Oleh
: Ahmad Sastra
Entitas yahudi adalah manusia-manusia binatang yang tak memiliki
rasa kemanusiaan sama sekali. Berbagai kebiadaban telah mereka pertontonkan di
depan masyarakat dunia. Di dukung oleh negara penjajah Amerika, yahudi semakin
membabi buta melakukan genosida atas bangsa Palestina, khususnya anak-anak dan
kaum perempuan.
Logika paling sederhana untuk penjajah Israel adalah diusir dari bumi
palestina. Mengusir penjajah adalah dengan perang, jihad fi sabilillah. Tidak ada
solusi yang lebih baik dan lebih tepat, selain jiha fi sabilillah. Jihad harus
dimulai dari persatuan umat Islam dan negeri-negeri muslim seluruh dunia. Jihad
harus dikomandoi pemimpin tertinggi negeri-negeri muslim yang bersatu.
Sikap yang benar didasarkan dari pemahaman dan persepsi yang
benar atas fakta. Karena itu sikap umat Islam atas konflik palestina bisa salah
jika persepsinya salah. Persepsi yang benar atas konflik Palestina Israel
adalah bahwa bumi Palestina adalah milik kaum Muslimin, bukan milik entitas
yahudi. Di sanalah Masjidil Aqsa, masjid Mulia Qiblat pertama Umat Islam
berada.
Namun, Sejak Perisai Umat hilang dihancur leburkan dimana umat
Islam sejatinya adalah satu tubuh menjadi terpecah belah, lantas Yahudi
berusaha menguasainya dengan cara nista, 78 persen tanah Palestina
dicaplok Otoritas Zionisme Yahudi pada 1948 dan disusul pendudukan Yerusalem
dan wilayah Palestina lain pada 1967. Umat Islam Palestina pun kian menderita dengan
Penjajahan yang tiada henti mereka alami hingga kini.
Dengan demikian, Klaim kaum Yahudi dibantu Barat yang selalu
menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan selama ini terhadap bangsa Arab,
khususnya penduduk Palestina, sebagai ’self defense’ (membela diri) adalah
kebohongan. Nyatanya setiap hari mereka melakukan penggusuran, pengusiran dan
pembunuhan terhadap rakyat Palestina. Termasuk membunuhi wanita, lansia dan
anak-anak.
Klaim mereka sebagai penduduk asli tanah Palestina dan pemilik
tanah yang dijanjikan Tuhan juga dusta besar. Pernyataan itu sesungguhnya
adalah kedustaan yang dikarang oleh pendiri negara yahudi, theodor herzl.
Hakikatnya mereka adalah agresor keji. Tak ada satu pun ayat dalam kitab suci
terdahulu, apalagi dalam al-Quran, yang menyatakan Palestina sebagai tanah yang
dijanjikan Tuhan untuk mereka.
Kaum Zionis Yahudi mendapatkan tanah Palestina lewat bantuan
Inggris dan Prancis melalui Perjanjian Sykes-Picot. Kedua negara tersebut
mendukung pembentukan negara yahudi di tanah Palestina. Kedua negara ini
bersekongkol untuk menyembelih Khilafah Utsmaniyah. Mereka lalu menjadikan
tanah air kaum muslim, termasuk tanah Palestina, sebagai harta rampasan mereka.
Karena itu usaha paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia
adalah membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Sebab Islam adalah agama
anti penjajahan. Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari keterjajahan
dalam berbagai bentuknya.
Bagi seorang muslim, persoalan Palestina
bukanlah persoalan sekedar persoalan kemanusiaan, kolonialisme dan kezaliman,
namun lebih dari itu adalah persoalan agama, yakni persoalan aqidah, syariah
dan politik Islam. Umat Islam wajib melek politik Islam dalam melihat krisis
palestina, bukan sekedar dari sisi solidaritas kemanusiaan.
Dikatakan sebagai persoalan aqidah
karena Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin.
“Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke
Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah
Palestina juga tanah yang diberkati.Dikatakan sebagai persoalan syariah Islam,
karena ajaran Islam sangat mengharamkan berbagai bentuk penjahahan,
ketidakadilan, kezaliman dan kemungkaran.
Keharaman atas segala bentuk penjajahan
dibuktikan oleh umat Islam yang sejak awal telah menjadi garda terdepan dalam
mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari tanah pertiwi ini. Kemerdekaan RI
sebagai rahmat dari Allah adalah merupakan jerih payah para kyai dan santri
yang dengan gigih angkat senjata berjihad melawan penjajah. Bahkan oleh KH
Hasyim Asyari pernah dicetuskan resolusi jihad. Artinya jihad adalah kemuliaan
kaum muslimin, sekaligus solusi terbaik atas adanya penjajahan. Jihad adalah
kemuliaan, bukan radikalisme apalagi terorisme sebagaimana tuduhan para kafir
penjajaha dan antek-anteknya.
Begitupun yang kini terjadi di
Palestina, dimana anak-anak yang tak berdosa menjadi korban kebiadaban zionis
Israel. Islam sendiri melarang pembunuhan, bahkan dinyakan jika terbunuh
seorang muslim tanpa hak, disamakan dengan membunuh semua umat manusia. Ini
membuktikan bahwa syariat Islam bukan hanya persoalan kemanusiaan, namun lebih
dari itu adalah persoalan syariah.
Jika ditinjau dari perspektif politik
Islam, maka bisa ditelusuri secara historis bahwa penjajahan zionis atas
palestina adalah ketika umat Islam kehilangan pelindungnya, yakni khilafah
Islamiyah. Sebab ketika masih ada khilafah, negeri Palestina mendapat
perlindungan maksimal dari berbagai bentuk ancaman. Bahkan Khalifah Umar bin
Khaththab ra, memberikan amanah kepada kaum muslimin untuk melindungi kaum
Nashrani dari ancaman Yahudi dengan mencegah Yahudi tinggal di Palestina. Hal
itu dituangkan dalam Perjanjian Umariyah/Perjanjian Illiya tatkala penduduk
Palestina yang semuanya Nashrani menyerahkan secara sukarela tanahnya kepada
kaum Muslimin.
Ketika khilafah islamiyah runtuh pada
tahun 1924, maka tak ada lagi perlindungan atas bumi Palestina yang diberkahi
itu. Sebaliknya, dengan leluasa zionis Israel terus melakukan berbagai bentuk
kezaliman atas kaum muslimin dan bahkan merubut tanah-tanah palestina sedikit
demi sedikit. Palestina adalah persoalan umat Islam sedunia, karena tanah
Palestina adalah milik umat Islam.
Persoalan pokok Palestina itu adalah
adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin dan melakukan
pendudukan dan penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar
Israel terusir dan lenyap dari Palestina. Perjuangan untuk membuat mundur
Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian,
diplomasi atau perjuangan orang perorang.
Mengapa perdamaian bukan merupakan opsi
solusi atas krisis Palestina Israel, sebab perdamaian mensyaratkan dua hal :
pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina
akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi
Sabilillah mengusir zionis dari bumi Palestina, sebagai dahulu para pahlawan
mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia.
Menghapi imperialisme negara tidaklah
bisa dilakukan oleh orang perorang, namun idealnya harus dihadapi lagi oleh
sebuah institusi negara. Untuk itu adalah keharusan negeri-negeri muslim segera
bertobat kepada Allah, lantas bangki dan bersatu padu melawan segala bentuk
penjajahan. Jika dahulu khilafah Islam mampu melindungi Palestina, karena semua
negeri muslim bersatu padu, tidak tercerai berai.
Membantu Palestina dengan lantunan doa,
harta dan gerakan solidaritas tidaklah sia-sia, insyaaallah mendapat pahala
dari Allah. Namun semua itu bukanlah solusi fundamental atas krisis Palestina.
Sebab persoalan Palestina adalah masalah penjajahan yang harus diusir dari
negeri para Nabi itu.
Ilustrasinya sederhana, jika ada saudara
kita sedang disiksa dan mau dibunuh oleh penjahat, bantuan apa yang paling
tepat untuk saudara kita itu. Membantu makanan tentu tidak tepat, sebab saat
disiksa dan hendak dibunuh, dia tidak butuh makanan. Bantuan terbaik adalah
membantu melawan dan mengalahkan penjahat itu, hingga teman kita terbebas dari
kejahatan tersebut.
Namun perlu diingat juga bahwa dalam
setiap peristiwa penjajahan negara atas negara, akan ada saja orang-orang yang
justru berkhianat menjadi antek dan budak penjajah untuk mendapatkan seonggok
dunia. Dahulu di zaman penjajahan belanda dan postugis maupun jepang juga
muncul para pengkhianat yang rela makan tulang saudaranya sendiri. Dalam kasus
palestina juga jangan kaget jika ada rakyat Indonesia yang justru memuja
penjajah zionis dan membenci palestina, merekalah para pengkhianat itu.
Akhirnya, oleh karena yang kita hadapi
adalah negara-negara imperialis, maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang
lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim.
Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum
muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina
saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki
Daulah Khilafah Islam.
(AhmadSastra,KotaHujan, 08/06/24 : 13.04
WIB)