Oleh : Ahmad Sastra
Awal mula
permasalahan pendudukan atas Palestina bermula dari sejak kaun zionis ingin
mewujudkan pendirian rumah nasional pada tahun 1896 dalam beku Der Judenstaat
(The Jewish State) karya Dr. Theodore Hertzl. Rencana pendirian Haykal Solomon
di Bayt suci, Masjidil Aqsha saat mereka melangsungkan kongres Zionisme
Internasional di Bazel, Swiss pada 29-31 Agustus 1897.
Keinginan
menguasai Palestina terwujud sejak David ben Gurion memproklamirkan berdirinya
negara israel pada 14 Mei 1948 dan Presiden Zionisme Internasional Chaim
Weizmann diangkat sebagai presiden Israel pertama. Israel sendiri adalah gelar
Nabi Ya’qub artinya hamba yang sangat taat kepada Allah, bani israel adalah
anak cucu keturunan ya’qub yang berjumlah 12 dari 4 istri.
Sejak itulah
warga israel yang terpencar (diaspora) berbondong kembali ke tanah Palestina
dengan melakukan perampasan, pengusiran dan bahkan pembunuhan atas warga
Palestina. Istilah israel dilihat dari makna istilah maka tidaklah tepat
disematkan kepada kaum yahudi hari ini, mereka lebih tepat disebut sebagai kaun
zionis penjajah palestina. Zionis adalah musuh Allah dan RasulNya.
Setiap Nabi
memiliki musuh, sebagaimana ditegaskan oleh Allah : Demikianlah (sebagaimana
Kami menjadikan bagimu musuh) Kami telah menjadikan (pula) bagi setiap nabi
musuh yang terdiri atas setan-setan (berupa) manusia dan jin. Sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan.
Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka,
tinggalkan mereka bersama apa yang mereka ada-adakan (kebohongan) (QS. Al-An'am
: 112). (Setan-setan itu saling membisikkan perkataan yang indah juga) agar
hati kecil orang-orang yang tidak beriman pada akhirat tertarik pada bisikan
itu serta menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang biasa mereka
(setan-setan itu) lakukan (QS. Al An’am : 113).
Ada beberapa
keburukan dan kejahatan zionis yahudi, Pertama, hobbinya mengkhianati
perjanjian : "Patutkah (mereka mengingkar ayat-ayat Allah) dan setiap kali
mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkan janji tersebut? Bahkan
sebagian besar dari mereka tidak beriman." (TQS al-Baqarah [2]: 100).
Di masa Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka mengkhianati Piagam Madinah untuk tidak
saling menyerang. Mereka malah bersekutu dengan kaum musyrik Quraisy pada
Perang Ahzab. Mereka berusaha menusuk kaum Muslim dari belakang.Pada masa kini,
Yahudi zionis terbukti berkali-kali menyatakan gencatan senjata di Palestina.
Namun, berkali-kali pula mereka melanggar perjanjian tersebut.
Kedua, membunuh
para nabi : "Sungguh Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil.
Kami pun telah mengutus para rasul kepada mereka. Namun, setiap datang seorang
rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu
mereka, maka sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan, dan sebagian
lainnya mereka bunuh." (TQS al-Maidah [5]: 70).
Di antara utusan
Allah yang mereka bunuh adalah Nabi Zakaria as. dan Nabi Yahya as. Adapun Nabi
Isa as. diselamatkan oleh Allah dari upaya pembunuhan oleh kaum Bani Israil.
Allah subhanahu wa ta'ala juga
menyelamatkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari sejumlah upaya pembunuhan yang dilakukan
orang-orang Yahudi, yang dilakukan Amar bin Jahsiy.
Ketiga, kaum
yahudi adalah bangsa yang paling keras permusuhan dan kebenciannya terhadap Islam
dan kaum muslim : "Tidak akan pernah ridha kepada kamu (Muhammad) kaum
Yahudi dan Nasrani sampai kamu mengikuti agama mereka." (TQS al-Baqarah
[2]: 120). "Sungguh kamu akan mendapati manusia yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah kaum Yahudi dan orang-orang
musyrik." (TQS al-Maidah [5]: 82).
Kaum Yahudi
menampakkan permusuhan dan kebenciannya pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Begitu bencinya terhadap umat Muslim, Yahudi Bani Qainuqa' pernah
melecehkan seorang Muslimah. Mereka membunuh pedagang Muslim yang membela
Muslimah tersebut. Kelompok Yahudi lain, yakni Yahudi Bani Nadhir, pernah
berusaha membunuh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Akhirnya,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Sahabat memerangi dan
mengusir mereka dari Madinah.
Bumi Palestina
sudah ada sejak cucu Nabi Nuh bernama Kan’an, bahkan istilah gaza sudah dikenal
sejak sekitar tahun 2340 SM. Data ini untuk membantah klaim soal bumi yang
dijanjikan, klaim ini adalah sebuah kedustaan kaum zionis. Lantas pada tahun 1921 SM, Nabi Ibrahim
berpindah dari Babilonia ke tanah Palestina sebagai kiblat kedua (masjidil
aqsho) setelah ka’bah. Palestina adalah bumi yang disucikan oleh umat Islam
sejak awal, bahkan sejak Yahudi belum ada di dunia.
Bumi Palestina
adalah bumi yang diberkahi Allah, sebagaimana firmanNya : Mahasuci (Allah),
yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari
Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha Melihat (QS Al Isra’ : 1).
Demi (buah) Tin
dan (buah) Zaitun, demi gunung Sinai, dan demi negeri (Mekah) yang aman ini (QS
At Tiin : 1-3) . Palestina tidak mungkin ditundukkan zionis yahudi, sebab akan
selalu dijaga oleh Allah, sebab Palestina adalah bumi para Nabi Allah.
Tiga tokoh dalam
sejarah yang membela dan menjaga Palestina, pertama, Umar Bin Khattab (637 M)
merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia adalah khalifah
kedua dalam sejarah Islam, sekaligus pahlawan perjuangan masyarakat Islam.
Salah satu bentuk perjuangan dari Umar bin Khattab adalah misi pembebasan
Palestina dan Yerusalem dari cengkeraman Romawi. Kala itu, Palestina berada
dibawah tekanan bangsa Romawi selama ribuan tahun.
Kedua, Shalahuddin
Al-Ayyubi (1187 M) penaklukan Yerusalem dengan strategi yang digunakan Umar
yakni mengirim jenderal dan pasukan, menyerang gerbang kota, dan pengepungan.
Usai pertempuran tersebut, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi menawan ratusan
prajurit Salib. Pimpinan mereka, Raja Latin Yerusalem Guy Lusignan dan Pangeran
Antiokhia Raynald Chatillon, juga ikut ditangkap.
Ketiga, SULTAN Abdul
HAMID II. Sejak zaman Kesultanan Turki Utsmani, bangsa Israel sudah
berusaha tinggal di tanah Palestina. Kaum zionis itu menggunakan segala macam
cara, intrik, maupun kekuatan uang dan politiknya untuk merebut tanah
Palestina.
Di masa Sultan
Abdul Hamid II, niat jahat kaum Yahudi itu begitu terasa. Kala itu, Palestina
masih menjadi wilayah kekhalifahan Turki Utsmani. Sebagaimana dikisahkan dalam
buku Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II karya Muhammad Harb,
berbagai langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus
dinding Kesultanan Turki Utsmani, agar mereka dapat memasuki Palestina.
Pertama, pada
1892, sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada Sultan Abdul Hamid
II, untuk mendapatkan izin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab Sultan
dengan ucapan ''Pemerintan Utsmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum
Yahudi yang ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diizinkan menetap di
Palestina''. Mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga
duta besar Amerika turut campur tangan.
Kedua, Theodor
Hertzl, Bapak Yahudi Dunia sekaligus penggagas berdirinya Negara Yahudi, pada
1896 memberanikan diri menemui Sultan Abdul Hamid II sambil meminta izin
mendirikan gedung di al-Quds. Permohonan itu dijawab sultan, ''Sesungguhnya
Daulah Utsmani ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui
permintaan itu. Sebab itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian
sendiri''.
Sejarah itu
berjalan secara siklikal, namun umat Islam harus melangkah secara progresif. Hal
ini ditegaskan oleh Allah : Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur
sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim (QS Ali
Imran : 140)
“Adalah Kenabian
(nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas kehendak
Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya.
Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajin
nubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila
Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit
(Mulkan ‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya
apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa
(diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah
mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada
Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah).
Kemudian beliau (Nabi) diam.” (Musnad Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadits
18.430. Hadits ini dinilai hasan oleh Nashiruddin Al Albani, Silsilah Al
Ahadits Al Shahihah, 1/8; dinilai hasan pula oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uth,
dalam Musnad Ahmad bi Hukm Al Arna’uth, Juz 4 no hadits 18.430; dan dinilai
shahih oleh Al Hafizh Al ‘Iraqi dalam Mahajjah Al Qurab fi Mahabbah Al ‘Arab,
2/17).
Hasil perang
Palestina Israel membuktikan banyak hal, diantaranya adalah : Pasukan musuh
terbunuh lebih dari 2500 orang dan pasukan Hamas berhasil menawan lebih dari
250 orang tawanan, di antaranya perwira pangkat tinggi. Pengusiran lebih dari
setengah juta pemukim illegal. Terbongkarnya informasi penting tentang Mossad. Hamas
yang memulai peperangan, bukan mereka. Mematahkan klaim pasukan musuh yang
menyatakan bahwa mereka sangat kuat tanpa tandingan.
Hasil lain adalah
: Mematahkan peradaban barat yang mengklaim bahwa peradaban mereka sangat
manusiawi. Menggagalkan strategi normalisasi (hubungan dengan zionis israhell)
dan mematahkan apa yang disebut sebagai Abrahamisme. Menggagalkan strategi yang
disebut Kesepakatan Abad Ini dan pengusiran warga Gaza. Mematahkan klaim Negara
Yahudi dan mengungkapkan kerapuhan klaim keterikatan dengan hal tersebut.
Berikutnya adalah
meruntuhkan kesatuan internal musuh dan menimbulkan keretakan besar di antara
mereka. Meruntuhkan struktur sistem informasi zionis. Mengembalikan isu
Palestina ke posisi pentingnya di tengah umat. Menghidupkan semangat jihad di
setiap umat. Menciptakan kesatuan rasa di tengah-tengah umat. Menunjukkan sikap
kemanusiaan umat Islam dalam memperlakukan tawanan dan narapidana. Memulihkan
harapan akan kebebasan/kemerdekaan di antara para tahanan Palestina di
penjara-penjara penjajah.
Terakhir adalah memulihkan
harapan para diaspora Palestina akan kembalinya mereka segera (ke tanah
airnya). Memulihkan harapan bagi masyarakat Islam dan Arab. Menghidupkan
kembali keyakinan terhadap janji Allah tentang kehancuran entitas (teroris
yahudi zionis Israhell) tersebut dan pembebasan Al-Aqsa.
Kesimpulannya adalah
firman Allah : Katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil
telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap (QS Al Isra :
81). Mereka melakukan makar (tipu daya), dan Allah membalas makar (tipu daya)
mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya Pembalas makar (tipu daya) (QS Ali Imran :
54). “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penerima tobat. (QS An Nashr : 1-3).
(AhmadSastra,KotaHujan,02/12/23
: 12.30 WIB)