Oleh : Ahmad
Sastra
Allah
menegaskan dalam firmanNya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al Baqarah : 120)
Palestina
adalah tanah milik umat Islam yang diberkahi Allah dan menjadi salah satu
wilayah tujuan Isra Mi’raj. Allah abadikan dalam QS Al Isra ayat 1 : Maha Suci
Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Sejak
Perisai Umat hilang dihancur leburkan dimana umat Islam sejatinya adalah satu
tubuh menjadi terpecah belah, lantas Yahudi berusaha menguasainya dengan
cara nista, 78 persen tanah Palestina dicaplok Otoritas Zionisme Yahudi
pada 1948 dan disusul pendudukan Yerusalem dan wilayah Palestina lain pada
1967. Umat Islam Palestina pun kian menderita dengan Penjajahan yang tiada
henti mereka alami hingga kini.
Dengan
demikian, Klaim kaum Yahudi dibantu Barat yang selalu menyatakan bahwa apa yang
mereka lakukan selama ini terhadap bangsa Arab, khususnya penduduk Palestina,
sebagai ’self defense’ (membela diri) adalah kebohongan. Nyatanya setiap hari
mereka melakukan penggusuran, pengusiran dan pembunuhan terhadap rakyat
Palestina. Termasuk membunuhi wanita, lansia dan anak-anak.
Klaim
mereka sebagai penduduk asli tanah Palestina dan pemilik tanah yang dijanjikan
Tuhan juga dusta besar. Pernyataan itu sesungguhnya adalah kedustaan yang
dikarang oleh pendiri negara yahudi, theodor herzl. Hakikatnya mereka adalah
agresor keji. Tak ada satu pun ayat dalam kitab suci terdahulu, apalagi dalam
al-Quran, yang menyatakan Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk
mereka.
Kaum
Zionis Yahudi mendapatkan tanah Palestina lewat bantuan Inggris dan Prancis
melalui Perjanjian Sykes-Picot. Kedua negara tersebut mendukung pembentukan
negara yahudi di tanah Palestina. Kedua negara ini bersekongkol untuk
menyembelih Khilafah Utsmaniyah. Mereka lalu menjadikan tanah air kaum muslim,
termasuk tanah Palestina, sebagai harta rampasan mereka.
Karena
itu usaha paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia adalah membebaskan
Palestina dari penjajahan Israel. Sebab Islam adalah agama anti penjajahan.
Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari keterjajahan dalam berbagai
bentuknya. Bagi seorang
muslim, persoalan Palestina bukanlah persoalan sekedar persoalan kemanusiaan,
kolonialisme dan kezaliman, namun lebih dari itu adalah persoalan agama, yakni
persoalan aqidah, syariah dan politik Islam. Umat Islam wajib melek politik
Islam dalam melihat krisis palestina, bukan sekedar dari sisi solidaritas
kemanusiaan.
Dikatakan sebagai
persoalan aqidah karena Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi
kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke
masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil
Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkati.Dikatakan sebagai
persoalan syariah Islam, karena ajaran Islam sangat mengharamkan berbagai
bentuk penjahahan, ketidakadilan, kezaliman dan kemungkaran.
Baitul Maqdis di Palestina di mana Gaza berada di dalamnya adalah negeri
tujuan Isra yang diberkahi Allah adalah pertanda bahwa Palestina adalah bagian
dari wilayah kekuasaan Islam pada masa yang akan datang. Tampilnya Rasulullah
sebagai imam para Nabi menegaskan bahwa masa depan adalah milik Islam dibawah
kepemimpinan Rasulullah SAW. Batas negara Islam yang didirikan Rasulullah
melawati Baitul Maqdis Palestina dan seluruh warisan agama-agama terdahulu
berada di pundak Rasulullah SAW.
Ust Ismail Yusanto dalam aksi bela Palestina di depan kedubes Amerika
(23/01/25) menekankan bahwa Palestina dijajah terus oleh entitas Yahudi karena
tiada pelindung umat yakni diruntuhkannya Khilafah Islamiyah. Ditegaskan juga oleh Ismail bahwa solusi dua
negara adalah salah secara syariah karena tidak mungkin kita berbagi tempat
dengan penjajah. Ibarat ada maling yang masuk rumah, tidak mungkin kan rumah
dibagi dua dengan malingnya. Karena itu semangat untuk terus berjuang untuk menegakkan
kembali khilafah yang akan menuntaskan masalah Palestina dan menjaga setiap
nyawa dan wilayah kaum muslimin.
(Ahmad Sastra,
Kota Hujan, 09/02/25 : 13.17 WIB)