[10] RAMADHAN TRANSFORMATIF



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183). Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib yang ada pada diri mereka sendiri" (Ar-Ra'd: 11).

 

Memasuki hari ke sepuluh bulan suci Ramadhan semoga kita tetap istiqomah meningkatkan amal ibadah, amal sholeh dan berbagai kegiatan produktif. Jangan sampai Ramadhan dijadikan alasan untuk bermalas-malas.  Mestinya Ramadhan itu dijadikan sebagai bulan jihad dan perjuangan, dalam segala hal kebaikan, individu maupun sosial, khususnya pribadi dan keluarga. Mewujudkan keluarga transformatif tidaklah mudah, membutuhkan kualitas kepemimpinan seorang ayah. Nah, Ramadhan Transformatif edisi 10 ini akan membahas tema kepemimpinan transformatif menuju keluarga bertaqwa.

 

Jika edisi sembilan fokus kepada transformasi keluarga menuju keluarga ahli ibadah, keluarga dakwah dan pejuang, maka untuk mewujudkan keluarga yang penuh ketaqwaan seperti itu membutuhkan sebuah kepemimpinan yang kokoh dan berkualitas. Keluarga diibaratkan sebagai sebuah kapal yang terdiri dari nahkoda, navigator, penumpang, arah pelayaran dan kompas. Di luar kapal ada ombak dan badai, ikan dan kapal lain.

 

Sarros dan Butchatsky (1996) memaknai kepemimpinan transformatif sebagai model penerobos (breakthrough leadership) karena menghasilkan perubahan-perubahan besar. Kepemimpinan keluarga dimaknai sebagai suatu seni hubungan pemimpin dan yang dipimpin yang terjadi dalam keluarga dalam kegiatan manajerial dengan fungsi koordinasi, pengaruh, dan menggerakkan anggota agar  timbul kerja sama secara teratur untuk mewujudkan visi bersama.

 

Kepemimpinan transformatif dalam keluarga diilustrasikan dengan suatu gaya atau model kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi anggota keluarga, sehingga dapat mencapai tujuan utama dari Ramadhan yakni menjadi keluarga yang bertaqwa. Keluarga bertaqwa adalah keluarga yang tunduk secara totalitas atas seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah.

 

Kepemimpinan transformatif dalam keluarga adalah model kepemimpinan penerobos (breakthrough leadership). Disebut penerobos, karena pemimpin rumah tangga dengan tipe ini memiliki kemampuan  untuk membawa perubahan mendasar pada seluruh anggota keluarga dengan jalan memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri anggota maupun institusi keluarga  dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan.

 

Definisi di atas menghantarkan dimensi kepemimpinan yang menyeluruh. Dan sekali lagi, penjelasan dimensi ini juga akan memberi keyakinan yang sama betapa model ini merujuk pada sosok pemimpin utama di dunia ini, Rasulullah SAW. Mari kita lihat lebih dalam. Menurut Karebet Wijayakusuma, ada empat dimensi dalam model kepemimpinan transformatif ini yang dalam tulisan ini langsung diimplementasikan dalam institusi keluarga :

 

Pertama, Idealized Influence (pengaruh ideal).  Pemimpin memiliki perilaku yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya, sebab pemimpin adalah teladan. Kedua, Inspirational Motivation (motivasi inspirasi). Pemimpin yang mampu  menggugah spirit keluarga melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme. Pemimpin memotivasi, menginspirasi, menggerakkan keluarga mencapai cita-cita besar.

 

Ketiga, Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin mampu menumbuhkan ide-ide baru kepada seluruh anggota keluarga, memberikan solusi  mengajak berpikir kritis, mencari akar masalah setiap persoalan yang dihadapi, mampu menunjukkan jalan keluar dan bersama-sama menjalankan solusi itu. Keempat, Individualized Consideration (konsiderasi individu). Pemimpin mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan dan kebutuhan anggota keluarga. Pemimpin mampu membangun assessment bersama, memberdayakan setiap individu dan membangun reputasi dan catatan rekor bersama.

 

Pemimpin terbesar sepanjang sejarah manusia yang mampu melakukan perubahan peradaban paling fenomenal adalah Rasulullah Muhammad SAW. Michael H. Hart seorang astrofisikawan Yahudi-Amerika,  dalam  bukunya yang sangat terkenal The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History (1978) dengan jujur menempatkan Nabi  Muhammad SAW di peringkat pertama atas segala atribut kepribadian dan kepemimpinan dan pengaruhnya yang luar biasa, bahkan terus bertahan hingga saat ini. Nabi bukan hanya menyampaikan Kebenaran, tetapi menjadi Kebenaran itu sendiri ungkap Prof. Wan Mohd. Nor Wan Daud.

