Oleh : Ahmad Sastra
Ideologi adalah sekumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup (Kamus besar bahasa Indonesia). Istilah ideologi dalam perspektif politik adalah sistem ide yang menyangkut filsafat, ekonomi, politik, kepercayaan sosial dan ide-ide. Pemikiran yang mendasar, yang tidak dibangun berdasarkan pemikiran lain (ushûl bukan furû‘). Ideologi atau mabda’ adalah akidah rasional yang mampu melahirkan sistem peraturan kehidupan (An Nabhani , 1953).
Islam adalah dien yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya, dirinya sendiri dan sesama manusia. Aspek hubungan sesama manusia Islam meliputi ekonomi, politik, pendidikan, budaya, pergaulan sosial, keamanan dan kesehatan. Islam bukan agama sebatas ritual seperti kristen dan budha, melainkan jalan hidup (ideologi) yang mampu mengatur semua aspek kehidupan manusia.
Fungsi mahasiswa sebagai entitas intelektual dan gerakan sosial diantaranya adalah sebagai agent of change atau leader of change. Fungsi lain mahasiswa adalah entitas gerakan perlawanan atas kekuasaan yang zalim dan tidak berpihak kepada kejujuran, kebenaran dan keadilan. Sebagai gerakan intelektualitas, mahasiswa harus memahami betul faktor fundamental yang menjadi faktor kemajuan dan kemunduran sebuah negara.
Gerakan intelektual mahasiswa adalah gerakan anti kekerasan namun selalu berkontribusi memberikan sintesis atau solusi yang benar atas persoalan negara. Sebagai entitas intelektual, mahasiswa muslim bukan saja menjadi garda terdepan dalam mengawal pemerintahan, namun juga menjadi representasi suara kebenaran Islam.
Melakukan pergerakan intelektual ideologis bagi mahasiswa muslim bukan tanpa konsekuensi. Mengusung ideologi Islam sebagai alternatif solusi bagi carut marut negeri akibat ideologi kapitalisme sekuler dan kominusme ateis adalah kesiapan mahasiswa muslim untuk melakukan pergolakan pemikiran antar ideologi. ‘Jihad intelektual’ ini akan menimbulkan resistensi politik yang tajam dan kadang rawan ditunggangi oleh kepentingan politik pragmatis.
Benturan Ideologi adalah sebuah keniscayaan bagi mahasiswa muslim yang memahami hakikat perjuangan. Karena itu dalam sejarah Islam, dakwah ideologis yang berusaha melakukan perubahan fundamental atas kekuasaan dihadapkan oleh tindakan represif pemerintah status quo yang kadang harus berakhir di penjara, rumah sakit dan kuburan. Hal ini tidaklah mengapa, sebab berjuang akan mati, tak berjuang juga akan mati, maka lebih baik mati dalam jalan perjuangan Islam.
Quo vadis mahasiswa muslim ?. sebuah pertanyaan sekaligus renungan penting yang mesti disadari oleh semua komponen mahasiswa muslim, apapaun organisasinya, apakah HMI, KAMMI, Gema Pembebasan, PII, PMII, BEM, LDK, atau lainnya. Sebab apapun yang mahasiswa muslim lakukan untuk negeri ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Mahasiswa muslim harus bangun dari tidurnya atau meluruskan kembali arah perjuanganya. Mahasiswa muslim adalah entitas intelektual yang dalam bahasa Al Qur’an adalah generasi ulil albab.
Perhatikan firman Allah : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (QS Ali Imran : 190-191).
Mahasiswa muslim juga punya tugas memberikan peringatan kepada kekuasaan yang zalim : Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali - kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku (QS 50 : 45). Mengingatkan kekuasaan zalim adalah bagian dari jihad fi sabilillah. Kekuasaan zalim adalah kekuasaan yang tidak menerapkan sistem hukum Islam. hukum Islam adalah hukum yang paling adil karena berasal dari Allah, Zat Yang Maha Adil.
Islam sebagai agama tauhid yang memiliki misi utama mentauhidkan masyarakat tidak pernah berubah sedikitpun meski dibawa oleh Nabi yang berbeda-beda, sejak Nabi Adam as. hingga Rasulullah SAW. Dengan demikian, tauhid adalah inti dakwah para Nabi utusan Allah. Ajaran tauhid inilah yang akan melahirkan keimanan yang murni dan ketaqwaan yang kaffah.
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku" (QS Al Anbiyaa : 25).
