Oleh : Ahmad Sastra
Sejak awal berdiri, negeri ini memiliki spirit anti penjajahan. Dinyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Konflik Israel dan Palestina kembali mengemuka disaat umat Islam di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri. Serangan brutal Israel atas rakyat palestina yang merenggut lebih dari 200 jiwa dimana anak-anak dan ibu menjadi korbannya telah memantik simpati dunia atas kezaliman ini.
Allah telah menegaskan bahwa orang-orang kafir akan terus memusuhi Islam dan tidak rela atas umat ini selamanya. Allah berfirman: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al baqarah : 120)
Konflik Israel Palestina adalah sebuah bentuk nyata dari sebuah penjajahan. Pendudukan yang dilakukan oleh Israel atas tanah palestina sejak awal adalah sebuah pelanggaran berat atas hak rakyat Palestina. Berbagai bentuk protes atas pendudukan datang dari berbagai elemen masyarakat di seluruh penjuru dunia. Inilah moment penting bagi Indonesia untuk berperan lebih esensial untuk memerdekakan negara palestina atas penjajahan Israel.
Kabar terbaru dari konflik Israel Palestina, Gaza mengalami serangan terberatnya dan Dewan Keamanan (DK) PBB akan rapat darurat. Melansir AFP pada Selasa (18/5/2021), DK PBB akan rapat darurat hari ini untuk mengakhiri konflik Israel dan Palestina terkini yang telah menewaskan lebih dari 220 orang, mayoritas adalah warga Palestina. Sementara itu Israel terus melakukan bombardir harian terberatnya di Gaza malam itu.
Indonesia sebagai negara yang anti penjajahan sejak awal telah mendukung hak kemerdekaan palestina atas penjajahan Israel. Hal ini dibuktikan sejak kepemimpinan Soekarno. Presiden pertama ini menyatakan bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel. Karena itu secara historis, Jika merujuk sikap Bung Karno ini, maka penindasan atas bangsa Palestina, hari ini, adalah urusan negeri ini.
Karena itu jika masih ada sebagain dari bangsa ini tidak peduli atas berbagai bentuk penjajahan, maka selain ahistoris juga merupakan sikap inkonstitusional. Sebenarnya jika mau merujuk kepada sila kedua Pancasila, maka cukuplah kesadaran kemanusiaan mampu menalar atas segala bentuk penjajahan yang merupakan pelanggaran berat atas hak asasi manusia.
Untuk memperkuat spirit pembelaan atas palestina, alangkah baiknya bangsa ini kembali membuka kembali lembaran sejarah. Adalah fakta sejarah bahwa negara Palestina telah mendukung penuh dan mengakui kemerdekaan Indonesia atas penjajahan. Pada September 1944, Mufti Besar Palestina Syaikh Muhammad Amien al-Huseini menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan RI. Ia bahkan menyampaikan dukungannya itu melalui radio berbahasa Arab di Berlin. Langkah Palestina tersebut diikuti oleh Mesir yang pada 22 Maret 1946 mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dalam perspektif Islam, sesama muslim di seluruh dunia adalah bersaudara dengan diibaratkan sebagai satu tubuh. Dari An-Nu'man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim No 4685).
Karena itu bagi seorang muslim, membela Palestina bukanlah persoalan sekedar persoalan kemanusiaan, kolonialisme dan kezaliman, namun lebih dari itu adalah bagian dari ekspresi keimanan. Allah dengan tegas juga melarang umat Islam bercerai berai, sebaliknya harus bersatu padu saling menolong dan menyayangi.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Ali Imran : 103)
Penjahahan Israel atas Palestina dikatakan sebagai persoalan keimanan dan keislaman, karena Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkati. Hal ini juga Allah tegaskan dalam FirmanNya Surat Al Isra ayat 1.
Dalam perspektif syariah, ajaran Islam adalah ajaran yang sangat mengharamkan berbagai bentuk penjahahan, ketidakadilan, kezaliman dan kemungkaran. Umat Islam bahkan diwajibkan untuk memberantas kemungkaran sebagai syarat umat terbaik. Hal ini ditegaskan oleh Allah : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: Ayat 110)
Keharaman atas segala bentuk penjajahan dibuktikan oleh umat Islam yang sejak awal telah menjadi garda terdepan dalam mengusir kolonialisme dari tanah pertiwi ini. Spirit ini diperkuat dengan adanya resolusi jihad yang diprakarsai oleh KH Hasyim Asy’ari, 22 Oktober 1945. Kemerdekaan RI sebagai rahmat dari Allah adalah merupakan jerih payah para kyai dan santri yang dengan gigih angkat senjata berjihad melawan penjajah.
Persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin disana dan melakukan pendudukan dan penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel mundur dari Palestina. Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian, diplomasi atau perjuangan orang perorang, namun diperlukan persatuan umat Islam sedunia.
Oleh karena itu, jangan pernah berhenti bela Palestina, bumi para Nabi dan teruslah melawan segala bentuk penjajahan. Membela Palestina, bukan hanya refleksi kemanusiaan atas penjajahan, namun merupakan refleksi keimanan bagi seorang muslim. Islam anti penjajahan, maka umatnya harus terus berjuang menghapus penjajahan di atas bumi ini. Meskipun untuk perjuangan ini akan dihadapkan oleh kaum kafir dan munafik yang pro atas penjajahan negeri-negeri muslim selamanya. Tugas umat adalah menghadirkan Islam di bumi ini agar kebatilan lenyap selamanya.
(AhmadSastra,KotaHujan,25/05/21 : 15.10 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad