PERBUDAKAN SEKS DIBALIK DUNIA HIBURAN


 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Amerika adalah negara demokrasi yang menjadi rujukan bagi negara-negara demokrasi seluruh dunia, sebab sejarah pemahaman demokrasi modern memang berasal dari negeri paman sam ini. Namun, penting diketahui bahwa Amerika adalah juga negeri paling jahat di dunia dan mungkin negeri paling rusak moralnya di dunia. Sebab, demokrasi berdasarkan paham sekulerisme, dimana agama tidak dianggap sebagai sumber aturan kehidupan. Disinilah dimulai kerusakan di banyak aspek di Amerika.

 

Selama berpekan-pekan industri hiburan khususnya musik di Amerika Serikat diguncang skandal kejahatan seksual yang melibatkan rapper dan produser musik papan atas, Sean Combs aka P Diddy. Musisi peraih tiga grammy award dan produser yang melejitkan sejumlah penyanyi terkenal seperti Usher, The Notorius B.I.G, Marie J Blige, dijerat sejumlah dakwaan berat; kepemilikan narkoba, perdagangan seksual, dan kekerasan seksual.

 

Sebelumnya, pemilik label rekaman Bad Boy Records ini lolos berkali-kali dari tuduhan tindakan kekerasan seksual dan narkoba. Namun kali ini puluhan bahkan ratusan korban mengajukan tuntutan. Semuanya nyaris sama; pemaksaan pemakaian narkoba, kekerasan seksual, penganiayaan dan prostitusi.

 

Sebelum kasus P Diddy mencuat, industri hiburan di Amerika Serikat juga dikejutkan dengan prostitusi perempuan di bawah umur yang melibatkan sejumlah nama selebriti papan atas, politisi dan akademisi terkemuka, hingga keluarga kerajaan Inggris.

 

Adalah Jeffrey Epstein, pengusaha kaya raya, miliarder, merangkap mucikari yang memperdagangkan remaja dan model di bawah umur kepada klien-kliennya yang rata-rata publik figur terkenal. Dalam kasus Epstein dikaitkan dengan sejumlah nama seperti pesulap David Copperfield, Michael Jackson, Bruce Willis, Leonardo DiCaprio, mantan presiden AS Bill Gates dan Donald Trump, Profesor Hukum Harvard Alan Dershowitz yang terkenal di bidang hukum pidana AS, Pangeran Andrew dari Kerajaan Inggris, sampai fisikawan Stephen Hawking.

 

Ada lagi nama Harvey Weinstein yang kini mendekam di penjara karena dilaporkan ratusan perempuan yang mengaku menjadi korban kekerasan seksualnya. Weinstein bukanlah nama sembarangan. Dia pendiri studio film raksasa Miramax. Film-film terkenal seperti  Pulp Fiction, Clerks, The Crying Game, dan Sex, Lies, and Videotape. Dia juga mendapatkan penghargaan  Academy Award menjadi produser film Shakespeare in Love.

 

Karenanya, bagi banyak orang Harvey bak dewa. Dia bisa meroketkan karir keartisan seseorang dalam sekejap, atau menghancurkannya. Karena kekuasaan itulah dia seperti bebas mengeksploitasi bintang film perempuan, terutama di awal karir mereka. Nama-nama terkenal seperti Angeline Jolie, Rose McGowan, Gwyneth Paltrow adalah deretan artis papan atas yang pernah menjadi korban pelecehan seksual Weinstein.

 

Industri hiburan di dunia Barat memang rawan eksploitasi seksual. Para pelaku umumnya adalah mereka yang punya kedudukan penting di dunia entertainment. Menentukan karir seorang artis atau calon artis. Mereka menjebak para korban dengan menjanjikan karir dan penghasilan yang bagus untuk kemudian dijadikan budak seksual.

 

Selain prostitusi, Hollywood yang riuh dengan hiburan dan popularitas, bertahun-tahun menjadi sarang kaum pedofil. Hal ini diakui Elijah Wood, aktor pemeran Frodo dalam trilogi film Lord of The Ring. Ia mengaku beruntung dilindungi ibunya dari para pemangsa aktor-aktor cilik yang ingin mendapat peran di dunia film. Sementara banyak anak-anak dibawa orang tuanya ke dunia hiburan untuk menjadi bintang terkenal, ironisnya justru dimangsa kaum predator seksual.

 

Platform film Netflix pernah menayangkan serial dokumenter berjudul Jimmy Savile: A British Horror Story. Film ini menceritakan sisi gelap presenter televisi Inggris terkenal bernama Jimmy Saville. Ia pernah dianggap sebagai tokoh pertelevisian yang dihormati dengan pujian dari berbagai platform di seluruh bangsa karena keeksentrikan dan kedermawannya. Bertemu berbagai tokoh dunia seperti PM Margaret Thatcher dan keluarga Pangeran Charles. Bahkan Kerajaan Inggris memberikan gelar bangsawan untuk Saville.

 

Setelah kematiannya pada 29 Oktober 2011 lalu, terungkap kalau Jimmy Saville bukan hanya seorang predator seksual, tetapi juga pelaku kejahatan seksual yang ganas di Inggris. Lelaki ini bertahun-tahun sukses menipu pemirsa. Diperkirakan ada seribuan korban kejahatan seksual Saville dengan jumlah paling besar adalah anak-anak.

 

Sekulerisme adalah pandangan dunia yang menolak campur tangan agama dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya. Dengan kata lain, sekulerisme adalah paham yang memisahkan antara kehidupan dengan agama. Konsep ini menganggap bahwa kebijakan publik, hukum, dan etika harus didasarkan pada akal budi, bukan agama.

 

Dalam masyarakat sekuler seperti di Amerika, kebebasan beragama diakui sebagai hak asasi manusia, tetapi agama diperlakukan sebagai urusan pribadi dan tidak mempengaruhi kebijakan publik. Bahkan di Amerika, orang mau beragama atau tidak beragama juga dibebaskan. Dari sisinilah sebenarnya peradaban barat memiliki sisi gelap yang jika ditiru akan membahayakan.

 

Sejarah kemunculan sekulerisme terkait dengan dinamika gereja di Eropa. Sejarah munculnya sekulerisme dapat ditelusuri kembali ke masa pencerahan di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Pada saat itu, pemikir-pemikir seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan Voltaire mulai mempertanyakan peran gereja dalam kehidupan masyarakat.

 

Selama Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18, paham sekulerisme semakin meluas dan menuntut pemisahan gereja dan negara. Pada saat itu, kekuasaan gereja di Prancis dikritik karena dianggap korup dan tidak mencerminkan kepentingan rakyat. Gerakan sekulerisme ini memperjuangkan hak individu untuk berpikir dan bertindak secara bebas, tanpa campur tangan agama atau kekuasaan gereja.

 

Sejak itu, pandangan sekulerisme semakin berkembang di negara-negara Barat dan menjadi dasar bagi sistem pemerintahan yang demokratis dan pluralis. Maka, sistem demokrasi jelas berpaham sekulerisme ini.

 

Sekulerisme sebagai pandangan dunia yang menekankan pada pemisahan antara agama dan negara, memiliki daya rusak bagi kehidupan sosial, politik, dan budaya sebagaimana terjadi di Amerika di atas. Pemisahan agama dan negara dapat memperlemah nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga moralitas dan etika sosial dapat menjadi kurang dihargai dan terabaikan.

 

Sekulerisme cenderung menekankan pada kepentingan dunia atau materi, sehingga spiritualitas dan nilai-nilai keagamaan dapat diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekulerisme dapat memicu individualisme dan hedonisme serta sering tidak mengindahkan halal dan haram, di mana individu cenderung lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan bersama. Seks bebas, prostitusi, miras, LGBT dan sejenisnya akan tumbuh subur dalam peradaban sekuler seperti Amerika Serikat.

 

Pemisahan agama dan negara dapat memicu terjadinya benturan antara ajaran agama dan nilai-nilai sekuler, seperti dalam hal legalisasi praktik-praktik yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama. Sekulerisme dapat memicu polarisasi dan konflik antara kelompok agama dan non-agama, terutama jika diimplementasikan dengan cara yang tidak proporsional atau memihak pada kelompok tertentu.

 

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk terus meningkatkan pemahaman akan Islam dan menolak keras paham sekulerisme di negeri ini yang jelas akan berdampak negative bagi kehidupan bangsa ini. Sekulerisme demokrasi adalah sumber malapetaka bagi bangsa.

 

Kurang apa lagi dengan contoh kerusakan yang terjadi di Amerika, apakah Indonesia akan terus menerapkan sekulerisme juga yang dalam jangka dekat dan atau panjang, negeri ini juga akan hancur lebur. Saatnya umat Islam memperkuat persatuan dan solidaritas dalam menghadapi tantangan, serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesejahteraan bersama dan mewujudkan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam) dengan menjadikan al Qur'an sebagai sumber hukum, baik individu maupun sosial kenegaraan.

 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 07/10/24 : 08.37 WIB)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories