TERUSLAH BERSIKAP KRITIS KEPADA KEKUASAAN, JANGAN JADI BEBEK LUMPUH


 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS Ali Imran : 104)

 

Pada ayat ini Allah memerintahkan orang mukmin agar mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan makruf, dan mencegah perbuatan mungkar. Dan hendaklah di antara kamu, orang mukmin, ada segolongan orang yang secara terus-menerus menyeru kepada kebajikan yaitu petunjuk-petunjuk Allah.

 

Selain itu juga hendaknya menyuruh (berbuat) yang makruf yaitu akhlak, perilaku dan nilai-nilai luhur dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, dan mencegah dari yang mungkar, yaitu sesuatu yang dipandang buruk dan diingkari oleh akal sehat.

 

Sungguh mereka yang menjalankan ketiga hal tersebut mempunyai kedudukan tinggi di hadapan Allah dan mereka itulah orang-orang yang beruntung karena mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. (tafsir wajiz)

 

Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana tampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan agar di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (maksiat).

 

Dengan demikian umat Islam akan terpelihara dari perpecahan dan infiltrasi pihak manapun. Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk. Siapa saja yang ingin mencapai kemenangan, maka ia terlebih dahulu harus mengetahui persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya, yaitu kemenangan tidak akan tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan terwujud melainkan dengan persatuan.

 

Persatuan yang kukuh dan kuat tidak akan tercapai kecuali dengan sifat-sifat keutamaan. Tidak terpelihara keutamaan itu melainkan dengan terpeliharanya agama dan akhirnya tidak mungkin agama terpelihara melainkan dengan adanya dakwah. Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan dakwah agar agama dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluknya.

 

Dengan dorongan agama akan tercapailah bermacam-macam kebajikan sehingga terwujud persatuan yang kukuh kuat. Dari persatuan yang kukuh kuat tersebut akan timbullah kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah orang-orang yang sukses dan beruntung. (Tafsir Tahlili)

 

Para Nabi seperti Muhammad SAW, Nabi Ibrahim dan Nabi Musa telah dengan baik dalam melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, khususnya kepada kekuasaan zalim pada saat itu. Rasulullah memberikan kritik tajam atas perilaku jahiliah yang dilegitimasi oleh rezim abu jahal. Kekuasaan dictator fir'aun mendapatkan kritik keras dari Nabi Musa AS, meski disampikan dengan bahasa yang lembut. Termasuk Nabi Ibrahim yang mendakwahi raja jahat namrud untuk kembali kepada Islam. Dakwah adalah mengajak manusia atau kekuasaan kepada jalan Allah.

 

Dakwah adalah perkataan terbaik, sebagaimana ditegaskan oleh Allah : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)? (QS Al Fusilat : 33)

 

Karena itu selama hidup, seorang muslim wajib senantiasa berdakwah dan berpikir kritis atas kekuasaan. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan merumuskan suatu realitas, permasalahan, atau informasi dengan objektif dan mendalam. Ini melibatkan kemampuan untuk mempertanyakan asumsi, menyusun argumen yang kuat, dan mencari bukti yang mendukung atau menentang suatu pendapat atau gagasan.

 

Berpikir kritis tidak hanya mencakup pemahaman yang dalam, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk menghubungkan informasi dari berbagai sumber, merumuskan pendapat yang rasional, dan mengambil keputusan yang berdasarkan pertimbangan yang matang. Seorang muslim wajib mengkritisi kekuasaan dengan sudut pandang Islam.

 

Kemampuan berpikir kritis memberikan manfaat untuk memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan di antara mereka. Kemampuan untuk mengevaluasi informasi dengan kritis, mengidentifikasi argumen yang kuat dan lemah, serta memahami implikasi dari suatu informasi juga merupakan indikator berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis menghajatkan sebuah penalaran. Penalaran adalah kemampuan untuk mengembangkan argumen yang kohesif dan logis, serta mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.

 

Berpikir kritis juga merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi solusi yang kreatif dan efektif terhadap masalah atau tantangan yang dihadapi. Kemampuan untuk berpikir di luar kotak, melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan menghasilkan gagasan baru juga merupakan indikator berpikir kritis. Khususnya seorang muslim, berpikir kritis akan menghalkan sebuah solusi alternatif atas berbagai krisis multidimensi negeri ini dengan landasan islamic worldview .

 

Seorang muslim dilarang mengikuti keputusan-keputusan sistem demokrasi hanya karena ditetapkan melalui suara terbanyak. Suara terbanyak itu justru malah menyesatkan, sebab kebenaran adalah jika didasarkan oleh hokum Allah. Perhatikan firman Allah : Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan (QS Al An'am : 116).

 

Dalam Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan ayat ini dengan :  Dan seandainya ditetapkan (wahai rasul), bahwasanya engkau menuruti kebanyakan orang-orang yang berada di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari agama Allah. Mereka tidaklah berjalan kecuali di atas jalur yang mereka sangka-sangka sebagai kebenaran berdasarkan taklid mereka terhadap para pendahulu (nenek moyang) mereka. Dan tidaklah mereka berbuat kecuali sekedar berprasangka belaka dan berdusta.

 

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An'am Ayat 116 : Setelah menjelaskan tentang kebenaran nabi Muhammad, Allah melarangnya untuk menghiraukan musuh-Musuhnya yang tidak mau tergerak untuk mengikuti petunjuk Allah. Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini yang memilih kesesatan daripada hidayah, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.

 

Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka yang tidak memiliki landasan yang kuat, hanya karena mengikuti hawa nafsu belaka yang terus membuai mereka, dan mereka hanyalah membuat kebohongan yang tidak sesuai dengan kenyataan pernyataan di atas menjadi bukti kemukjizatan Al-Qur'an, karena ternyata banyak sekali manusia yang jauh dari petunjuk Allah, baik dari kalangan ahli kitab maupun lainnya.

 

Hanya Allah yang mengetahui keadaan makhluk-Nya. Siapa di antara mereka yang sesat dan siapa di antara mereka yang mendapat petunjuk. Sesungguhnya tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Semuanya akan mendapatkan balasan dari Allah di hari akhir kelak. Siapa yang mendapat petunjuk akan masuk surga, dan yang menolak kebenaran akan masuk neraka.

 

Baru saja rezim baru dilantik di negeri ini dari hasil pemilu demokrasi yang penuh kontroversi. Adalah kepastian, rezim baru adalah rezim sekuler karena lahir dari sistem sekuler yang diterapkan di negeri ini. Semua rezim pasti sekuler dimana agama dipisahkan dari sistem pemerintahan. Meskipun kalau dilihat mereka bersumpah demi Allah dibawah kitab suci Al Qur'an, namun mereka bertekad menjalankan UUD 45, bukan menjalankan isi Al Qur'an. Muslim harus memahami ini dengan baik.

 

Lebih ironis saat hampir semua partai merapat ke rezim sekuler ini, maka mereka tak akan berpikir kritis, tapi hanya akan jadi bebek lumpuh yang tak bisa berbuat apa-apa, meskipun jika kelak melihat berbagai bentuk kezaliman kekuasaan ini. Padahal mayoritas mereka adalah muslim, namun tak mampu melaksanakan perintah Allah amar ma'ruf nahi mungkar, mengajak kepada kekuasaan untuk kembali ke jalan Allah secara kaffah dalam menjalankan pemerintahan.

 

Padahal Allah memerintahkan agar memasuki Islam secara keseluruhan : Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah : 208).

 

Tafsir Wajiz menjelaskan : Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan. Kata as-silm atau as-salm di sini berarti Islam. Laksanakanlah Islam secara total, tidak setengah-setengah, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan yang menyesatkan dan memecah belah kamu. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.

 

Ayat ini diturunkan berkaitan dengan seorang Yahudi bernama abdullah bin Salam. Ia memeluk Islam tetapi masih mengerjakan sejumlah ajaran Yahudi, seperti mengagungkan Hari Sabat dan enggan mengonsumsi daging dan susu unta. Jika ditambahkan kasus kontemporer dengan adanya muslim yang justru mengikuti sistem demokrasi sekuler yang datang dari tokoh-tokoh yahudi barat. Padahal muslim sudah tahu bahwa demokrasi sekuler sudah pasti menolak Islam untuk diterapkan secara kaffah di negeri ini.

 

Maka, jika partai politik telah terjebak dalam demokrasi sekuler, otomatis akan jadi bebek lumpuh (lame duck party), tak akan mampu mulutnya memberikan kritik kepada kekuasaan, meski kekuasaan melanggar syariat Allah sekalipun. Adalah layak semua partai politik di negeri ini diberi nama Partai Bebek Lumpuh, jika tak berani mengajak kekuasaan untuk menerapkan Islam secara kaffah.

 

Padahal Allah dengan tegas memberikan perintah : Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. (QS An Nahl : 125)

 

Dalam tafsir Wajiz dijelaskan : Usai menyebut keteladanan Nabi Ibrahim sebagai imam, nabi, dan rasul, dan meminta Nabi Muhammad untuk mengikutinya, pada ayat ini Allah meminta beliau menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara yang baik, "Wahai Nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia kepada jalan yang sesuai tuntunan Tuhanmu, yaitu Islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik.

 

Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberi petunjuk dan bimbingan, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan Dialah pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 20/10/24 : 19.10 WIB)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories