ini telah berkuasa dan mendapat banyak pengikut. Mereka menilai bahwa dakwah Rasulullah intoleran, karena menolak segala sesembahan kaum jahiliah yang telah ratusan tahun dilakukan. Dakwah Rasulullah juga dianggap akan memecah belah orang Arab.

 

Salah satu kunci dalam dakwah Islam kaffah adalah ajakan kepada masyarakat untuk menegakkan khilafah Islam. Sebab hanya institusi khilafahlah yang bisa menerapkan Islam secara kaffah. Namun, bukan dakwah dan perjuangan kalau tidak ada penentangnya. Istilah khilafah yang jelas-jelas ajaran Islam diframing seolah ideologi jahat yang radikal dan merupakan produk politik manusia.

 

Pernyataan segelintir buzzerRp yang menarasikan bahwa khilafah produk politik buatan manusia, dalam arti bukan ajaran Islam, oleh KH. Shiddiq Al Jawie disebut sebagai sebuah kebohongan yang tidak sesuai dengan fakta. Hal ini karena Khilafah benar-benar terbukti sebagai ajaran Islam, karena memenuhi 3 (tiga) syarat wajib agar suatu konsep layak disebut ajaran Islam, khususnya Syariah Islam, yaitu;

 

Pertama, ada nash (teks) syariah yang menyebutkannya, baik nash Al-Qur`an maupun nash As-Sunnah. Misalnya, wajibnya sholat, adalah ajaran Islam, karena terbukti ada nash syariah yang memerintahkan umat Islam untuk menegakkan sholat. Antara lain surat Al-Baqarah ayat ke-43 : ”Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah : 43).

 

Kedua, ada status hukum-nya, yaitu terkategori ke dalam salah satu hukum dari hukum-hukum yang lima (al-ahkām al-khamsah), atau ada hukum taklīfi-nya, apakah wajib/fardhu, sunnah, mubah, makruh, atau haram. Misalnya, dalam kitab-kitab fiqih, para ulama telah menjelaskan wajibnya sholat, misalnya kitab Al-Mausū’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah yang menjelaskan bahwa : ”Sholat mempunyai poisisi yang agung dalam Islam. Sholat merupakan kefardhuan yang paling kuat dan paling afdhol setelah dua kalimat syahadat, dan merupakan salah satu rukun-rukun Islam yang lima.” (Al-Mausū’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, 27/51).

 

Ketiga, ada pengamalan-nya, yaitu terbukti dalam sejarah umat Islam bahwa suatu konsep pernah dipraktikkan oleh umat Islam, khususnya oleh Rasulullah SAW dan generasi shahabat Nabi SAW, khususnya generasi Khulafa`ur Rasyidin. Dalilnya sabda Rasulullah SAW :  ”Maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku, dan sunnah Khulafa`ur Rasyidin yang mendapat petunjuk (sesudah aku), dan gigitlah oleh kalian sunnah-sunnah itu dengan gigi gerahammu.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). 

 

Maka dari itu, syarat ketiga ini sifatnya relatif untuk generasi pasca Khulafa`ur Rasyidin, karena boleh jadi ajaran Islam yang hakiki tidak diamalkan lagi oleh umat Islam, baik karena ditinggalkan sama sekali oleh umat Islam, maupun masih dipraktikkan tetapi menyimpang dari ketentuan syariah yang sebenarnya.

 

Perjuangan dakwah Islam kaffah dengan tegaknya khilafah bisa ditelusuri jejak sejarahnya. Islam datang ke semenanjung tanah Arab empat belas abad yang lalu telah mampu mengubah dan membebaskan bangsa Arab dari kejahiliyahan. Lembah jahiliyah telah menjerumuskan bangsa Arab pada kerusakan dan kesesatan. Setelah mereka memeluk Islam bertransformasi menjadi sebaik-baik umat yang dilahirkan di dunia. Bahkan dengan memeluk Islam, bangsa Arab menjadi generasi istimewa yang menjadi saksi dan tolok ukur serta teladan bagi segala bentuk kebaikan.

 

Jika diselidiki maka sumber transformasi sosial bangsa Arab dari jahiliyah menuju kecemerlangan peradaban adalah Al Qur’an. Bangsa Arab menerima Al Qur’an dan beriman kepadanya. Dengan Al Qur’an, oleh Rasulullah, bangsa Arab dididik dan dibentuk kepribadianya, yakni pola pikir dan pola sikapnya. Dari Madrasah Rasulullah inilah terbentuk masyarakat Arab yang mulia dengan peradaban agung sepanjang sejarah dunia.

 

Dari Al Qur’an inilah terjadi sebuah transformasi peradaban dibawah dinul Islam yang haq yang dibawa oleh Rasulullah berdasarkan blue print yang telah ditetapkan dalam Al Qur’an. Dari sinilah lahir generasi Qur’ani yang kemudian mendirikan daulah Islamiyah, sebuah negara Islam yang dipimpin oleh Rasulullah SAW. Kemenangan Islam mencapai kesempurnaan melalui dakwah, jihad dan pengorbanan mereka.

 

Daulah Islam telah berhasil gemilang dan telah menakjubkan bagi dunia, baik di timur maupun di Barat. Daulah Islam telah mampu pula membebaskan manusia dari penindasan kekuasaan jahiliyah kepada rahmat dan keadilan Islam. Dengan dakwah, jihad dan daulah, generasi awal telah berkorban harta dan jiwa serta rela menanggung segala bentuk ujian berat tanpa mundur dan berkhianat sejengkalpun.

 

Generasi awal telah dengan indah memberikan contoh sebuah pencak pengorbanan harta dan jiwa demi menjaga ketegasan dan keteguhan aqidah Islam. Kita telah melihat betapa Yasir, Sumaiyah, Bilal, Suhaib dan para sahabat Rasulullah lainnya telah memberkan teladan agung bagi cinta, pengorbanan dan pengabdian kepada Allah dan RasulNya.

 

Para sahabat telah dengan indah memberikan kenangan sejarah dan perumpamaan yang agung sepanjang masa. Mereka merupakan satu generasi yang mampu menguasai diri dan tidak terperdaya dunia sehingga Allah mengangkat derajat mulia bagi mereka. Mereka adalah teladan bagi kebenaran, kesetiaan, amanah, keberanian, ketulusan, akhlak dan zuhud.

 

Generasi ini sangat paham akan firman Allah, Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka inilah orang-orang yang beruntung (QS An Nuur : 51)

 

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka merasa di dalam hatinya mereka satu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (QS An Nisaa : 65)

 

Tidaklah wajar bagi orang beriman lelaki dan perempuan apabila Allah dan Rasulnya telah menetapkan suatu urusan buat mereka kemudian mereka mencari pilihan lain (QS Al Ahzab : 36). Barang siapa yang taat kepada Rasul, maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah (QS Al Hasyr : 7)

 

Sifat mereka yang mengutamakan orang lain dari kepentingan diri adalah salah satu contoh agung dalam jihad dan perjuangan menentang musuh-musuh Allah. Dengan kekuatan aqidah dalam dadanya, mereka tidak pernah takut kepada manusia dalam ketegasan membela agama Allah. Mereka juga generasi yang murah hati, penegak keadilan dan selalu menyempurnakan segala tanggungjawab.

 

Dari kalangan merekalah, telah lahir beberapa pemuda yang menjadi panglima agung angkatan perang Islam yang gagah perkasa dan bijaksana. Contohnya adalah Usamah Bin Zaid yang berusia 18 tahun dan telah diangkat sebagai panglima perang. Dari dahwah, ukhuwah dan daulah inilah transformasi dari peradaban jahiliyah menjadi peradaban Islam mencapai kesempurnaannya.

 

Namun demikian, sejak zaman Rasul juga telah hadir para pembangkang dan pengkhianat agama. Mereka adalah kaum kafir dan munafik yang secara terang-terangan menghalangi dakwah dan perjuangan Islam yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Dan kini anak cucu abu jahal dan abu lahab terlahir kembali mewarnai jaliliyah modern.

 

Maka jangan heran jika sejarah kembali berulang dengan hadirnya kaum kafir yang selalu memusuhi dakwah Islam dan perjuangan menegakkan daulah Islam. Kaum kafir adalah mereka yang membangkang perintah Allah. Hadir pula gerombolan kaum munafik lapar yang membantu kaum kafir dengan imbalan seonggok nasi basi. Mereka rela menjadi penkhianat agama demi mendapatkan harta dan tahta dunia.

 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ?. Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. [QS An Nisaa : 60]

 

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. [QS An Nisaa : 61].

 

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. [QS An Nisaa : 63].

 

Oleh karena itu, maka tetaplah tegak berdiri sebagai seorang mukmin yang berdakwah dan berjuang demi tegaknya daulah Islam akhir zaman, meskipun dimusuhi oleh kaum kafir dan gerombolan kaum munafik. Menegakkan daulah Islam adalah bagian dari Sunnah Rasul.

 

Sebab tidak mungkin ada transformasi peradaban dari jahiliyah modern menuju Islam kaffah tanpa tegaknya daulah khilafah Islamiyah. Maka jadilah bagian para pejuangnya yang istiqomah, meski dihadapkan dengan berbagai ujian dan hambatan, jangan sampai malah jadi penghalang dan pengkhianatnya.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 17/02/25 : 15.17 WIB)

 

 

 

 


__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.