Oleh : Ahmad Sastra
Lebih dari 150 warga Palestina tewas dan terluka pada Kamis malam dalam serangan udara Israel yang menargetkan sekitar 10 rumah di Jabalia, Gaza utara, tempat pengepungan dimulai 20 hari lalu "Pembantaian mengerikan sedang terjadi di Jabalia, dengan lebih dari 150 orang menjadi martir dan terluka akibat penembakan Israel. Tidak ada yang bisa bergerak untuk menyelamatkan mereka," kata pertahanan sipil Gaza dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu menambahkan bahwa militer Israel menargetkan rumah milik keluarga Najjar, Abu Al-Ouf, Salman, Hijazi, Abu Al-Qumsan, Aqel Abu Rashid, Abu Al-Tarabish, Zaqoul, dan Shaalan. "Pasukan pendudukan (Israel) mengebom seluruh blok perumahan di daerah tersebut, dan bahkan sampai sekarang, warga meminta bantuan untuk mengangkut korban luka," kata pernyataan itu. (tempo.co. Sita Planasari, Jumat, 25 Oktober 2024 10:00 WIB)
Selain pembataian warga sipil, militer Israel atau IDF mengklaim bahwa tiga komandan unit regional Hizbullah tewas pada serangan udara dalam dua hari terakhir. Menurut IDF, serangan yang dilakukan oleh jet tempur dalam waktu 48 jam sebelumnya menargetkan dan menewaskan komandan daerah Jibchit, Jouaiyya dan Qana milik Hizbullah.
Para komandan bertanggung jawab atas tembakan roket dan rudal ke kota-kota Israel dari wilayah masing-masing, kata IDF pada Rabu, 23 Oktober 2024. Sementara itu, dalam satu hari terakhir militer mengatakan bahwa sekitar 70 anggota Hizbullah tewas dalam serangan udara dan operasi darat di Lebanon selatan. IDF juga menemukan dan menghancurkan terowongan dan gudang senjata. (Tempo.co, Kamis, 24/10/24, Dewi Rina Cahyani)
The Wall Street Journal melaporkan bahwa para negosiator Arab menawarkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar kesempatan untuk melarikan diri dengan imbalan mengizinkan Mesir untuk menangani negosiasi atas nama Hamas. Namun, Sinwar menolak tawaran tersebut, karena ia disebut ingin meningkatkan operasi militer di Gaza, menurut laporan tersebut. Dalam pesan yang sebelumnya tidak dilaporkan, Sinwar mengatakan kepada mediator Arab, "Saya tidak dikepung, saya berada di tanah Palestina (Tempo.co, Ida Rusdalina, Kamis, 24 Oktober 2024 04:00 WIB).
Sementara itu, pihak Israel pada Kamis, 24 Oktober 2024, mengakui tewasnya lima perwira dan tentaranya, bersama dengan 37 orang lainnya yang terluka, akibat operasi Hizbullah di Lebanon selatan selama 24 jam terakhir, Al Mayadeen melaporkan. Menurut laporan media Israel, kelima korban tewas tersebut terjadi dalam dua insiden terpisah. Yang pertama, yang merenggut nyawa empat tentara, terjadi pada Rabu malam, sementara yang kedua terjadi pada Kamis pagi, yang mengakibatkan kematian kelima.
Dalam apa yang secara luas dianggap sebagai kampanye kotor untuk menghalangi penuntutan terhadap para pemimpin Israel di Mahkamah Pidana Internasional (ICC), muncul laporan-laporan yang menuduh Kepala Jaksa Penuntut Umum Karim Khan terkait perilakunya dengan seorang kolega wanita. Korban yang disebut-sebut belum membuat pengaduan resmi, dan Khan dengan keras membantah tuduhan tersebut. Menurut Daily Mail Inggris, yang pertama kali melaporkan berita ini, Khan menyatakan bahwa ada kampanye fitnah yang disengaja untuk melawan dia dan ICC.(Tempo.co, Ida Rosdalina, Kamis, 24 Oktober 2024 03:00 WIB)
Sampai kapan Israel akan berhenti dengan watak jahatnya, mereka tak akan berhenti, karena merasa kuat dan didukung oleh negara kafir Amerika. Tidak akan pernah berhenti selama negeri-negeri muslim tidak kompak memberikan perlawanan dengan jihad fi sabilillah. Upaya negoisasi atau resolusi taka da gunanya. Satu-satunya jalan adalah mengusir zionis dari bumi Palestina dengan jihad fi sabilillah dengan bersatunya negeri-negeri muslim dengan mengirim tentaranya.
Persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin dan melakukan pendudukan dan penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel terusir dan lenyap dari Palestina. Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian, diplomasi atau perjuangan orang perorang.
Mengapa perdamaian bukan merupakan opsi solusi atas krisis Palestina Israel, sebab perdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah mengusir zionis dari bumi Palestina, sebagai dahulu para pahlawan mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia.
Menghadapi imperialisme negara tidaklah bisa dilakukan oleh orang perorang, namun idealnya harus dihadapi lagi oleh sebuah institusi negara. Untuk itu adalah keharusan negeri-negeri muslim segera bertobat kepada Allah, lantas bangki dan bersatu padu melawan segala bentuk penjajahan. Jika dahulu khilafah Islam mampu melindungi Palestina, karena semua negeri muslim bersatu padu, tidak tercerai berai.
Membantu Palestina dengan lantunan doa, harta dan gerakan solidaritas tidaklah sia-sia, insyaaallah mendapat pahala dari Allah. Namun semua itu bukanlah solusi fundamental atas krisis Palestina. Sebab persoalan Palestina adalah masalah penjajahan yang harus diusir dari negeri para Nabi itu.
Ilustrasinya sederhana, jika ada saudara kita sedang disiksa dan mau dibunuh oleh penjahat, bantuan apa yang paling tepat untuk saudara kita itu. Membantu makanan tentu tidak tepat, sebab saat disiksa dan hendak dibunuh, dia tidak butuh makanan. Bantuan terbaik adalah membantu melawan dan mengalahkan penjahat itu, hingga teman kita terbebas dari kejahatan tersebut.
Namun perlu diingat juga bahwa dalam setiap peristiwa penjajahan negara atas negara, akan ada saja orang-orang yang justru berkhianat menjadi antek dan budak penjajah untuk mendapatkan seonggok dunia. Dahulu di zaman penjajahan belanda dan postugis maupun jepang juga muncul para pengkhianat yang rela makan tulang saudaranya sendiri. Dalam kasus palestina juga jangan kaget jika ada rakyat Indonesia yang justru memuja penjajah zionis dan membenci palestina, merekalah para pengkhianat itu.
Akhirnya, oleh karena yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis, maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim. Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam.
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 25/10/24 : 12.31 WIB)