 

Ada beberapa kualifikasi kepemimpinan Rasulullah yang bisa dijadikan teladan oleh setiap ayah yang memimpin institusi keluarga : pertama, memiliki keyakinan dan keimanan yang kuat pada Allah terbukti pada peristiwa perang Badar. Kedua, memiliki Integritas atau al-amin (terpercaya). ketiga, memiliki mentalitas dan keberanian tinggi, terbukti saat memimpin perang. Keempat, sebagai pemimpin yang visionary and good planner, hal ini terbukti pada peristiwa hijrah ke Habsyah dan Madinah; perjanjian Hudaibiyah

 

Kelima, Rasululah sebagai ahli strategi yang dibuktikan dengan kemerlangan pemikirannya pada peristiwa perang Uhud dan perang Khandaq. Keenam, comitted to the mission yang maknya bahwa Rasulullah memiliki komitmen dan keteguhan  tinggi dalam memegang prinsip kebenaran Islam buktinya beliau menolak ajakan pamannya Abu Talib untuk meninggalkan ajarannya.

 

Ketujuh, Rasulullah adalah pemimpin yang memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap orang lain dimana beliau tidak pernah memberikan beban di luar kemampuan. Kedelapan, beliau adalah seorang motivator ulung dan selalu memberikan motivasi kepada para sahabatnya agar menjadi generasi terbaik sepanjang zaman. Kesembilan, Rasulullah memiliki kerendahan hati yang mengagumkan, makanya beliau selalu menerima nasihat orang lain (nasehat Umm Salama dalam perjanjian Hudaibiyah dan posisi pada perang khandaq).

 

Kepemimpinan Rasulullah terbukti berhasil dengan gemilang, diantaranya keberhasilannya adalah : Pertama, Salah satu keberhasilan Peradaban Islam adalah melahirkan manusia-manusia yang memiliki integritas keilmuan dan moralitas yang tinggi. Kedua, Rasulullah SAW sebagai pendidik melahirkan generasi para sahabat. Ketiga, dari sahabat lahir ilmuwan dari kalangan tabi’iin dan seterusnya sehingga melahirkan orang-orang seperti Ibn Sina, al-Ghazali, Fakhruddin al-Razi, dst. Keempat, salah satu ciri ilmuwan Muslim di atas adalah ensklopedik dan integralistik. Integral bukan saja pada ilmunya, tapi juga pada moralitasnya.

 

Seluruh akhlaq yang di tunjukkan Rasul dalam kehidupannya merupakan refleksi dari Adab yang sempurna. Beliau telah meletakkan segala sesuatu tepat pada tempat yang seharusnya, tidak ada yang kurang dan yang lebih; semua pada posisinya. Maka, pantaslah jika Islam menjadi rahmah kepada seluruh alam. Pantaslah jika Islam menjelma menjadi peradaban agung yang bertahan ribuan tahun dan menjadi mercusuar peradaban dunia dengan kemajuan dan kemuliaannya.

 

Tiap keluarga tentu saja punya mimpi besar, maka seorang ayah sebagai pemimpin mesti belajar dari kepemimpinan Rasulullah yang luar biasa dan bisa juga menggali inspirasi dari kepemimpinan Muhammad Al Fatih. Mimpi Besar menaklukkan Konstantinopel bisa diwujudkan oleh Muhammad Al Fatih dengan modal keyakinan yang kokoh, kerja keras, cerdas dan tak kenal menyerah. Ditambah lagi team building merapikan  dan memuluskannya. Semuanya berlangsung dalam koridor taqarrub ilallah.

 

Ayah sebagai pemimpin transformatif dalam institusi keluarga adalah ayah yang bahagia dan membahagiakan. Langkah mewujudkannya adalah empat : pertama, ayah senantiasa membakali diri dan memproses anak-anak menjadi pemimpin orang-orang bertaqwa, pemberian terbaik seorang ayah adalah pendidikan yang baik pula. Kedua, ayah memberi nafkah keluarga dengan rijeki halal diiringi kesyukuran anggota keluarga agar selalu mencukupi. Ketiga, ayah bergaul dengan keluarga secar ma’ruf, saling membantu dan saling membahagiakan sehingga harmonis. Keempat, ayah mampu menjaga anak dan istrinya dari siksa api neraka  (QS At tahrim : 66).

 

Nah, apakah sudah siap menjadi seorang ayah sekaligus pemimpin transformatif dalam keluarga ?.

 

(AhmadSastra,01/03/23 : 10.53 WIB)

 

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories