Oleh : Ahmad Sastra
Konflik Palestina yang kembali memanas
tentu saja memiliki akar sejarah panjang yang akan sulit untuk dihentikan. Kaum
muslimin Palestina adalah pemilik sah tanah suci yang diberkahi itu, namun
penjajah Israel yang didukung oleh Negara-negara Barat telah memantik konflik
yang tak berkesudahan. Rakyat Palestina adalah rakyat yang sedang berjuang
mempertahankan harga diri, iman dan wilayahnya dari pendudukan Israel dan tentu
saja hal itu bagian dari jihad fi sabilillah melalui para tentara Hamas.
Sementara dunia barat terus menyudutkan
Palestina dan bahkan menuduhnya sebagai teroris. Bagaimana mungkin sebuah
entitas pemilik sah tanah air yang mempertahankan wilayahnya dari para penjajah
disebut sebagai teroris, inilah kejahatan Barat yang mesti disadari oleh kaum
muslimin seluruh dunia.
Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah
teroris, mereka hanyalah sesama Muslim yang tengah berjuang mempertahankan
tanah suci ketiga kaum Muslim dari pendudukan entitas penjajah Yahudi. Yang
mereka lakukan itu sebagaimana para pahlawan Indonesia berjihad mengusir
penjajah Belanda. Jadi, mencela para mujahid sebagai teroris, itu sama saja
dengan membela entitas penjajah Yahudi, sebagaimana mencela para pahlawan
Indonesia itu sama saja dengan membela penjajah Belanda.
Maka, kaum Muslim janganlah latah turut
memfitnah mereka sebagai teroris. Kecuali memang memosisikan diri sebagai
anteknya kafir penjajah dan siap menemani kafir penjajah di neraka kelak. Lebih dari itu, mengusir entitas penjajah
Yahudi dari tempat suci kaum Muslim ketiga itu bukan hanya kewajiban Hamas dan
kaum Muslim Palestina saja, tetapi kewajiban seluruh kaum muslim dunia terutama
para penguasa negeri Islam dan bala tentaranya. Bagi yang tidak memungkinkan
jihad secara langsung ke Palestina, teruslah opinikan duduk perkara yang
sebenarnya tentang Palestina seraya mengajak kaum Muslim lainnya berjuang
menegakkan khilafah yang dipimpin seorang khalifah.
Mari kita terus berdoa memohonkan surga Firdaus yang paling
tinggi untuk para syuhada Palestina, dan memohonkan kesembuhan sempurna yang
tidak menyisakan sakit untuk orang-orang terluka dan yang menjadi korban…
Sebagaimana kami memohon kepada Allah SWT agar para penguasa antek dan para
pengikut mereka dari jamaah-jamaah yang sesat, semua mereka tidak berhasil
dalam mengalihkan hasil-hasil perang
dari kemenangan menjadi kekalahan, dan dari penghancuran entitas Yahudi kepada
peneguhan kaki-kaki mereka, serta dari penaklukan yang nyata ke penyimpangan ke
kiri dan kanan!.
Tetapi semoga terealisir firman Allah SWT
tentang Yahudi: “Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada
kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang
dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah).
Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan” (TQS Ali Imran [3]: 111).
Akar masalah konflik Palestina Israel ada
dua, internal dan eksternal. Secara internal, saat umat Islam terpecah dalam
ikatan nasionalisme, maka terjadilah perpecahan umat Islam di dunia. Akibatnya
tentu saja umat Islam menjadi sangat lemah dan mudah sekali dikalahkan oleh
musuh-musuh Islam. Berbeda dengan dahulu disaat umat Islam masih bersatu padu
dalam naungan khilafah Islam, maka tak sejengkalpun tanah suci Palestina bisa
dirampas oleh Yahudi laknatullah. Perlu juga direnungkan bagaimana Khalifah
Abdul Hamid II tetap mampu menjaga Palestina dari Zionis - Yahudi padahal saat
itu Utsmaniyyah dijuluki "The Sick Man Europe", bahkan
"bayangan" sang Khalifah masih menaungi hingga 40 tahunan berlalu.
Faktor eksternalnya adalah adanya
penjajahan Israel yang didukung oleh Negara-negara barat penjajah yang sejak
dulu telah berhasil memecah belah umat Islam dalam berbagai bangsa dan Negara. Karena
itu setiap ada peristiwa internasional yang menimpa umat Islam karena ketiadaan
khilafah sebagai tameng harus menjadi momentum kesadaran dan penyatuan pikiran
kaum muslimin seluruh dunia untuk terus optimis membangun kebangkitan politik
ideologis menuju persatuan umat Islam seluruh dunia.
Solusi tuntas masalah ini adalah dengan
melakukan jihad mengusir bangsa penjajah Israel dari muka bumi ini. Sebagaimana
dahulu bangsa ini telah mengusir penjajah belanda dari bumi pertiwi, begitulah sikap
yang benar atas penjajah. Sebab penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Negeri-negeri muslim harus benar-benar sadar bahwa palestina adalah bagian dari
kaum muslimin di dunia. Maka melakukan pembelaan dan bantuan adalah kewajiban,
sebab jika tidak, maka akan dimintai pertanggungjawaban di akherat nanti.
Meskipun untuk melakukan jihad ini
tidaklah mudah karena umat Islam tidak ada yang memberikan komando karena umat
Islam telah terpecah dalam negara bangsa atau nasionalisme. Negara-negara
bangsa dan nasionalisme, akan memandang terampasnya tanah suci umat Islam
dianggap masalah eksternal oleh Negara – negara berpenduduk muslim. Itu yang
membuat Negara-negara tetangga punya batas politik dan psikologis terhadap
Palestina. Tentu saja ini merupakan kendalai bagi terlaksannya jihad fi
sabilillah.
Jihad juga akan terkendala dengan adanya
system sekularisme, sehingga masalah ini tidak dipandang dalam perspektif
Islam, tidak secara ruuhiy, kemudian tidak diselesaikan secara Islam (jihad),
melainkan tunduk kepada hokum-hukum internasional atas konspirasi Negara-negara
Barat.
Padahal Allah telah menjanjikan
kemenangan dalam firmanNya : “Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat
mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka
berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang
(kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan” (TQS Ali Imran [3]: 111). “Mereka
diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia” (TQS Ali Imran
[3]: 112).
Sementara kini para pejuang Palestina
harus berjuang sendirian, karena negeri-negeri muslim tak bisa banyak berbuat.
Kita bisa lihat dari berbagai media saat para pemuda individu-individu menyerbu
benteng-benteng Yahudi dengan sepeda motor dan bahkan berjalan kaki, dan mereka
menguasai kendaraan lapis baja Yahudi, membunuh mereka dan menangkap mereka
pada saat orang-orang Yahudi itu bersenjata lengkap dan menggunakan kendaraan
lapis baja.
Para pemuda itu adalah individu-individu
dengan senjata individual mereka, dan dengan hati dan pikiran mereka, mereka
memancung setiap ujung jari Yahudi! Mereka tidak takut terhadapnya, malah
mereka bertakbir dan tidak berhenti-henti. Mereka mengharapkan kemenangan di
dunia, dan di akhirat ke taman surga yang di sana mereka bergembira.
Maka selamat bagi mereka di dunia dan
akhirat, pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. “Dan (ada lagi)
karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan
yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
beriman” (TQS ash-Shaff [61]: 13).
Adapun yang membuat hati berdarah karena
sedih adalah para penguasa ruwaibidhah di negeri-negeri kaum Muslim, khususnya
mereka yang di sekitar Palestina. Seolah-olah mereka tidak melihat dan tidak
mendengar. “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke
jalan yang benar)” (TQS al-Baqarah [2]: 18).
Sungguh mereka di sekitar warga
Palestina, hampir-hampir tidak melihatnya seolah-olah tanah yang penuh berkah
itu tidak penting bagi mereka, bahkan mereka seolah-olah merupakan pihak yang
netral, mengamati apa yang terjadi, seolah-olah itu gagak di negeri gagak, dan
bukan di masjid suci ketiga setelah dua masjid dan kiblat pertama dari dua
kiblat! Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.
Bagi yang tidak memungkinkan jihad secara
langsung ke Palestina, teruslah opinikan duduk perkara yang sebenarnya tentang
Palestina seraya mengajak kaum Muslim lainnya berjuang menegakkan khilafah yang
dipimpin seorang khalifah. Di bawah komando khalifah, secara massif dan laksana
bangunan yang kokoh, kaum Muslim berjihad.
Bukan hanya membebaskan Palestina dari
pendudukan entitas penjajah Yahudi; tetapi juga membebaskan Turkistan Timur
(Muslim Uighur) dari penjajahan komunis Cina; membebaskan Arakan (Muslim
Rohingya) dari penjajahan Budha Myanmar, dan membebaskan negeri-negeri Islam
lainnya yang tengah dijajah kafir harbi fi'lan lainnya. Karena itu saatnya
negeri-negeri muslim bersatu untuk melakukan pembelaan kepada Palestina dari
penjajahan Israel dan negera-negara Barat yang menjadi sekutu.
(AhmadSastra,KotaHujan,12/10/23 : 16. 30
WIB)