Oleh : Ahmad
Sastra
Alhamdulillah,
memasuki hari kedua bulan suci Ramadhan, tepatnya hari Selasa tanggal 12 Maret
2024 M, kita tetap diberikan kesehatan, keberkahan, kebahagiaan dan tentu saja
semangat. Semoga Ramadhan tahun ini kita benar-benar bisa mencapai derajat
taqwa sebagaimana Allah firmankan dalam Al Qur’an : Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183)
The Power Of
Ramadhan edisi kedua ini akan membahas bahwa Bulan Ramadhan akan mampu
memberikan energi spiritualitas yang tinggi sehingga bisa menjadi energi
perjuangan seorang muslim. Diantara hikmah Ramadhan adalah disaat fisik lemah,
namun spiritualnya tinggi, maka akan lahir sebuah semangat perjuangan seorang
muslim.
Oleh sebab itu
setidaknya ada empat hal yang harus dipersiapkan oleh seorang muslim saat
menjalankan puasa. Pertama, persiapan mental yakni bagaimana seorang muslim sejak awal telah menyiapkan semangat, optimis,
dan rasa senang saat menghadapi Ramadhan. Tidak ada beban dalam menjalankan
ibadah puasa Ramadhan dikarenakan mentalitasnya telah tertanam secara positif.
Mentalitas akan menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang membahagiakan yang sejak
11 bulan sebelumnya ditunggu-tunggu. Mental positif menghadapi Ramadhan ini
penting.
Kedua, bekal ilmu
yakni bagaimana menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini dengan topangan ilmu
fikih seputar Ramadhan. Sebab ibadah puasa tidak bisa dilepaskan dari ilmu
tentang puasa. Seorang muslim harus terlebih dahulu mengetahui ilmunya sebelum
melaksanakan amal ibadah. Sebab sah tidaknya ibadah sangat bergantung kepada
ilmunya, jika menyimpang dari ilmunya, maka ibadah menjadi tidak sah. Semisal
sholah subuh empat rekaat menjadi tidak sah, sebab ilmu fikihnya menyatakan
bahwa sholat subuh itu dua rekaat.
Ketiga, persiapan
fisik yakni bahwa seorang muslim yang
berpuasa akan merasakan fisiknya lemah sebab selama 12 jam tidak ada
asupan makanan dalam fisiknya. Oleh sebab itu Islam menganjurkan sahur bagi
orang yang berpuasa. Sahur itu baiknya dilakukan jelang imsak agar masih punya
tenaga saat menjalankan puasa, jangan terlalu pagi menjalankankan sahur. Tahun
ini imsak sekitar pukul 04.40 dan subuh pukul 04.50, maka baiknya sahur bisa
dimulai pukul 04.00 WIB. Dalam sahur ada keberkahan. Adanya sahur menunjukkan
bahwa Allah tidaklah ingin menyiksa ketika umat Islam menjalankan puasa
Ramadhan.
Keempat,
persiapan pengkhayatan yakni pentingnya mengkhayati setiap detik dari ibadah
Ramadhan ini sehingga benar-benar terjalin sebuah kesadaran spiritual bagi
seorang muslim yang menjalankan puasa. Menghayati Ramadhan betapa bulan ini
penuh dengan kebaikan, sebagaimana Allah tetapkan bahwa amalan sunnah akan
dihitung sebagai amalan wajib.
Sementara amalan
wajib akan dilipatgandakan menjadi 70 kali kebaikan. Penghayatan ini akan
menjadikan seorang muslim yang berpuasa akan benar-benar memanfaatkan tiap detiknya
untuk menjalankan berbagai bentuk ibadah. Penghayatan atas keistimewaan
Ramadhan akan menjadikan seorang muslim tidak menyia-nyiakan tiap waktunyanya.
Jika diibaratkan
seperti seorang karyawan pabrik yang dijanjikan oleh bosnya bahwa gajinya akan
dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat, maka tentu saja karyawan itu akan sangat
semangat menjalankan tugas dan pekerjaannya. Sementara Allah menjanjikan akan melipatgandakan
pahala sebanyak 70 kali selama bulan suci Ramadhan, tentu saja akan lebih
semangat dari seorang karyawan tadi, sebab selain lebih banyak, Allah juga
tidak akan pernah mengingkari janji.
Karena itu
menjalankan Ramadhan agar menjadi power untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan adalah soal mindset atau paradigma yang benar tentang Ramadhan ini.
Jika paradigmanya salah sejak awal, maka menjalankan Ramadhan akan menjadi
berat dan beban. Paradigma yang benar tentang Ramadhan akan sangat berpengaruh
bagi seorang muslim dalam menjalankan puasa ini.
Paradigma menurut
G Ritzer adalah pandangan fundamental tentang apa yang menjadi pokok persoalan
dalam ilmu. Paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari dan
pertanyaan – pertanyaan apa yang harus dijawab. Paradigma adalah kesatuan
konsensus yang terluas dalam satu bidang ilmu dan membedakan antara kelompok
ilmuwan yang lain.
Adapun Thomas
Samuel Kuhn memandang paradigma sebagai sebuah cara meninjau benda-benda,
asumsi yang dipakai bersama yang mengatur pandangan dari suatu zaman dan
pendekatnnya atas masalah-masalah ilmiah. Istilah paradigma dalam arti teknis mengacu pada
filsafat ilmu (epistemologi). Sedangkan menurut Baharuddin istilah paradigma memiliki
arti pandangan fundamental atau pandangan mendasar yang menjadi asumsi
dasar sekaligus aturan main dalam suatu
kajian ilmu.
Meski saat puasa
secara fisik lemah, namun karena secara spiritual kuat, maka Ramadhan bisa
menjadi sumber kekuatan seorang muslim sebagai bulan perjuangan. Buktinya ada banyak peristiwa agung
dalam sejarah Islam yang melibatkan jihad dan perjuangan justru terjadi di pada
bulan Ramadhan disaat umat Islam dalam keadaan menjalankan ibadah puasa.
Seperti peristiwa
hijrah, Perang Badar Kubro, Fathu Makkah, bahkan kemerdakaan Indonesia juga
dinyatakan saat bulan suci Ramadhan. Inilah bukti betapa besar energi yang
ditimbulkan dari Ramadhan ini. Energi besar ini akan lahir dari bulan Ramadhan
jika bulan ini benar-benar dihayati tiap detiknya.
Hijrah Rasulullah
SAW dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah juga terjadi pada bulan Ramadhan,
tepatnya pada tahun 622 M. Hijrah ini menjadi titik balik penting dalam sejarah
Islam dan menjadi dasar penanggalan Hijriyah.
Terjadi
pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriyah (624 M), Pertempuran Badar merupakan
salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Pasukan Muslim yang
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW berhasil menghadapi pasukan Quraisy yang jauh
lebih besar di daerah Badar.
Meskipun
dalam jumlah yang lebih kecil, pasukan Muslim menang secara mengejutkan,
mengakibatkan banyak korban di pihak Quraisy dan mendapatkan kemenangan yang
signifikan. Pertempuran Badar dianggap sebagai titik balik dalam sejarah Islam
dan memperkuat posisi Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya di Mekah.
Pada tahun 630 M,
Rasulullah SAW dan pasukan muslim menaklukkan kota Mekah pada bulan Ramadhan.
Ini adalah salah satu momen paling penting dalam sejarah Islam, di mana Rasulullah
masuk ke kota Mekah dengan damai dan memberikan pengampunan kepada penduduknya.
Penaklukan
Yerusalem oleh Umar bin Khattab, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan
khalifah kedua dalam sejarah Islam, terjadi pada bulan Ramadhan. Pada tahun 637
Masehi (tahun ke-16 dari Hijriyah), Yerusalem jatuh ke tangan tentara Islam di
bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. Penaklukan tersebut merupakan salah satu
momen penting dalam sejarah Islam karena Yerusalem adalah salah satu kota suci
dalam agama Islam dan situs penting bagi umat Muslim. Penaklukan ini juga
menandai pembukaan kota tersebut bagi pemeluk agama-agama lain, menunjukkan
toleransi dan penghormatan terhadap beragam kepercayaan dalam kekuasaan Islam
pada masa itu.
Dalam catatan
sejarah, tentara Muhammad Al-Fatih, yang berhasil menaklukkan Konstantinopel
pada tahun 1453, berpuasa selama bulan Ramadhan sebelum penaklukan tersebut.
Konon, Muhammad Al-Fatih dan tentaranya memperoleh kekuatan dan semangat
tambahan dari ibadah puasa mereka selama bulan suci tersebut. Ramadhan dianggap
sebagai waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim diberikan kesempatan untuk
memperdalam ketaatan mereka kepada Allah SWT. Dalam sejarah Islam, banyak
peristiwa penting terjadi selama bulan Ramadhan, dan penaklukan Konstantinopel
oleh Muhammad Al-Fatih adalah salah satu contohnya.
Di nusantara pada
zaman terdahulu juga banyak peristiwa peperangan pada bulan Ramadhan. Diantaranya
adalah pertama, Perang Banjar (1859-1863). Perang
Banjar merupakan konflik besar antara Kesultanan Banjar melawan pasukan Belanda
yang berlangsung dari tahun 1859 hingga 1863. Meskipun tidak dimulai secara
spesifik pada bulan Ramadhan, perang ini berlangsung selama beberapa tahun dan
kemungkinan terjadi perselisihan dan pertempuran di bulan Ramadhan.
Kedua, Perang Diponegoro (1825-1830). Perang
Diponegoro merupakan pemberontakan besar-besaran yang dipimpin oleh Pangeran
Diponegoro melawan pemerintahan kolonial Belanda. Konflik ini dimulai pada
tahun 1825 dan berlangsung hingga 1830. Meskipun tidak dimulai pada bulan
Ramadhan, perang ini mungkin juga melibatkan pertempuran dan konfrontasi selama
bulan suci tersebut.
Ketiga, Perang Aceh (1873-1904). Perang
Aceh adalah serangkaian konflik antara Kesultanan Aceh dengan Belanda yang
berlangsung dari tahun 1873 hingga 1904. Konflik ini mencakup serangkaian
ekspedisi militer Belanda ke wilayah Aceh, yang mungkin melibatkan pertempuran
dan konfrontasi di bulan Ramadhan.
Keempat, Perang Kemerdekaan Indonesia
(1945-1949). Meskipun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak terjadi pada bulan
Ramadhan, perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda dan tentara
pendudukan Jepang terus berlanjut selama beberapa tahun setelah proklamasi.
Konflik ini mungkin juga melibatkan pertempuran di bulan Ramadhan.
Dengan demikian, mindset atau paradigma
yang tepat tentang Ramadhan akan menjadikan bulan ini memberikan energi ruhiyah
yang hebat, meskipun secara fisik dalam keadaan lemah. Sebaliknya, mindset atau
paradigm yang salah tentang Ramadhan akan menjadikan seolah bulan ini sebagai
beban yang memberatkan. Jika para pendahulu mampu berperang pada bulan Ramadhan
tentu saja karena memiliki paradigma yang tepat. Bagi mereka Ramadhan adalah
bulan perjuangan membela agama.
(Kota Hujan, 12/03/24 M – 2 Ramadhan
1445 H, 09.40 WIB)