Oleh : Ahmad Sastra
Nama Pak Surhaji mendadak viral dan mendapatkan simpati yang luar biasa dari masyarakat Indonesia setelah kisah memilukan yang dihadapinya. Usaha Pak Surhaji yang hanya menjual es teh, karena memang sebagai rakyat kecil, dalam pandangan Islam adalah pekerjaan mulia, karena selain halal, usaha itu juga bertujuan untuk menafkahi keluarga. Maka, siapapun tidak elok menghinanya, apalagi mentertawakannya. Bisa jadi yang menghina dan mentertawakan itu tidak lebih mulia dari orang-orang yang dihina.
Allah berfirman dalam Al Qur'an : "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain; bisa jadi mereka yang dihina lebih baik dari mereka yang menghina." (QS Al Hujurat : 11)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa orang yang tampaknya lebih rendah atau dihina oleh kita, bisa jadi lebih baik dalam hal takwa, amal ibadah, dan kedekatannya dengan Allah. Oleh karena itu, kita dilarang untuk mencela, menghina, atau merendahkan sesama, karena kita tidak tahu kualitas keimanan dan amal seseorang.
Faktanya selang sehari dari kisah pilu itu, ada hamba Allah bernama Ustdz Muhammad Fakhrurrazi Anshar yang menawarkan Pak Surhaji berangkat umroh, dibiayai penuh. Subhanallah. Sementara orang yang menghina dan mentertawakan hingga saat ini masih menjadi perbincangan negatif di tengah masyarakat.
Islam mengajarkan akhlak mulia sebagai bagian penting dari ajaran agama yang mendalam dan komprehensif. Akhlak, dalam konteks Islam, berarti perilaku dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari, yang mencerminkan karakter seseorang sebagai seorang Muslim sejati.
Salah satu akhlak mulia yang di ajarkan Islam adalah menghormati orang lain. Islam mengajarkan untuk menghormati sesama, baik itu orang tua, tetangga, atau orang yang lebih muda. "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka (orang tua) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasihi aku ketika kecil'" (QS. Al-Isra: 24).
Akhlak mulia lainnya yang di ajarkan Islam adalah memberi sedekah. Islam mendorong umatnya untuk berbagi kepada yang membutuhkan, baik melalui sedekah maupun zakat. "Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji" (QS. Al-Baqarah: 261).
Rendah Hati juga merupakan fifat baik yang diajarkan Islam. Sifat rendah hati sangat dihargai dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak sombong dan tetap menjaga kesederhanaan. "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun sebesar biji sawi" (HR. Muslim).
Berkata Baik juga termasuk akhlak mulia yang diajarkan Islam dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Islam mengajarkan untuk selalu berbicara dengan perkataan yang baik dan menghindari perkataan yang menyakitkan. "Ucapkanlah kepada manusia perkataan yang baik" (QS. Al-Baqarah: 83).
Dalam Islam, menghina atau merendahkan orang lain dilarang keras karena dapat merusak keharmonisan sosial dan menciptakan kebencian di antara sesama umat manusia. Islam sangat menghargai harga diri dan martabat setiap individu, dan menghina seseorang merupakan perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama.
Islam mengajarkan untuk menghormati setiap individu sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki kehormatan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam..." (QS. Al-Isra: 70). Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada seorang pun yang lebih mulia di sisi Allah daripada orang yang paling bertakwa. Tidak ada perbedaan antara orang Arab dan non-Arab, antara orang putih dan hitam, kecuali dalam takwa" (HR. Ahmad, Al-Quda'i).
Menghina orang lain juga bisa berujung pada fitnah (menyebarkan kebohongan) dan ghibah (menggunjing orang lain di belakang). Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu saling membenci, janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menghina. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara" (HR. Muslim).
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki akhlak mulia dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bisa menyakiti perasaan orang lain, termasuk penghinaan. Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya" (HR. Bukhari).
Dengan demikian, Islam melarang keras menghina orang lain karena tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ajaran agama, yang mengutamakan saling menghormati, menjaga harga diri sesama, dan berbuat baik kepada orang lain. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk menjaga lisan dan perilaku, serta selalu berpikir positif terhadap orang lain. Sebab sebagaimana peringatan Allah, orang yang dihina bisa jadi lebih mulia dari orang yang menghina, meski terlihat sebagai orang terhormat.
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 04/12/24 : 11.33 WIB)
Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad