MENSYUKURI NIKMAT ILMU, BERKHIDMAT MULIAKAN GURU


 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Jika ada orang yang paling penting untuk ditunaikan haknya adalah seorang guru. Mengapa, sebab entah mau jadi apa dunia ini jika tak ada guru. Dari guru inilah akan lahir berbagai profesi apapun di dunia ini. Dari lisan guru inilah berkembang berbagai bidang keilmuwan, karakter dan peradaban. Maka adalah sebuah kebaikan, setiap diri selalu mensyukuri ilmu yang telah diberikan guru serta selalu berusaha berkhidmat memuliakan mereka.

 

Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar Islam, memiliki pandangan mendalam tentang kedudukan guru. Dalam beberapa karyanya, terutama Ihya Ulum al-Din, beliau menempatkan guru pada posisi yang sangat mulia dan strategis dalam pembangunan masyarakat dan pengembangan jiwa manusia. Ditegaskan oleh Plato, jika taka da pendidikan jiwa, maka bukan pendidikan namanya.

 

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa guru adalah pewaris para nabi karena tugas utama nabi adalah mendidik dan mengarahkan manusia menuju kebenaran dan kebahagiaan abadi. Guru melanjutkan tugas kenabian dalam menyebarkan ilmu dan memberikan bimbingan kepada umat manusia.

 

Al-Ghazali memandang guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu duniawi, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual. Guru bertanggung jawab untuk mengarahkan murid agar mengenal Allah, memahami tujuan hidup, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Menurut beliau, ilmu tanpa bimbingan spiritual akan menjadi sia-sia.

 

Dalam pandangan Imam Al-Ghazali, guru harus menjadi teladan akhlak bagi murid-muridnya. Akhlak guru yang mulia adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi keberhasilan pendidikan. Guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menunjukkan cara mengamalkannya melalui perbuatan.

 

Imam Al-Ghazali menekankan bahwa tanggung jawab seorang guru sangat besar, karena kesalahan dalam mengajarkan ilmu atau memberi contoh yang buruk dapat merusak generasi mendatang. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki keikhlasan, ilmu yang mendalam, dan akhlak yang terpuji.

 

Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya hubungan yang baik antara guru dan murid. Murid harus menghormati gurunya dengan penuh adab, sementara guru harus mengajar dengan kasih sayang, keikhlasan, dan tanpa pamrih. Beliau menyebutkan bahwa keberkahan ilmu sangat tergantung pada adab dalam proses belajar-mengajar.

 

Menurut Al-Ghazali, pendidikan adalah jalan menuju kesempurnaan manusia. Guru adalah pemimpin dalam proses ini, yang bertanggung jawab untuk mengarahkan murid pada jalur yang benar, baik dalam ilmu dunia maupun akhirat.

 

Kedudukan guru dalam pandangan Imam Al-Ghazali sangatlah tinggi dan terhormat. Guru dianggap sebagai pilar utama dalam pembangunan intelektual, moral, dan spiritual masyarakat. Oleh karena itu, beliau mendorong agar guru menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan, tanggung jawab, dan rasa takut kepada Allah. Sebaliknya, murid harus menghormati guru dengan penuh rasa hormat sebagai bagian dari adab dalam menuntut ilmu.

 

Banyak guru-guru yang sangat terkang dalam hati saya, semoga mereka semua selalu diberikan berkah usia dan rejeki. Semoga semua guru-guru saya sejak SD hingga perguruan tingga yang telah meninggal mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Ada banyak kenangan indah yang tak mungkin terlupakan dari jiwa saya atas jasa guru-guru saya dulu hingga sekarang.

 

Tanpa mengindahkan yang lain, mungkin saya akan sebuat nama guru-guru saya yang masih sangat terkenang. Saat duduk di bangku sekolah dasar negeri 1 wates ada beberapa guru yang masih terkenang hingga sekarang : Bu Sri Mulyani, Pak Jumadi, Bu Endah, Pak Pratikno dan Pak Paimin. Mereka adalah arsitek bagi perkembangan saya setelah lulus SD.

 

Saat menginjak bangku SMP Negeri 1 Getasan, banyak guru yang memberikan kesan dan kenangan yang luar biasa, diantaranya adalah : Pak Indra, Bu Endah, Bu Parmi, Bu Partini, Bu Eny, Bu Wiwik, Bu Tanti, Bu Kasiyem, Pak Rusmanto, Pak Badri, Pak Hartono, Sir Syamsuri dan Bu Retno. Guru-guru SMP adalah mereka yang telah mengantarkan saya ke usia dewasa.

 

Di Madrasah Aliyah Darul Muttaqien Bogor sangat banyak guru-guru insiratif saya yang hingga kini masih sangat saya kenang. Kalau dituliskan semua tentu saja terlalu banyak. Ada beberapa guru yang telah wafat misalnya Ust Hasbi Razak, Ust Jajang Abdullah, Ust Asikin, Ust Iwan Dahwani, Ust Aqshodi Rakadi, dan Ust Fredi. Semoga mereka husnul khotimah dan mendapatkan jannahNya. Aamiin.

 

Guru-guru yang hingga hari ini masih sehat, diantaranya adalah Ust Rodja, Ust Sunardi, Ust Yasin, Ust Prayitno, Ust Turhamun, dan Ust Sukiman. Mereka inilah yang telah mematangkan ilmu dan karakter saya hingga masuk jenjang usia dewasa dan memiliki kesadaran penuh akan tanggungjawab.

 

Duduk di bangku sarjana S1 saya bertemu dengan guru-guru terbaik dalam kehidupan saya. Diantaranya adalah Ust Suyud Arief, Ust Oking, Ust Hadi (alm), Ust Yusra Marasabessy (alm), Ust Saefuddin Syah (alm), Bu Zahroh (alm), Pak Damanhuri (alm), dan masih banyak lagi. Merena telah sangat berjasa untuk memahamkan saya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya.

 

Masuk jenjang s2 atau magister saya dipertemukan dengan Prof. Sulaiman Sukmalana, Dr. Hendri Tanjung, Dr. Ibdalsyah, Dr. Bahrum Agung, dan masih banyak lagi. Merekalah yang telah memberikan inpirasi untuk terus belajar dan berkarya.

 

Masuk jenjang doctoral, saya dipertemukan dengan Prof. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, Dr. Adian Husaini, Prof. Ahmad Tafsir (alm), Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, Dr.Syamsudin Arief, Prof. Dr. Sofyan Sauri, Dr. Ending Bahrudin, Prof. Dr. Ending Mujahidin dan masih banyak lagi.

 

Ya Allah semoga mereka semua mendapatkan kebaikan dari Allah, baik yang masih hidup maupun yang telah berpulang. Apalah arti diri kita hingga saat ini tanpa kehadiran mereka. Para guru itulah yang telah mengantarkan kita hingga seperti hari ini. Guru SD adalah orang-orang pertama yang menjadi arsitek kehidupan kita di kemudian hari.

 

Imam Ali memandang guru sebagai seseorang yang membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu pengetahuan. Dalam salah satu ucapannya, beliau berkata: "Orang yang mengajarkan ilmu kepadamu adalah tuanmu." Guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membimbing murid untuk memahami kebenaran dan menjalani kehidupan yang bermakna sesuai dengan nilai-nilai Islam.

 

Imam Ali sangat menekankan pentingnya adab dalam hubungan antara guru dan murid. Beliau berkata: "Aku adalah hamba bagi orang yang mengajarkan kepadaku satu huruf sekalipun. Jika dia mau, dia boleh memerdekakanku atau tetap menjadikanku hambanya."

 

Pernyataan ini menunjukkan penghormatan yang mendalam kepada guru sebagai pembimbing ilmu dan kehidupan. Guru dihormati karena jasanya dalam membentuk intelektual dan karakter murid.

 

Menurut Imam Ali, guru memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ilmu yang diajarkan membawa manfaat, bukan kerusakan. Guru harus menyampaikan ilmu dengan keikhlasan, tidak memanfaatkan murid untuk kepentingan duniawi, dan memberikan teladan dalam perilaku.

 

Beliau juga mengingatkan bahwa ilmu adalah amanah yang besar. Dalam salah satu ucapannya, beliau berkata: "Barang siapa yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka ia bertanggung jawab atas kebaikan itu."Artinya, guru harus berhati-hati dalam memberikan ilmu dan memastikan bahwa ilmunya digunakan untuk tujuan yang benar.

 

Imam Ali menyebutkan bahwa ilmu adalah obat untuk hati yang sakit dan kebodohan adalah penyakitnya. Guru dianggap sebagai "dokter" yang menyembuhkan penyakit ini dengan memberikan ilmu pengetahuan. Beliau menyatakan: "Ilmu adalah kehidupan hati dari kebutaan, cahaya mata dari kegelapan, dan kekuatan tubuh dari kelemahan." Guru memiliki peran besar dalam memperbaiki kondisi intelektual dan spiritual individu dan masyarakat.

 

Imam Ali mengajarkan bahwa guru harus menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan. Guru yang tidak menjalankan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi akan sulit membimbing muridnya dengan benar. Beliau berkata: "Jangan mengajarkan sesuatu yang tidak kamu amalkan." Ini menunjukkan bahwa guru harus menjadi panutan yang konsisten antara ucapan dan perbuatan.

 

Konsep guru menurut Imam Ali sangat menghormati peran guru sebagai pembimbing intelektual, moral, dan spiritual. Guru adalah penjaga ilmu, pemimpin akhlak, dan pengarah murid ke jalan kebenaran. Hubungan antara guru dan murid harus dibangun atas dasar penghormatan, adab, dan tanggung jawab. Guru memiliki peran mulia, tetapi juga tanggung jawab besar untuk memastikan ilmunya membawa manfaat dan menginspirasi murid untuk menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendekatkan diri kepada Allah.

 

Mari kita senantiasa mensyukuri nikmat ilmu dari guru-guru kita dan teruslah berusaha berkhidmat memulikan mereka semampu kita, setidaknya dengan lantunan doa-doa, jika mereka telah tiada atau jauh tinggal di tempat lain.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 29/11/24 : 19.15 WIB)

 

 Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

 

 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.