Oleh : Ahmad
Sastra
Alhamdulillah,
kita kembali diberikan Allah sebuah nikamta yang luar biasa dan istimewa, yakni
diberikan kesempatan untuk berjumap pada Bulan Ramadhan tahun 1445 H tahun ini.
Tak terasa sudah setahun berlalu, sejak penulis menyusun tulisan dalam program
SHSA (Satu Hari Satu Artikel) selama bulan Ramadhan. Tahun kemarin terkumpul 30
tulisan dengan tema besar Ramadhan Transformatif dan Alhamdulillah sudah
menjadi buku yang diterbitkan dengan judul Menjadi Pribadi Transformatif.
Nah kali ini SHSA
akan kembali hadir di depan pada pembaca sekalian dengan mengambil tema besar
The Power Of Ramadhan. Ramadhan sebagai sebuah bulan istimewa dan mulia
memiliki waktu ibadah paling panjang dibandingkan dengan ritual ibadah lain
dalam Islam. Ibadah puasa Ramadhan berlangsung selama sebulan penuh, sementara
ibadah yang lain seperti sholat, zakat, haji tidak selama puasa. Sholat lima
waktu mungkin paling lama hanya menghabiskan 60 menit, haji dan umroh paling
lama hanya 6 hari efektif.
Kekuatan inti
puasa Ramadhan adalah adanya koneksitas atau sinyal ruhiah yang tinggi antara
hamba dengan Allah. Sebab hanya ibadah puasa yang ditegaskan sebagai ibadah
milik Allah dan Allah jugalah yang akan memberikan pahalanya. Puasa adalah
ibadah yang hanya Allah dan dirinya yang tahu. Kekuatan sinyal antara hamba
dengan Allah inilah yang menjadikan puasa memiliki power jiwa yang kuat. Puasa menumbuhkan
kekuatan untuk meninggalkan yang mubah seperti makan dan minum, terlebih lagi
meninggalkan yang haram.
Kekuatan lahir
dari keimanan yang kuat kepada Allah, itulah mengapa hanya untuk orang-orang
yang beriman saja, perintah puasa ini ditujukan. Sebagaimana firman Allah dalam
QS Al Baqarah : 183 : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.
Tulisan pertama
di hari pertama Ramadhan, Senin 11 Maret 2024 ini akan membahas The Power Of Ramadhan
dari sudut pandang bahwa Ramadhan akan mampu Menggali Kekuatan Spiritual orang
yang melaksanakan ibadah ini. Mengapa ?. Sebab hanya orang beriman kepada Allah
lah yang mampu menjalankan puasa selama satu bulan penuh ini.
Ramadhan
memfasilitasi momen introspeksi dan refleksi mendalam tentang diri, iman, dan
hubungan seorang dengan dengan Allah. Jika ibadah lain, seperti sholat dibatasi
oleh waktu berdasarkan aturan yang berlaku selama satu hari, yakni pagi hari,
siang, sore dan malam yang terdiri dari sholat Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib dan
Isya. Sementara ibadah puasa ini justru merupakan ibadah setiap detiknya selama
24 jam.
Adapun selama
menahan lapar dan yang membatalkan puasa selama hamper 12 jam tanpa henti. Tak boleh
ada satu detikpun yang membatalkan puasa. Karena setiap detik harus terus
terkoneksi dengan Allah agar tetap menjalankan ibadah puasa dan tidak batal
inilah yang menjadikan Ramadhan sebagai sumber kekuatan spiritual seorang
mukmin yang menjalankannya.
Ramadhan dengan
demikian juga mampu menumbuhkan power yang lain yakni kekuatan kesabaran. Seorang
mukmin yang sedang menjalankan ibadah puasa bisa menjelajahi bagaimana praktik
puasa membantu memperkuat ketahanan jiwa dan kesabaran dalam menghadapi cobaan
dan ujian. Sebab, semua ibadah akan dihadapkan dengan ujian dari Allah, tak
terkecuali ibadah puasa. Hal-hal yang menggoda adalah segala hal yang bisa
membatalkan puasa itu sendiri, baik dari apa yang ada dalam dirinya sendiri,
maupun dari luar dirinya.
Menghadapi berbagai
ujian dan godaan yang bisa membatalkan puasa membutuhkan kesabaran. Sabar adalah
tetap dalam ketetapan Allah meski dihadapkan dengan keadaan apapun. Sabar itu
ada dalam tiga dimesi, sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam
ketidakmaksiatan dan sabar dalam menghadapi ujian dari Allah.
Sabar dalam
ketaatan mencakup kesabaran dalam menjalankan kewajiban agama, seperti shalat,
puasa, dakwah dan menunaikan zakat. Ini adalah kesabaran untuk tetap istiqamah
dalam menjalankan perintah Allah meskipun mungkin ada kesulitan atau godaan.
Sabar dalam
menjauhi larangan berarti menjaga diri dari melakukan dosa dan melanggar
larangan Allah. Ini melibatkan kesabaran untuk menahan diri dari godaan dan
menghindari perbuatan yang tidak diinginkan meskipun terasa menggoda atau
sulit.
Sabar dalam menghadapi
ujian dan cobaan adalah sabar dalam menghadapi ujian hidup, kesulitan, atau
cobaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Ini termasuk kesabaran dalam
menghadapi penyakit, kehilangan, atau kesulitan lainnya dengan keyakinan bahwa
Allah akan memberikan jalan keluar dan pahala bagi orang yang sabar.
Banyak ayat-ayat
yang menganjurkan seorang muslim untuk bersabar : Dan jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (QS Al-Baqarah : 45). Hai orang-orang
yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatkanlah (kesabaran)mu dan tetaplah
bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu beruntung.( QS. Ali Imran : 200)
Dan janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang
beriman." (QS Al-Imran : 139). Sesungguhnya manusia itu diciptakan
bersifat sangat kalap. Apabila ia ditimpa oleh malapetaka, maka ia
berputar-putar (ke sana-sini), dan apabila ia mendapat kebaikan, maka ia kikir
(tidak membaginya)." (QS Al-Ma'arij : 19-21)
Dan janganlah
kamu menyerah kepada orang yang lemah (dari musuhmu), yang meminta-minta
(kepada orang lain), dan berjalan terhuyung-huyung di muka bumi. Dan takutlah
kamu kepada Allah yang menyeluruh segala kekuatan." (QS An-Nisa : 77)
Tumbuh dan
meningkatnya kekuatan spiritual di bulan Ramadhan juga karena adanya interaksi
yang inten dengan Al-Qur'an. Al Qur’an adalah sumber kebenaran karena merupakan
wahyu dari Allah. Membaca Al Qur’an adalah membaca kebenaran itu sendiri. Karena
itu akan semakin tumbuh keimanan dan ketaqwaan seorang muslim saat berinteraksi
dengan al Qur’an.
Nah momentum
Ramadhan adalah kesempatan yang tepat untuk lebih inten berkomunikasi dengan Al
Qur’an. Komunikasi dengan Al Qur’an bisa dilakukan dengan membaca secara
tartil, Memahami setiap makna ayatnya, menghafalnya, mempelajari tafsirnya dan
seterusnya.
Kekuatan Ramadhan
juga bisa memicu peningkatan spiritualitas karena bulan Ramadhan adalah bulan
dimana doa-doa diterima oleh Allah SWT. Rentetan bulan Ramadhan adalah
waktu-waktu istimewa yang di dalamnya akan diijabah doa-doa seorang hamba
kepada Rabbnya. Ada beberapa waktu selama Ramadhan yang terijabah doa-doa yang
terlantun.
Pertama, saat
berbuka puasa (iftar). Ketika berbuka puasa, saat yang dipercaya sebagai waktu
di mana doa-doa dikabulkan, karena pada saat itu seseorang telah menjalankan
ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan taat. Kedua, pada waktu sahur. Saat
sahur juga dianggap sebagai waktu yang baik untuk berdoa karena pada saat itu
umat Muslim sedang beribadah dengan menyantap sahur sebelum mulai berpuasa
lagi.
Ketiga, saat
shalat tarawih. Malam-malam di bulan Ramadhan, umat Islam biasanya melaksanakan
shalat Tarawih di masjid. Setelah menunaikan shalat ini, umat Islam seringkali
dianjurkan untuk berdoa karena dipercaya bahwa saat itu pintu-pintu langit
terbuka.
Keempat, saat
malam lailatul qadr. Malam ini adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam ini, doa-doa dikabulkan, dan pahala ibadah dilipatgandakan. Banyak
umat Islam berusaha memperbanyak doa di malam-malam terakhir Ramadhan karena
salah satunya dipercaya sebagai Lailatul Qadr.
Kelima, setiap
saat selama bulan Ramadhan. Secara umum, setiap saat di bulan Ramadhan
merupakan waktu yang baik untuk berdoa. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana
pintu-pintu rahmat Allah terbuka, dan umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak
ibadah, termasuk doa.
Peningkatan kekuatan
spiritualitas lainnya yang tumbuh dari hadirnya bulan Ramadhan adalah : pertama,
memperkuat kekuatan spiritual dalam mengatasi godaan dan keinginan negatif,
yakni kekuatan spiritual untuk mengendalikan diri. Kedua, kekuatan Ikhlas. Bagaimana
Ramadhan membantu memperkuat keikhlasan dalam beribadah dan berbuat baik tanpa
mengharapkan imbalan.
(Senin, 11/03/24 - 1
Ramadhan 1445 H)