Allah menegaskan bahwa misi tauhid yang dibawa oleh Nabi Nuh termaktub dalam QS. Al A’raf : 59). Sementara misi tauhid yang dibawa oleh Nabi Hud terdapat pada QS. Al A’raf : 65). Begitupun Nabi Shalih menyerukan tauhid tertulis dalam QS.Al A’raf : 73. Sementara misi tauhid yang diajarkan Nabi Syu’aib ditegaskan dalam QS. Al A’raf : 85. Sedangkan misi tauhid yang dibawa Nabi Musa tertera dalam QS. Al A’raf : 127. Seruan tauhid Nabi Isa termaktub di QS. Al Maidah : 177, seruan tauhid Nabi Ibrahim di QS. Al Ankabut : 16 dan seruan tauhid Rasulullah Muhammad SAW tertulis di QS Az Zumar : 11).
Misi tauhid sejalan dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni agar menjadi hamba-hamba Allah yang hanya menyembah Allah (QS Adz Dzariyat : 56), dimana keseluruhan aktivitas hidup hingga kematian tiba semata lillah karena Allah SWT (QS. Al An’am : 162). Penyimpangan utama ajaran tauhid adalah berbagai bentuk kemusyrikan dari zaman ke zaman. Karenanya, Allah sangat mengharamkan kemusyrikan dan tak akan mengampuni dosanya (QS An Nisa’ : 48) dan di akhirat tak akan bisa masuk surga (QS Al Kahfi : 110).
Seruan dakwah tauhid yang dilakukan pada Nabi dalam sejarahnya tetap menyisakan kaum yang menyimpang karena tidak mendapatkan petunjuk dari Allah. Hal ini ditegaskan Allah dalam QS An Nahl : 36 : Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Kemusyrikan modern yang kini tengah menyerang tauhid umat Islam, sebagaimana terjadi sejak dulu hanyalah sebuah kelanjutan masa lalu. Semisal paham pluralisme hanyalah sebuah transformasi bahasa, sementara secara substansial adalah kemusyrikan. Paham pluralisme sebagaimana telah dinyatakan haram oleh fatwa MUI 2005 adalah paham yang mencampur aduk haq dan batil dengan menyatakan bahwa semua agama sama yang membawa kebenaran dan kebaikan. Secara genealogis, paham pluralisme ini berasal dari luar ajaran Islam. Paham pluralisme teologis yang diserukan kaum kafir Quraisy dengan tegas dibantah oleh Rasulullah melalui firman Allah QS Al Kafirun : 1 -6.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembahdan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Rasulullah menegakkan daulah madinah sebagai contoh nyata negara berbasis tauhid yang melahirkan peradaban agung lebih dari 13 abad. Seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dilandaskan oleh tauhid. Islam adalah agama sempurna yang meyakini akan adanya Allah dan sekaligus tunduk dan patuh atas syariahNya. Sementara kapitalisme sekuler mengakui tuhan, tapi tidak dengan hukumnya. Sementara ideologi komunisme ateis, tidak mengakui tuhan sekaligus hukumNya. Nah disinilahlah apa yang disebut sebagai reideologi mahasiswa muslim menemukan korelasinya.
Reideologi mahasiswa muslim bermakna perjuangan dan gerakan mahasiswa muslim harus mengarah kepada penegakan hukum Islam di negeri ini dan membuang jauh ideologi kapitalisme sekuler dan komunisme ateis. Reideologi mahasiswa muslim maknanya adalah perjuangan dan gerakan mahasiswa muslim harus bersifat ideologis, bukan sekedar politis apalagi pragmatis.
Reideologi mahasiswa muslim pada hakikatnya adalah kembalinya mahasiswa muslim kepada pengabdian sepenuhnya kepada Allah dalam setiap langkah gerakan dan perjuangan. Mahasiswa muslim yakin betual akan firman Allah : Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS Al An’am : 162).
Islam adalah agama sempurna yang melahirkan cara pandang dan sikap individu sebagai pribadi mulia yang senantiasa menebarkan kebaikan dan perdamaian bagi sesama. Sementara jika diterapkan oleh negara, Islam akan menebarkan rahmat bagi seluruh manusia dan alam semesta.
Islam adalah manhaj kehidupan holistik bagi kebaikan manusia seluruhnya sebab ia berasal dari sang Pencipta manusia. Islam adalah manhaj kehidupan yang realistik, dengan berbagai susunan, sistematika, kondisi, nilai, akhlak, moralitas, ritual dan begitu juga atribut syiarnya. Ini semuanya menuntut risalah ini ditopang oleh individu yang bertaqwa serta kekuatan institusi yang dapat merealisasikannya secara kaffah sebagaimana daulah Madinah yang didirikan oleh Rasulullah SAW. Daulah Islamlah yang akan mampu membungkam berbagai paham sesat serta memerdekakan dari segala bentuk penjajahan. Dengan tegaknya Daulah Islam pula, dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia akan berjalan, persatuan umat Islam akan terwujud serta penerapan Islam kaffah akan menjadi kenyataan.
Hidup mahasiswa muslim !!
(AhmadSastra,KotaHujan,03/07/21 : 11.00 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad