Oleh : Ahmad Sastra
Pemimpin negara adalah orang yang diberikan amanah untuk mengurus urusan umat atau rakyat yang dipimpinnya. Dalam hal menjaga jiwa rakyat, Umar bin Khathab ketika menjabat sebagai khalifah berkata, “demi Allah jika ada seekor keledai jatuh terperosok dari negeri Irak aku khawatir keledai itu akan menuntut hisab aku di hari kiamat. ”Waktu itu Umar bin Khatab tinggal di Madinah, sedang lubangnya di Irak.
Umar Bin Khathab adalah salah satu legenda pemimpin terbesar dalam sejarah keemasan peradaban Islam. Umar menjadi khalifah kedua menggantikan khalifah pertama Abu Bakar Ash Shiddiq. Ucapan diatas menujukkan kepekaan yang sangat tinggi terhadap nasib yang dipimpinnya. Bukan hanya kepada rakyat, bahkan kepada hewan sekalipun, Umar begitu peduli akan keselamatannya. Inilah contoh pemimpin cerdas, bertanggungjawab sekaligus punya kepekaan tinggi atas krisis yang dialami rakyatnya.
Kepemimpinan Islam itu istimewa, karena berorientasi kepada keselamatan dunia akhirat, tidak seperti pemimpin yang lahir dari rahim demokrasi yang sekuleristik, hanya berorientasi kepada duniawi semata. Akibatnya pemimpin sekuler tidak punya kepekaan dan tanggungjawab kepada rakyatnya, karena menganggap kepemimpinan adalah cara untuk memperkaya diri semata, tidak peduli kepada pertanggungjawaban di akhirat.
Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang sangat berat dan akan dimintai pertanggungjawaban di pengadilan Allah di akhirat. Itulah mengapa jabatan khalifah bukanlah jabatan yang pantas diperebutkan, jika niatnya masih lurus karena Allah. Sementara jabatan pemimpin dalam demokrasi justru diperebutkan hingga menggunakan cara-cara curang dan penuh tipu daya.
Umar pernah berucapa : saudara-saudara !. Aku hanya salah seorang dari kalian. Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah (Abu Bakar) aku enggan memikul tanggung jawab ini. Ya Allah, aku ini sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku. Ya Allah aku sangat lemah, maka berikanlah kekuatan. Ya Allah aku ini kikir, jadikanlah aku dermawan bermurah hati."
"Bacalah Alquran, dalami, dan bekerjalah dengannya. Jadilah salah satu umatnya. Timbang dirimu sebelum menimbang, hiasi dirimu untuk persembahan terbesar pada hari ketika kamu akan dipersembahkan kepada Allah SWT. Bukan aku menurunkan diriku dari kekayaan Allah SWT dalam status sebagai wali yatim piatu. Jika kalian puas, maka akan diampuni, jika kalian miskin, maka akan makan enak."
Selanjutnya, Umar bin Khathab menyampaikan : "Allah telah menguji kalian dengan diriku dan menguji diriku lewat kalian. Sepeninggal sahabat-sahabatku, sekarang aku ada di tengah-tengah kalian. Tidak ada persoalan kalian yang harus aku hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain kecuali kepadaku. Dan tak ada yang tak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan terpuji dan amanat. Kalau berbuat baik, akan kubalas dengan kebaikan, tetapi kalau berbuat jahat, terimalah bencana yang akan kutimpakan."
Bagaimana jika ada suatu negara pemimpinnya tidak tanggungjawab, tidak punya kepakaan krisis dan tidak ksatria, mungkin saja akan membiarkan rakyatnya mati kelaparan dan mati karena wabah dan tidak berusaha menyelamatkan dengan kebijakan yang benar. Mungkin dia juga akan merasa tidak bersalah dengan apa yang dia lihat. Bahkan meskipun sudah ribuah rakyat meninggal karena kesalahan kebijakan, dia pun tidak mau mengakui kesalahan dan tidak mau mundur. Inilah contoh pemimpin yang tidak punya rasa malu, tidak punya tanggungjawab, tidak punya kepakaan krisis dan tidak ksatria mengakui kesalahan. Berbeda dengan Umar Bin Khathab.
(AhmadSastra,KotaHujan,27/07/21 : 10.45 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad