Oleh : Ahmad Sastra
Fir´aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". [QS Asy Syu’araa : 29]. Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan (QS Al Qashas : 4)
Dua ayat diatas menunjukkan betapa zalimnya rezim fir’aun, selain menindas rakyatnya sendiri, dia juga mengancam orang-orang yang dianggap mengganggu kekuasaannya dengan ancaman penjara, bahkan pembunuhan. Kisah ini diabadikan oleh Allah tentu saja menjadi pelajaran bahwa akan datang lagi rezim-rezim fir’aun yang berwatak sama, menindas rakyat dan mengancam penjara, bahkan ancaman pembunuhan bagi yang dianggap sebagai kerikil gangguan kekuasaan mereka.
Fir’aun sendiri untuk memperlancar misi jahatnya, menyuruh para bala tentaranya untuk melakukan penyisiran kepada rakyatnya sendiri. Allah berfirman : “Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir’aun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil. Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. Dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga”. Maka kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia. (Q.S. Asy-Syu’ara 26:53-58). “Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.” (Q.S. Asy-Syu’ara 26:60).
Sayangnya dari kalangan masyarakat Bani Israel yang tak beriman dan munafik, tergiur memuja fir’aun dan meninggalkan Nabi Musa. "Akulah tuan kalian, aku menyediakan semua kebutuhan kalian. Lihatlah (Nabi) Musa, ia tak memiliki emas. Ia hanyalah orang miskin," kata Firaun dalam satu pertemuan dengan rakyatnya termasuk bani Israil. Bani Israil pun sekejap langsung percaya dengan kata-kata Firaun. Lupa sudah bahwa raja mereka itu telah menindas, bahkan membunuh anak-anak mereka. Namun, mereka teperdaya dengan kilauan emas dan perak. Lupa sudah nabi mereka Musa yang selalu menyeru hak mereka untuk lepas dari belenggu sebagai budak Firaun.
Mereka dengan mudahnya tergiur janji Firaun yang akan memenuhi segala kebutuhan hidup mereka, meski janji itu palsu belaka. Dalam keteperdayaan dan kebodohan itu, Bani Israil serta-merta menaati Firaun dan mengabaikan panggilan Musa. Mereka tergiur godaan dunia. Musa dicela, tak dianggap sebagai utusan Allah. Apakah kondisi ini berulang, jelas berulang, sebab Allah menegaskan bahwa peristiwa sejarah akan berulang, tinggal kita mau berdiri dimana : tegak melawan kezaliman, diam karena takut resiko atau menjadi budak rezim. Ini pilihan yang tentu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat.
Sebenarnya sangat banyak dalam sejarah kisah orang-orang terdahulu yang harus merasakan pengabnya penjara, pedihnya penyiksaan dan bahkan dukanya kematian hanya karena menyampaikan kalimat kebenaran yang datang dari Allah. Menyampaikan kalimat tauhid, sepanjang sejarah akan selalu dihalangi oleh gerombolan kaum kafir dan munafik. Apalagi jika keduanya telah bergabung dalam kekuasaan negara, maka akan menjadi rezim bengis yang siap menumpas siapa saja yang dianggap sebagai pengganggu, sebab kafir dan munafik hakikatnya adalah para budak setan.
Nabi-nabi seperti Ibrahim, Musa, Nuh, Isa dan Muhammad tidak pernah sepi dari berbagai ancaman dari penguasa zalim pada zamannya. Para sahabat seperti Bilal, keluarga yasir dan bahkan para sahabat yang kelak menjadi khalifahpun tidka sepi dari berbagai ujian dan cobaan. Para ulama fikih seperti Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hanbal pun demikian kondisinya. Para tokoh pergerakan kontemporer juga mengalami hal yang sama, misal Sayyid Qutb, Hamka, Abu Bakar Ba’asyir dan Habieb Rizieq Shihab serta banyak lagi yang tidak bisa disebutkan. Mereka merasakan dingin dan pengabnya penjara sebagai sebuah resiko menyuarakan kebenaran Islam yang telah diyakininya.
Dikisahkan seorang Abu Dzar Al-Ghifari ra yang menyatakan keislamannya ketika hanya segilintir orang yang memeluk Islam, itu pun mereka menyembunyikannya dari orang-orang Kafir. Tetapi tidak dengan Abu Dzar, begitu lantangnya ia berseru kalimat tauhid di Masjidil Haram dan dipersaksikan orang-orang kafir. Hampir tiba ajalnya ketika orang-orang kafir menyerangnya karena geram mendengar ucapannya, namun paman Nabi SAW yang bernama Abbas ra menyelamatkannya.
Pada hari kedua, Abu Dzar ra mengulangi perbuatan yang sama. Ia pergi ke Masjidil Haram dan meneriakkan kalimat tauhid di hadapan orang banyak. Orang-orang yang membenci ucapan itu pun kembali memukulinya. Dan pada hari itu, Abbas ra kembali yang menyelamatkannya. Di kemudian hari, Abu Dzar termasuk golongan ahli zuhud dan ulama besar pada zamannya. Ali ra berkata, “Abu Dzar memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh orang lain, namun ia menyimpannya.”
Abu Dzar memilih untuk menyatakan keislamannya secara terang-terangan karena ia tahu dalam menyebarkan Islam, Nabi SAW telah banyak menderita. Maka, ia ingin merasakan penderitaan yang Nabi SAW alami. Tiada kekuatan sebesar apa pun yang dapat menghentikan semangat para sahabat sekalipun mereka dizhalimi orang-orang kafir.
Untuk itu bagi para pejuang agama Allah, teruslah tegak berjuang, jangan tundukkan wajah karena ketakutan atas segala ancaman kafir dan munafik. Tetaplah istiqomah dalam perjuangan membela agama Allah, yakinlah akan pertolongan Allah. Jangan pernah tunduk kepada musuh-musuh Allah dan ingatlah firman Allah : Dan janganlah kamu menuruti orang-orang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. (QS Al Ahzab : 48).
(AhmadSastra,KotaHujan,17/11/21 : 13.50 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad