Oleh : Ahmad
Sastra
Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183). Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran :
110).
Alhamdulillah,
kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power Of Ramadhan hari ke
delapan belas bulan suci Ramadhan 1445 H. Sebagai seorang muslim yang
senantiasa beriman, bertaqwa dan bersyukur kepada Allah hendaknya selalu
menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang mendatangkan kekuatan dalam
berbagai aspeknya, diantaranya adalah kekuatan untuk selalu membaca, menghafal,
Memahami, mengamalkan dan memperjuangkan Al Qur’an.
Al Qur’an itu
kitab istimewa, datang dari Allah yang sangat istimewa karena merupakan Tuhan
Pencipta alam semesta. Al Qur’an disampaikan melalui malaikat istimewa, karena
merupakan pimpinan malaikat. Al Qur’an diberikan kepada Rasul istimewa, karena
merupakan Rasul terakhir dan Rasul paling mulia. Al Qur’an itu istimewa karena
diturunkan pada bulan Ramadhan, bulan istimewa.
Al Qur’an itu
istimewa, karena membacanya saja mendapatkan pahala. Sebab membaca bacaan lain
baru dapat pahala jika mendatangkan ilmu. Sementara bahkan jika pembaca Al
Qur’an tidak pahampun tetap mendapatkan pahala. Al Qur’an itu istimewa, karena bagi yang
mengamalkan akan menjadi muslim terbaik, jika umat yang menerapkan maka akan
menjadi umat terbaik.
Membaca Al Qur’an
itu istimewa, karena membaca satu huruf
Al Qur’an mendapat sepuluh kebaikan. 1 juz Al Qur’an kira-kira berjumlah
7000 huruf, kalikan satu huruf dengan 10 kebaikan x pahala 70 kewajiban =
4.900.000 kebaikan. Bagi yang berpuasa akan
mendapat piala kejuaraan dari Allah SWT sang maha Penentu Hidup
Al Qur’an itu istimewa,
maka jika suatu negara menerapkan akan menjadi negara terbaik (khoirul daulah)
yang penuh keberkahan. Negara terbaik tentu saja yang menerapkan Al Qur’an oleh
rakyat yang beriman dan bertaqwa. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf : 96).
Al Qur’an
itu istimewa karena merupakan kitab sumber ilmu dan inspirasi peradaban Islam. Dengan
Al Qur’an lahirlah para ilmuwan muslim paling berpengaruh di dunia. Al Qur’an
telah melahirkan sebuah peradaban mulia dalam sebuah negara yang bernama
khilafah Islamiyah. Umat Islam menyelamatkan warisan intelektual kuno itu. Membersihkannya
dari tahayul, mitos dan kesyirikan. Ilmu
kimia dibersihkan dari sihir. Ilmu
Astronomi dipisahkan dari astrologi (ilmu nujum, seni meramal nasib).
Matematika
dan fisika dipisahkan dari filsafat.
Belakangan fisika disebut filsafat alam yang empiris. Bukan seperti filsafat moral (etika) dan
metafisika yang spekulatif. Islam kemudian meruhanikan sains agar para ilmuwan
tidak menjadi atheis atau agnostik. Dan agar para teknolog tidak menggunakan
penemuannya untuk menindas manusia atau menjajah bangsa-bangsa.
Namun, jangan
anggap ilmu Allah sudah tertuang di dalam kitab Al-Qur'an semua! Allah sendiri
yang memastikan bahwa ilmu-Nya tak terhingga. Katakanlah: "Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu
sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meski Kami datangkan tambahan sebanyak
itu (QS Al Kahfi [18]:109)
Dan
seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tak
akan habis-habisnya kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS Lukman [31]:27).
Selama masih
perpegang teguh kepada Al Qur’an, maka peradaban itu akan terus tegak. Sementara
jika tak lagi perpegang kepada Al Qur’an, maka peradaban itu akan hancur dan
runtuh. Jika tak menerapkan Al Qur’an, maka peradaban akan mundur dan terpuruk.
Menurut
Sosiolog muslim, Ibnu Khaldun, suatu peradaban akan runtuh disebabkan oleh lima
hal. Pertama, ketidakadilan, yang menyebabkan jarak antara orang kaya dan
miskin begitu lebar. Kedua, merajalelanya penindasan, yang kuat menindas yang
lemah. Ketiga, runtuhnya adab atau moralitas para pemimpin negara. Keempat,
pemimpin yang tertutup, tidak bisa dinasehati, meski berbuat salah. Kelima,
bencana alam besar-besaran.
Keterpurukan
peradaban bermuara pada ditinggalkannya pemikiran Islam yang bersumber dari Al
Qur’an dan beralih kepada pemikiran yang memisahkan agama dengan kehidupan atau
berfikir sekuler. Umat tidak lagi memiliki kesadaran Islam yang tinggi. Umat
tak lagi memiliki semangat untuk memperjuangkan kehidupan Islam dalam semua
aspeknya. Umat Islam tak lagi berorientasi pada Islam dalam menjalankan
aspek-aspek sosial. Padahal Allah memerintahkan umat Islam untuk menjalankan
seluruh aktivitas hidupnya berorientasi kepada Allah.
Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah)" (QS Al An’am : 162-163)
Umat
Islam tak lagi menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman kehidupannya. Umat
Islam justru tengah mengekor kepada peradaban Barat yang jelas-jelas tak
sejalan dengan aqidah Islam. Padahal umat Islam adalah umat terbaik yang pernah
dilahirkan di dunia ini. Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran : 110)
Umat
Islam tak lagi menjadikan hukum-hukum Allah sebagai aturan bagi kehidupan baik
secara pribadi, sosial maupun ketatanegaraan. Umat Islam justru beralih
menjadikan hukum-hukum kaum kafir sebagai sumber aturan kehidupannya. Umat
Islam kini lebih taat kepada hukum-hukum kufur buatan Barat jelas-jelas
bertentangan dengan hukum Allah. Padahal Allah telah dengan tegas melarang umat
Islam untuk taat kepada orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
Dan
janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu,
janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan
cukuplah Allah sebagai Pelindung. (QS Al Ahzab : 48)
Sebaliknya
Allah memerintahkan umat islam untuk hanya taat kepada hukum Allah dan Rasulullah serta para pemimpin yang taat
kepada Allah dan Rasul. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS Annisa : 59)
Dengan
berpaling dari aturan-aturan Allah. Akibatnya umat Islam kini mengalami
kesulitan, kesusahan dan kesempitan hidup. Padahal Allah telah dengan tegas
mengingatkan dalam Al Qur’an : Dan
Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan
buta". (QS Thahaa : 124).
Ramadhan semestinya
menumbuhkan kekuatan umat Islam untuk selalu membersamai Al Qur’an. Oleh karena
itu, tugas umat Islam hari ini sangatlah berat, yakni melakukan kesadaran
kolektif kepada seluruh umat Islam yang tengah lalai agar kembali sadar untuk kembali kepada Al
Qur’an. Umat Islam yang masih tidur untuk bangun dan bangkit membela Islam.
Umat islam yang telah lupa untuk diingatkan bahwa umat islam pernah punya
masa-masa keemasan dan kejayaan dan kini telah hilang.
Sudah
waktunya umat Islam melepaskan ikatan-ikatan sempit yang memecahbelah umat Islam
sendiri dan bersatu padu mendakwahkan Islam agar kembali sadar dan ingat untuk
menegakkan kembali supremasi islam dalam kehidupan di dunia ini untuk
menggantikan peradaban kufur materialistik liberal yang telah merusak manusia
dan kemanusiaan.
Mengembalikan
kejayaan Islam dengan menerapkan Al Qur’an, menyatukan kembali umat islam
dengan Al Qur’an, menjadikan hukum-hukum Allah sebagai sumber aturan hidup, dan
menegakkan kepemimpinan dan daulah Islam adalah kewajiban dan perjuangan yang
tidak mudah. Diperlukan dakwah jamaah, keikhlasan, keseriusan dan pengorbanan.
Sebab tidak semua umat islam akan mau menerima seruan dakwah ini.
Banyak
umat islam yang mengaku beriman, tapi masih berhukum kepada hukum thaghut.
Sungguh benar firman Allah : Apakah kamu
tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka
hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari
Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya. (QS Annisa : 60)
Kejayaan
Islam dengan tegaknya daulah dan kepemimpinan Islam adalah janji Allah dan
Allah tidak pernah mengingkari janjiNya. Sebab tegaknya islam adalah
semata-mata karena pertolongan Allah. Ada kita maupun tidak ada kita dalam
berjuang, maka Islam tetap akan tegak. Sebab dakwah tidak pernah kehabisan
pejuang. Jika kita tidak berjuang menolong agama Allah, maka akan ada orang
lain yang lebih baik yang memperjuangkan
agama Allah.
Janji
Allah akan tegaknya Islam ditegaskan dalam firmanNya : Dan Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, (QS Annur
: 55)
(Kota
Hujan, 28/03/24 M – 18 Ramadhan 2024 M, 05:50 WIB)