Oleh : Ahmad Sastra
Dalam suatu negara, pemimpin memiliki peran yang sangat penting, begitupun kepemimpinan dalam Islam. Penundaan pemakaman jenazah Rasulullah karena memusyawarahkan khalifah pengganti beliau menunjukkan akan pentingnya kepemimpinan dalam Islam.
Pemimpin dalam Islam dianggap sebagai amanah (amanat) dari Allah. Mereka memiliki tanggung jawab untuk melindungi, memimpin, dan mengelola umat atau masyarakat yang mereka pimpin dengan pedoman hukum Allah. Pemimpin bertanggung jawab kepada Allah atas cara mereka menjalankan tugas kepemimpinan mereka.
Pemimpin dalam Islam diharapkan menjadi pembela kebenaran dan keadilan. Mereka harus memerangi ketidakadilan, korupsi, dan ketidakadilan di masyarakat. Pemimpin diwajibkan untuk menjaga keadilan, memberikan hak-hak secara adil kepada semua warga negara dalam negara Islam.
Pemimpin dalam Islam bertanggung jawab untuk memelihara keselamatan, ketertiban, dan kedamaian di masyarakat. Mereka harus bekerja untuk mencegah konflik, kekerasan, dan ancaman terhadap keamanan masyarakat. Pemimpin diharapkan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi umat atau masyarakat yang mereka pimpin.
Pemimpin dalam Islam diharapkan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Mereka harus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan umat atau masyarakat yang mereka pimpin, baik dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan, atau aspek kehidupan lainnya. Pemimpin diwajibkan untuk memperjuangkan kesejahteraan umum dan memberikan manfaat bagi orang banyak.
Islam mendorong pemimpin untuk memimpin dengan adil, beradab, dan berakhlaq mulia. Pemimpin harus menjaga integritas, kejujuran, dan etika dalam segala aspek kehidupan. Mereka harus menjadi teladan dalam perilaku dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan moral.
Pemimpin dalam Islam diharapkan melayani umat atau masyarakat yang mereka pimpin dengan tulus dan rendah hati. Mereka harus peduli terhadap kebutuhan, aspirasi, dan kesejahteraan umat. Pemimpin diwajibkan untuk mendengarkan dan merespons masalah dan keluhan umat, serta mencari solusi yang terbaik bagi kepentingan umum. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang punya kemampuan dan kesholihan sekaligus. Pemimpin yang cacat moral adalah pemimpin yang buruk, misalnya hobbinya bermaksiat, seperti judi, melacur, mabok dan lain-lain.
Pemimpin cacat moral merujuk pada pemimpin yang memiliki kekurangan dalam hal moralitas dan etika. Mereka cenderung melanggar prinsip-prinsip moral, adab dan akhlak, juga memperlihatkan perilaku yang tidak jujur, tidak adil, tidak amanah, tidak menyampaikan kebanaran dan bodoh.
Pemimpin cacat moral sering kali tidak jujur dalam kata dan tindakan mereka, sebaliknya selalu berbohong dan menipu rakyatnya. Mereka mungkin berbohong, menipu, atau menyembunyikan informasi yang penting. Tidak adanya kejujuran ini merusak kepercayaan dan integritas kepemimpinan.
Pemimpin cacat moral sering terlibat dalam praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Mereka mungkin menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi secara tidak sah, menerima suap, atau melakukan penyelewengan uang rakyat. Pemimpin cacat moral akan menyengsarakan rakyatnya.
Pemimpin cacat moral cenderung tidak adil dalam memperlakukan rakyat yang dipimpin. Pemimpin cacat moral cenderung menzolimi rakyatnya sendiri dan justru berpihak kepada kebururukan serta bertindak diskriminatif. Pemimpin cacat moral dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk memanipulasi, menekan, atau menindas rakyat.
Mereka mungkin menggunakan intimidasi, ancaman, atau bahkan kekerasan fisik atau emosional sebagai cara untuk melampiaskan nafsu kekuasaannya. Pemimpin cacat moral bisa menjadi pemimpin bengis yang tidak ragu membunuh rakyatnya dengan berbagai cara ketika rakyat dianggap menjadi penghalang kekuasaannya. Pemimpin cacat moral juga akan berlaku bengis bagi rakyat yang memperjuangkan kebenaran dan dianggap menentang kekuasaan. Hal ini pernah dilakukan oleh Fir’aun di zaman Nabi Musa.
Pemimpin cacat moral sering kali enggan atau tidak mampu mengambil tanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka. Mereka mencari pembenaran atau mencari orang lain yang disalahkan atas kegagalan atau kesalahan mereka sendiri. Pemimpin cacat moral selalu mencari kambing hitam atas kegagalan mereka sendiri.
Pemimpin cacat moral sering melanggar nilai-nilai etika yang dianggap penting dalam kepemimpinan. Mereka mungkin tidak memperhatikan ajaran agama, prinsip kejujuran, integritas, tanggung jawab, atau mengabaikan kepentingan umum demi kepentingan pribadi.
Pemimpin cacat moral sering kali tidak memperhatikan kebutuhan, aspirasi, dan kesejahteraan rakyat yang dipimpin. Mereka mungkin tidak peduli dengan penderitaan rakyat, dan hanya fokus pada kepentingan diri sendiri dan keluarganya. Pemimpin cacat moral dapat menyebabkan kerusakan besar dalam masyarakat yang dipimpin.
Pemimpin yang buruk sering kali tidak memiliki visi yang jelas atau tujuan yang dapat diikuti oleh rakyatnya sendiri. Mereka mungkin tidak memiliki arah yang jelas, tidak memberikan panduan yang memadai, atau tidak memperhatikan kepentingan jangka panjang serta tidak menjadi teladan bagi rakyatnya.
Islam mengajarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin Muslim sehingga memiliki adab yang tinggi. Karena itu seorang pemimpin muslim harus memiliki ketakwaan kepada Allah dalam arti patuh dan tunduk kepada semua perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah. Pemimpin bertaqwa adalah pemimpin yang menjalankan seluruh hukum Allah dalam mengurus rakyatnya. Pemimpin bertaqwa selalu menghindari dosa dan perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama.
Keadilan adalah karakter penting dalam Islam. Pemimpin Muslim diharapkan untuk adil dalam perlakuan terhadap semua orang tanpa memihak atau melakukan diskriminasi. Mereka harus memperlakukan semua orang dengan keadilan dan menjalankan keputusan dan hukum dengan objektivitas. Keadilan adalah memberlakukan hukum Allah dalam setiap persoalan yang ada dalam urusan bangsa dan negara.
Pemimpin muslim harus menjadi orang yang dapat dipercaya dan menjaga amanah. Mereka harus memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap rakyat yang dipimpin dengan baik. Kepercayaan yang diberikan kepada pemimpin harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
Pemimpin muslim harus memimpin dengan mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah Muhammad. Mereka harus menjadi contoh dalam menjalankan ibadah dan mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kepemimpinan mereka harus didasarkan pada ketaatan kepada Allah.
Pemimpin muslim harus menunjukkan akhlak yang baik dan berperilaku dengan etika yang tinggi. Mereka harus memperlakukan orang lain dengan kesopanan, menghormati hak-hak orang lain, dan menjaga hubungan yang baik dengan semua orang. Kesopanan, kesabaran, kelemahlembutan, kerendahan hati dan kejujuran adalah karakter yang dihargai dalam kepemimpinan menurut Islam.
(AhmadSastra,edisi 634,KotaHujan,16/05/23 : 21.40 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad