Oleh
: Ahmad Sastra
Dan Kami memungkinkan Bani
Israil melintasi laut. Mereka pun diikuti oleh fir’aun dan tentaranya, karena
mereka hendak menganiaya dan menindas (Bani Israil). Ketika fir’aun telah
hampir tenggelam, ia berkata: saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Tuhan yang disembah oleh Bani Israil dan saya termasuk orang yang berserah diri
(kepada-Nya). (Allah menyambut ucapan fir'aun ini dengan berfirman) Apakah kamu
(baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan
kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Hari ini Kami selamatkan
badanmu, supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang sesudahmu
dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami (QS
Yunus : 90-92)
Al-Qur'an menceritakan kisah fir'aun yang
zalim dan melakukan pembataian terhadap bayi laki-laki yang lahir. fir'aun
adalah sebutan untuk raja Mesir. Sosok fir'aun yang paling kejam dan mengaku
sebagai Tuhan ialah Ramses II. Ia berkuasa selama 66 tahun ketika mencapai
puncak kejayaan di Mesir pada 1303-1213 SM. Allah menceritakan kezalimannya
menindas Bani Israil dan membunuh anak laki-laki yang lahir.
Sungguh, Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan
penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil),
dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan
mereka. Sungguh, dia (fir'aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Al-Qasas Ayat 4)
Kekuasaan rezim fir’aun, meski sesat dan
zolim, namun tetap didukung dan disokong oleh kakuatan-kekuatan sipil dan
militer pada zaman itu. Kedekatan para penyokong rezim fir’aun tidak terlepas
dari kepentingan duniawi, lemahnya keimanan atau karena tekanan psikologis
semata, mengingat selain kejam, fir’aun juga memiliki kursi kekuasaan dan
pundi-pundi dunia.
Bila diklasifikasi, setidaknya ada enam komponen sosial masyarakat yang
menyokong kekuasaan rezim zolim fir’aun dengan berbagai kepentingan yang
mengikutinya. Diantara komponen itu adalah : kaum intelektual, militer, tokoh
supranatural, paranormal, pengusaha dan rakyat.
Mewakili kaum intelektual yang membudakkan
diriknya kepada fir’aun adalah haman. Haman disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak
6 kali. Sementara Qarun yang mewakili kaum kapitalis disebut dalam Al-Quran
sebanyak empat kali, dua kali di surah Al-Qasas, satu kali di surah Al-'Ankabut
dan satu kali di surah Al-Mu’min.
Al Qur’an juga menceritakan kehadiran paranormal, dukun atau tukang sihir yang
mendukung rezim kekuasaan fir’aun. “Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada
Fir'aun mengatakan: "(Apakah) Sesungguhnya Kami akan mendapat upah, jika
kamilah yang menang?" Fir'aun menjawab: "Ya, dan Sesungguhnya kamu
benar-benar akan Termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)". (Al Qur’an,
Surah al ‘Araf, ayat 113-114)
Dari unsur militer, Al Qur’an menceritakan keberadaan bala tentara yang menjadi
budak politik fir’aun pada ayat-ayat berikut : “Kemudian Fir’aun mengirimkan
orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir’aun berkata):
“Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil. Dan sesungguhnya
mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. Dan sesungguhnya kita
benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga”. Maka kami keluarkan Fir’aun dan
kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan
yang mulia. (Q.S. Asy-Syu’ara 26:53-58). “Maka Fir’aun dan bala tentaranya
dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.” (Q.S. Asy-Syu’ara 26:60).
Dari kalangan masyarakat, maka Bani Israel banyak yang kemudian tergiur memuja
fir’aun dan meninggalkan Nabi Musa. "Akulah tuan kalian, aku menyediakan
semua kebutuhan kalian. Lihatlah (Nabi) Musa, ia tak memiliki emas. Ia hanyalah
orang miskin," kata Firaun dalam satu pertemuan dengan rakyatnya termasuk
bani Israil.
Bani Israil pun sekejap langsung percaya dengan kata-kata firaun. Lupa sudah
bahwa raja mereka itu telah menindas, bahkan membunuh anak-anak mereka. Namun,
mereka teperdaya dengan kilauan emas dan perak. Lupa sudah nabi mereka Musa
yang selalu menyeru hak mereka untuk lepas dari belenggu sebagai budak firaun.
Mereka dengan mudahnya tergiur janji Firaun yang akan memenuhi segala kebutuhan
hidup mereka, meski janji itu palsu belaka. Dalam keteperdayaan dan kebodohan
itu, Bani Israil serta-merta menaati Firaun dan mengabaikan panggilan Musa.
