IBLIS TIDAK ATEIS



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Mendengar kata iblis terbayang wataknya yang buruk dan jahat. Iblis adalah simbol kesesatan dan kegelapan kehidupan. Itulah mengapa puncak kejahatan manusia biasanya dikaitkan dengan watak iblis ini. Watak utama iblis adalah pembangkangannya terhadap perintah Allah karena terdapat sifat sombong dalam dirinya. Dia tidak mau menerima kebenaran dari Allah dan meremehkan manusia, dalam hal ini Nabi Adam. Iblis memang tidak ateis, tapi tergolong kafir yang menghuni neraka.

 

Watak iblis telah dijelaskan dalam Alquran, meliputi: sombong, takabbur, angkuh, congkak, ataupun arogan. Hal ini ditegaskan Allah dalam firmanNya : kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir  (QS 38: 74). Salah satu indikator kesombongannya adalah ketika iblis membangkan perintah Allah untuk  dan tentu saja ia tidak mau tunduk, patuh, ataupun taat pada Allah (QS 38: 75-76).

 

Hal ini menegaskan bahwa iblis pada hakikatnya percaya akan eksistensi Allah, namun dia membangkangnya. Iblis tidak ateis, tapi durhaka kepada Tuhan. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah ! sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. (QS. 7 : 12-13)

 

Padahal, dia benar-benar mengetahui di dalam hatinya bahwa perbuatannya itu memang benar-benar salah dan sesat menyesatkan, namun dengan nafsunya dia tetap melakukan kesesatan itu, bahkan dia tahu bahwa siksa Allah itu pedih.

 

Hal ini sejalan dengan firman Allah : Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS 8 : 48)

 

Selain itu, meski tidak ateis, namun dalam Al Qur’an dijelaskan watak iblis lain diantaranya adalah : sikapnya selalu menunjukkan pembangkangan dan pembantahan (QS 20: 116, 17: 62). Iblis juga selalu mengakui dirinyalah yang lebih hebat (QS 7: 12) serta selalu meremehkan manusia (QS 17: 62). Sebagaimana dipahami dalam ajaran Islam, bahwa sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia lain.

 

Iblis berjanji bahwa selamanya akan menyesatkan manusia. Oleh karena Allah telah menyesatkannya, maka pasti kelak iblis dan bala tentaranya akan menghalangi manusia dari jalan Allah yang lurus. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk hal itu. Bahkan, dalam uraian ayat tersebut dijelaskan juga cara mereka dalam menghalangi manusia dari jalan Allah dari arah depan, belakang, sebelah kanan dan kiri. Itulah konsep yang digunakan, mereka memiliki misi yaitu untuk menyesatkan seluruh manusia dari semua lini. Dan dialog tersebut diabadikan oleh Allah agar menjadi pembelajaran bagi orang-orang yang beriman. Iblis berusaha menjauhkan manusia dari jalan Allah. Dialog iblis dan manusia menunjukkan bahwa iblis tidak ateis, namun kafir.

 

Watak iblis lainnya adalah bahwa dirinya selalu dicengkeran oleh rasa iri, dengki, dan hawa nafsu yang jahil (lihat tafsir Ibnu Katsir QS 7: 11). Allah berfirman : Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Sementara misi hidup iblis hanya satu, yakni hanya untuk menyesatkan seluruh umat manusia agar jauh dari Allah. Perhatikan firman Allah : Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya (QS 38 : 82).

 

Dengan diperintahkan untuk bersujud kepada nabi Adam, anggapannya bisa merendahkan dan melumatkan dirinya. Sebab, iblis harus bersujud kepada makhluk yang diciptakan dari tanah sementara ia berasal dari api, yang menurut anggapannya lebih mulia daripada tanah. Sehingga ia mengira dengan sujud kepada nabi Adam adalah sebuah penghinaan sekaligus merendahkan atas kedudukannya. “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?” bangkang iblis tatkala berdialog langsung dengan Allah SWT (QS 17: 62).

 

Dari sini bisa ditegaskan mengapa makna dari Islam adalah ketundukan kepada Tuhan, bukan sebatas mengetahui dan mengakui keberadaan Allah semata. Dari sini sangatlah jelas bahwa mengenali, mengetahui, paham, benar-benar mengetahui, tahu benar, dan memercayai saja tidak cukup; harus diikuti dengan kepasrahan, tunduk, patuh, dan taat.

 

Iblis itu tahu benar tentang Tuhannya, mengenal betul siapa itu Allah SWT; bahkan berkomunikasi langsung dengan Allah SWT (QS 38: 75-85). Ya, iblis itu berbicara langsung sama Allah SWT (QS 7: 11-18). Tapi anehnya, ia tidak mau tunduk, patuh dan taat serta menunjukkan membangkang dan membantah di hadapan Allah SWT (QS 15: 31, 20: 116). Maka dia termasuk golongan kafir (QS 38: 74). Maka jika ada manusia yang ateis, ia lebih tolol dari iblis.

 

Demikian juga jika  ada yang mengaku Muslim , namun membangkang, membantah, dan tidak patuh bahkan menghujat Al-Qur’an dan Hadis, meragukan kebenaran-Nya, mengaburkan dan memanipulasi kebenaran, dan sengaja memutarbalikkan data dan fakta; maka ia sebenarnya masuk dalam katagori berwatak iblis.

 

Perhatikan firman Allah : Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna" (QS 4 : 61-62)

 

(AhmadSastra,KotaHujan,03/01/22 : 14.43 WIB)

 

 

 __________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.