Oleh :
Ahmad Sastra
Sikap
yang benar didasarkan dari pemahaman dan persepsi yang benar atas fakta. Karena
itu sikap umat Islam atas konflik palestina bisa salah jika persepsinya salah. Persepsi
yang benar atas konflik Palestina Israel adalah bahwa bumi Palestina adalah
milik kaum Muslimin, bukan milik entitas yahudi. Di sanalah Masjidil Aqsa,
masjid Mulia Qiblat pertama Umat Islam berada.
Namun,
Sejak Perisai Umat hilang dihancur leburkan dimana umat Islam sejatinya adalah
satu tubuh menjadi terpecah belah, lantas Yahudi berusaha menguasainya dengan cara
nista, 78 persen tanah Palestina
dicaplok Otoritas Zionisme Yahudi pada 1948 dan disusul pendudukan Yerusalem
dan wilayah Palestina lain pada 1967. Umat Islam Palestina pun kian menderita
dengan Penjajahan yang tiada henti mereka alami hingga kini.
Dengan
demikian, Klaim kaum Yahudi dibantu Barat yang selalu menyatakan bahwa apa yang
mereka lakukan selama ini terhadap bangsa Arab, khususnya penduduk Palestina,
sebagai ’self defense’ (membela diri) adalah kebohongan. Nyatanya setiap hari
mereka melakukan penggusuran, pengusiran dan pembunuhan terhadap rakyat
Palestina. Termasuk membunuhi wanita, lansia dan anak-anak.
Klaim
mereka sebagai penduduk asli tanah Palestina dan pemilik tanah yang dijanjikan
Tuhan juga dusta besar. Pernyataan itu sesungguhnya adalah kedustaan yang
dikarang oleh pendiri negara Yahudi, Theodor Herzl. Hakikatnya mereka adalah
agresor keji. Tak ada satu pun ayat dalam kitab suci terdahulu, apalagi dalam
al-Quran, yang menyatakan Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk
mereka.
Kaum
Zionis Yahudi mendapatkan tanah Palestina lewat bantuan Inggris dan Prancis
melalui Perjanjian Sykes-Picot. Kedua negara tersebut mendukung pembentukan
negara Yahudi di tanah Palestina. Kedua negara ini bersekongkol untuk
menyembelih Khilafah Utsmaniyah. Mereka lalu menjadikan tanah air kaum Muslim,
termasuk tanah Palestina, sebagai harta rampasan mereka.
Karena
itu usaha paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia adalah membebaskan
Palestina dari penjajahan Israel. Sebab Islam adalah agama anti penjajahan.
Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari keterjajahan dalam berbagai
bentuknya.
Khusus
Indonesia, secara normatif dalam undang-undang menegaskan bahwa penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Itulah mengapa sejak dahulu para pejuang muslim berjuang dan
berjihad mengusir penjajah Portugis, Belanda, Jepang dan lainnya. Pejuang Islam
yang memerdekakan negara ini dari penjajah adalah para ulama dan santri.
Bahkan
lahirnya hari santri yang diperingati setiap tanggal 22 oktober
dilatarbelakangi oleh resolusi jihad KH Hasyim Asy’ari. Peringatan Hari Santri
Nasional yang jatuh pada 22 Oktober merujuk pada munculnya seruan Resolusi Jihad pada
22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren yang mewajibkan
setiap muslim untuk membela Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari tangan penjajah.
Resolusi
jihad sebagai latar historis hari santri harus dimaknai secara benar dalam
perspektif jihad kekinian dalam sudut pandang Islam. Sebab jika salah sudut
pandang, santri justru akan mengalami disorientasi. Santri dalam hal ini harus
mampu mengidentifikasi siapa sebenarnya penjajah negeri ini pada saat ini ?.
Jika saat resolusi jihad, penjajahnya adalah Belanda, lantas siapa penjajah
negeri ini pada saat ini ?. Bagaimana pula dengan negeri Palestina yang sedang dijajah Israel. Mestinya santri
kembali menyuarakan resolusi jihad jilid dua untuk mengusir penjajah Israel
dari bumi Palestina.
Salah
satu pertimbangan Resolusi Jihad adalah : mempertahankan dan menegakkan Negara
Republik Indonesia menurut hukum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewadjiban
bagi tiap-tiap orang Islam. Mengutip nu.or.id, Resolusi Jihad ini menegaskan,
“memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaja menentukan
suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sebadan terhadap usaha-usaha jang
akan membahayakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap
pihak Belanda dan kaki-tangannya.”
Fatwa
resolusi jihad yang diumumkan pada 22 Oktober 1945 mengandung tiga poin utama,
di antaranya: Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada
kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu 'ain bagi tiap-tiap orang Islam
yang mungkin meskipun bagi orang fakir. Kedua, Hukum orang yang meninggal dalam peperangan
melawan musuh (NICA) serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid, dan
ketiga, hukum untuk orang yang memecah persatuan kita sekarang ini, wajib
dibunuh.
Allah
berfirman : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut : 69).
Nah, oleh
karena itu momentum hari santri mestinya menjadikan santri yang benar-benar santri yakni yang
memiliki visi jihad membela agama Allah, sesuai dengan kemampuan maksimalnya.
Solusi jihad bagi Palestina memang akan menemukan kesulitannya karena umat
Islam di negeri-negeri muslim justru dalam jebakan ikatan nasionalisme,
sekulerisme dan demokrasi. Bahkan negeri-negeri muslim kini tengah dalam
penjajahan sistem kapitalisme.
Mengapa
solusi Palestina adalah jihad. Pertama, siapapun yang masih waras akan melihat
kemustahilan mengakhiri penjajahan Zionis Yahudi lewat jalur politik. Berbagai
perundingan yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk PBB, dengan
otoritas Palestina dan kaum Yahudi penjajah tidak memberikan keuntungan apa-apa
bagi warga Palestina. Malah wilayah Palestina makin terus dicaplok oleh kaum
Zionis, sementara dunia mendiamkan hal itu. Berbagai kutukan dan resolusi PBB,
termasuk kecaman dari para pemimpin Dunia Islam, juga tidak berpengaruh apapun terhadap
kaum Yahudi. Badan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) sejak tahun 2006 sudah
mengeluarkan 45 resolusi menentang kaum Yahudi. Namun, tak ada satu pun yang
digubris.
Kedua:
Islam telah mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi
kaum Muslim. Karena itu apapun bentuk perdamaiannya, apalagi solusi dua negara
yang ditawarkan Barat, adalah haram. Allah SWT berfirman: Sungguh Allah telah
melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi
kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang
lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan,
mereka itulah kaum yang zalim (TQS al-Mumtahanah [60]: 9).
Ketiga:
Syariah Islam telah mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum Muslim ketika
mereka diperangi musuh. Allah SWT berfirman: Siapa saja yang menyerang kalian,
seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]:
194). Allah SWT juga memerintahkan untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum
Muslim: Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah
mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Karena itu jihad adalah solusi bagi agresi Zionis Yahudi atas tanah
Palestina. Hal itu sesungguhnya sangat mudah. Pasalnya, kekuatan militer
negeri-negeri Muslim seperti Mesir, Suriah dan Yordania secara perhitungan jauh
di atas kekuatan militer kaum Yahudi. Sebagai perbandingan, Pasukan Pertahanan
Yahudi (IDF) hanya berjumlah 169.500 orang, 1.300 tank. Adapun kekuatan militer
Mesir adalah 450.000 personel militer aktif, dengan tank perang 2,16 ribu dan
5,7 ribu kendaraan perang. Apalagi jika negeri-negeri Muslim lainnya bersatu. Dengan
izin Allah, kekuatan entitas Yahudi akan hancur-lebur.
Masa
depan Palestina sangat bergantung kepada umat Islam diseluruh dunia. Tidak
mungkin masa depan palestina diserahkan kepada dunia barat yang justru ikut
terlibat dalam pendirian negara Israel. Melihat realitas politik hari ini, tidak
mungkin kaum Muslim mengharapkan pihak lain, termasuk Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), untuk menolong mereka. Justru PBB juga terlibat dalam
kelahiran dan pengakuan negara Yahudi tersebut. Mustahil pula meminta bantuan
kepada negara-negara Barat karena mereka, baik AS maupun Uni Eropa, mendukung
kaum Yahudi penjajah.
Amerika Serikat akan mengerahkan bantuan militer saat ini. Secara rutin
mereka pun setiap tahun menggelontorkan USD3,8 miliar (lebih dari Rp 54
triliun) untuk keperluan militer kaum Yahudi. Tampak bahwa entitas Yahudi ini
menjadi kuat karena disokong oleh kekuatan besar. Karena itu sudah seharusnya
Palestina pun didukung oleh kekuatan besar kaum Muslim.
Pada masa Rasulullah saw., kaum Yahudi di Madinah juga terusir dari Madinah
setelah mereka melakukan pengkhianatan terhadap Negara Islam dan kaum Muslim.
Kaum Yahudi Bani Qainuqa diperangi dan diusir oleh Rasulullah saw. setelah
mereka melecehkan kehormatan seorang Muslimah dan membunuh seorang laki-laki
pedagang Muslim yang membela muslimah tersebut. Yahudi Bani Quraizhah diperangi
oleh kaum Muslim setelah mereka bersekongkol dengan kaum musyrik Quraisy untuk membunuh
Nabi saw. pada Perang Ahzab.
Mungkinkan hari santri tahun ini akan diserukan resolusi jihad kedua oleh
seluruh ulama dan santri untuk mengusir penjajah Israel dari bumi Palestina,
bumi para nabi dan tanah kaum muslimin ?. Resolusi jihad untuk menyeru kepada
negeri-negeri muslim untuk mengerahkan tentaranya membela muslim Palestina ?
(AhmadSastra,KotaHujan,20/10/23 : 22.45 WIB)