Mereka tergiur godaan dunia. Musa dicela, tak dianggap sebagai utusan Allah.
Namun, karena kesesatan dan kezoliman rezim fir’aun, meski ditopang oleh
berbagai komponen kekuatan sosial, namun pada akhirnya dijungkalkan oleh Allah.
Sementara Nabi Musa yang membawa kebenaran agama Allah, meski tampak lemah
dimata manusia, tetap diberikan pertolongan dan kemenangan oleh Allah.
Terjungkalnya rezim fir’aun dan diawetkannya jasad fir’aun diabadikan dalam Al
Qur’an sebagai pelajaran hidup.
“Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukulah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka
terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
Dan di sanalah kami dekatkan golongan yang lain. Dan kami selamatkan Musa dan
orang-orang yang besertanya semuanya. Dan kami tenggelamkan golongan yang lain
itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang
besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
“(Q.S. Asy-Syu’ara 26:63-68).
Entah sudah berapa jumlah bayi, anak-anak dan
wanita yang menjadi korban kebiadaban tentara Israel. Presiden Prancis Emmanuel
Macron mengatakan tidak ada pembenaran atas pemboman warga sipil di Jalur Gaza
. Meskipun mengakui hak Israel untuk melindungi diri, namun Macron mendesak
negara Zionis itu untuk menghentikan pemboman di Jalur Gaza. Berbicara sehari
setelah konferensi bantuan kemanusiaan di Paris mengenai perang di Gaza, Macron
mengatakan bahwa kesimpulan yang jelas dari semua pemerintah dan lembaga yang
hadir. "De facto - saat ini, warga sipil dibom - secara de facto.
Bayi-bayi ini, para wanita ini, orang-orang tua ini dibom dan dibunuh. Jadi
tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel
untuk berhenti," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/10/2023).
Sedikitnya 4.651 warga Palestina, termasuk 1.873
anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Gaza, sementara Israel mencatat lebih
dari 1.400 warganya tewas akibat konflik terbaru tersebut. Kini, Gaza mengalami
krisis kemanusiaan yang parah karena tidak adanya listrik, sementara air,
makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis.
Meski demikian jahat, sebagaimana fir’aun di
zaman dahulu, banyak negara atau masyarakat yang justru membela Israel, meski
telah jelas melakukan genosida atas bayi, anak-anak dan wanita Palestina. Kini,
negara-negara di dunia terpecah menjadi dua kubu, ada yang mendukung Israel dan
ada pula yang mendukung Palestina. Dukungan dan kecaman terus diserukan, baik
oleh mereka yang pro Israel maupun mereka yang pro terhadap kemerdekaan
Palestina.
Sementara negara yang berada di Asia, ada
sejumlah negara yang mendukung berdirinya zionis Israel secara utuh dengan
menjalin hubungan diplomatik. Dukungan mengalir dengan bentuk pernyataan maupun
bantuan yang dikeluarkan oleh pemimpin negara tersebut. Tujuh negara di Asia
pendukung Israel adalah : Singapura, India, Thailand, Vietnam,
Nepal, Filipina dan Myanmar.
Setidaknya ada enam Negara Barat yang mendukung Israel,
diantaranya adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan
Kanada menegaskan kembali dukungan mereka terhadap "hak Israel untuk
mempertahankan diri melawan terorisme". “Para pemimpin menegaskan kembali
dukungan mereka terhadap Israel dan haknya untuk mempertahankan diri dari
terorisme, dan menyerukan kepatuhan terhadap hukum kemanusiaan internasional,
termasuk perlindungan warga sipil,” kata pernyataan bersama keenam negara
tersebut, yang diunggah di situs resmi Pemerintah Inggris, Ahad (22/10/2023)
malam.
Pernyataan itu muncul setelah pembicaraan berlangsung
antara Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana
Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir
Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Mereka
menyatakan kepuasan atas pembebasan dua sandera AS baru-baru ini oleh kelompok
Hamas Palestina dan
menyerukan pembebasan segera semua sandera lain yang masih ditahan.
Maka menjadi sangat sangat ironis jika ada umat Islam yang
justru mendukung penjajah Israel. Lebih ironis lagi jika negeri-negeri muslim
yang kini berjumlah 54 negara berdiam diri atas nasib saudaranya di Palestina. Kelak
para pendukung israel, baik individu muslim maupun pemimpin negeri muslim harus
bertanggungjawab di hadapan pengadilan Allah di akhirat karena telah berkhianat.
(AhmadSastra,11/11/23 : 22.00 WIb)