ISLAM HARGA MATI



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS Ali Imran : 102)

 

Diserukan kepada kaum Muslimin terutama kaum Aus dan Khazraj agar mereka tetap di Madinah, beriman, bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa. Dengan mengerahkan segala daya dan kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, secara keseluruhan, dan jangan mati, melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam. (Tafsir  Kementrian Agama RI)

 

(Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa) yaitu dengan menaati dan bukan mendurhakai, mensyukuri dan bukan mengingkari karunia-Nya dan dengan mengingat serta tidak melupakan-Nya. Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah! Siapakah yang sanggup melaksanakan ini?" Maka ayat ini pun dinasakh dengan firman-Nya, "Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kemampuanmu." (dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.) (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsir Jalalain)

 

Pintu neraka akan terbuka bagi kalian, jika kalian tidak memiliki kesadaran akan kehadiran Tuhan. Oleh karena itu, wahai orang-orang yang beriman, takutilah Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tetaplah dalam keislaman sampai kalian menghadap Allah kelak!  (Tafsir Al Mishbah oleh Muhammad Quraish Shihab).

 

Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya, takutlah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takut. Hal itu dengan menaati-Nya dan tidak mendurhakai-Nya, mensyukuri-Nya dan tidak mengkufuri-Nya, mengingat-Nya dan tidak melupakan-Nya. Teruslah kalian berpegang kepada Islam kalian sampai akhir hayat kalian agar kalian bisa bertemu Allah di atasnya. (Tafsir Muyyasar oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh)

 

Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi dalam Tafsir Ibnu Katsir menafsirkan firman Allah subhanahu wa ta’ala : …dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam, sebagai berikut :

 

Artinya, peliharalah Islam dalam diri kalian sewaktu kalian sehat dan sejahtera agar kalian nanti mati dalam keadaan beragama Islam, karena sesungguhnya sifat dermawan itu terbina dalam diri seseorang berkat kebiasaannya dalam berderma. Barang siapa yang hidup menjalani suatu hal, maka ia pasti mati dalam keadaan berpegang kepada hal itu, dan barang siapa yang mati dalam keadaan berpegang kepada suatu hal, maka kelak ia dibangkitkan dalam keadaan tersebut. Kami berlindung kepada Allah dari kebalikan hal tersebut.

 

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, bahwa Sulaiman pernah mengatakan dari Mujahid, "Sesungguhnya ketika orang-orang sedang melakukan tawaf di Baitullah dan Ibnu Abbas sedang duduk berpegang kepada tongkatnya, lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda seraya membacakan firman-Nya :

 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam’. Seandainya setetes dari zaqqum (makanan ahli neraka) dijatuhkan ke dunia ini, niscaya tetesan zaqqum itu akan merusak semua makanan penduduk dunia. Maka bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai makanan lain kecuali hanya zaqqum (yakni ahli neraka).

 

Dari beberapa penjelasan tafsir atas ayat di atas bisa disimpulkan betapa pentingnya tetap istiqomah memeluk Islam sampai mati. Memeluk Islam tidaklah perkara mudah, sebab akan dihadapkan dengan berbagai ujian dan cobaan. Dahulu para Nabi dan Rasul tidak pernah sepi menghadapi musuh-musuh Allah yang memusuhi para Nabi dan pengikutnya serta berusaha ingin memadamkan cahaya agama Allah. Tentu saja ujian keimanan, ketaqwaan dan keislaman ini akan terus berlangsung hingga akhir zaman, termasuk zaman kita hari ini.

 

Lihatlah betapa semakin banyak orang yang memusuhi agama Allah ini serta seluruh ajarannya. Ironisnya, jika dahulu hanya orang kafir yang memusuhi Islam, sedangkan pada zaman modern ini bahkan ada orang yang mengaku muslim ikut memusuhi ajaran Islam. Islam bahkan dipaksanakan untuk disesuaikan dengan kesepakan manusia yang menyalahi nash. Istiqomah berpegang teguh kepada Islam sampai mati tidaklah perkara mudah, bahkan saking beratnya diibaratkan seperti memegang bara api.

 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

 

Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut, orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.

 

Ath Thibiy berkata bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah.

 

Sedangkan Al Qari mengatakan bahwa sebagaimana seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api melainkan dengan memiliki kesabaran yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa. Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di zaman ini butuh kesabaran yang ekstra.

 

Itulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai mau bersabar.

 

Islam adalah masalah hidup dan mati, juga masalah surga dan neraka. Maka tak ada yang lebih berharga di dunia sampai akhirat bagi seorang muslim, kecuali beriman, bertaqwa dan istiqomah sebagai muslim. Mungkin lebih simpel kalau disebut dengan istilah Islam Harga Mati.

 

(AhmadSastra,KotaHujan,13/06/22 : 21.27 WIB)

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories