Oleh : Ahmad Sastra
Penduduk dunia kini telah mencapai lebih dari 7,7 miliar dan 1,9 miliar lebih adalah umat Islam yang tersebar di hampir seluruh negara di dunia. Populasi muslim di dunia terus bertambah cepat yang menurut Pew Research Center akan segera melampaui jumlah umat Kristen di dunia. Tahun 2060 populasi umat Islam akan mencapai 3 milyar dikarenakan banyaknya keturunan yang dilahirkan.
Sementara tujuh kelompok agama besar dunia justru mengalami penurunan kelahiran. Wanita muslimah memiliki rata-rata 2,9 anak, jauh di atas kelompok tertinggi berikutnya yakni Kristen yang hanya 2,6, sementara dari semua non muslim rata-rata hanya 2,2. Di Indonesia, populasi muslim mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total penduduk 275,5 juta jiwa pada tahun 2020.
Pertumbuhan populasi muslim di dunia juga dibantu fakta bahwa muslim memiliki udsia rata-rata termuda (24 tahun 2015) dari semua kelompok agama utama, lebih muda tujuh tahun dari usia rata-rata non muslim (32). Sebagian besar umat Islam akan segera berada pada titik kehidupan mereka ketika orang mulai memiliki anak. Ini, ditambah dengan tingkat kesuburan yang tinggi, akan mempercepat pertumbuhan penduduk muslim.
Setidaknya ada 40 negara dimana penduduk muslimnya berjumlah besar diantaranya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Turki, Mesir, Palestina, Irak, Iran, Pakistan, India, Turkmenistan, Uzbekistan, Gambia, Nigeria, Mali, Senegal, Qatar, Yordania, Tajikistan, Azerbaijan, Djibouti, Oman, Tunisia, Yaman, Mauritania, Aljazair, Sahara Barat, Maladewa, Afghanistan, Filiphina, Thailand, Singapura, China, Bangladesh, Lebanon, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Kazakhstan.
Ada pertanyaan yang mendasar, apakah dengan populasi hampir 2 milyar ini umat menjadi pemimpin dunia sebagaimana pernah dialami selama 1400 tahun ketika ada khilafah ?. Ternyata hampir dua milyar umat Islam yang tersebar di seluruh penjuru dunia kini tercerai berai bagaikan buih yang terombang-ambing. Umat Islam tidak lagi dipersatukan oleh daulah khilafah, namun tercerai berai oleh sistem nasionalisme warisan penjajah.
Khilafah terbukti telah mampu menyatukan umat Islam seluruh dunia dalam satu komando kepemimpinan khalifah, sementara nasionalisme telah mencerai beraikan dan memecah belah menjadi hampir 57 negara. Tanpa khilafah, umat Islam akan menjadi seperti buih yang dipermainkan oleh negara-negara asing dan aseng penjajah.
Rasulullah telah mengingatkan akan hal ini : Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Lalu seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi SAW bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian” (HR. Abu Dawud).
Allah juga telah menegaskan akan pentingnya persatuan umat Islam ini : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (QS Ali Imran : 103)
Kuantitas umat Islam menjadi sangat penting, namun ada yang lebih penting lagi yakni kualitas. Sebab yang menentukan kemuliaan umat Islam adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya. Kemenangan perang Badar karena pertolongan Allah bukan disebabkan karena kuantitas, namun karena kualitas keimanan dan ketaqwaan pasukan kaum muslimin saat itu.
Kualitas keimanan dan ketaqwaan inilah yang sesungguhnya menjadikan umat ini sebagai umat terbaik. Keimanan yang memancar dalam setiap aktifitas dakwah adalah salah satu kunci sebagai umat terbaik. Allah telah menagaskan dalam QS Ali Imran ayat 110 sebagai bentuk penegasan umat terbaik dengan menentukan syaratnya, yakni dakwah dan iman.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS Ali Imran : 110).
Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan tiadanya khilafah tidak bisa berjalan dengan baik. Dahulu khilafah telah mampu menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan mengutus para dai dan ulama hingga sampai ke Nusantara pada abad ke 7. Namun, tiadanya khilafah, dakwah Islam justru dipersekusi dan dikriminalisasi di berbagai negara.
Dakwah dan daulah sangat dekat relasinya, sebagaimana diungkap oleh Sayyid Qutb : Sejarah Islam, sebagaimana yang pernah ada, merupakan sejarah dakwah dan seruan, sistem dan pemerintahan. Tidak asumsi lain yang dapat diklaim sebagai Islam, atau diklaim sebagai agama ini, kecuali jika ketaatan kepada Rasul direalisasikan dalam satu keadaan dan sistem (Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz II hlm. 696).
Dengan khilafah, maka syariah Islam juga bisa terlaksana secara kaffah dan sempurna. Sementara tanpa khilafah, bahkan syariah dianggap sebagai paham yang membahayakan negara. Padahal syariah Allah akan membawa rahmat bagi alam semesta. allah juga telah memerintahkan umatNya untuk masuk Islam secara kaffah :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS Al Baqarah : 208).
Istilah kâffah disebutkan dalam al-Baqarah: 208. Menurut bahasa, artinya utuh, integral. Adapun yang dimaksud adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh dan menyeluruh, tidak sepotong atau secara parsial (Ahsin Wijaya, 2006: 143). Fissilmi Kâffah (ke dalam Islam secara menyeluruh) kedalam Islam dan syariat-syariatnya secara utuh (Hasanain Muhammad Makluf, 1996: 20).
Ketika Allah menyeru orang-orang mukmin untuk masuk dalam Islam secara Kâffah, lalu Allah menyuruh hati-hati (waspada) kepada mereka agar tidak mengikuti langkah-langkah setan. Dalam ayat ini (al-Baqarah: 208) hanya ada dua arah. Masuk Islam secara Kâffah atau mengikuti langkah-langkah setan, petunjuk atau kesesatan, Islam atau jahiliyah, jalan Allah atau jalan setan, petunjuk Allah atau kesesatan setan. Dengan contoh ini seorang muslim harus menemukan sikap jati dirinya, untuk tidak boleh ragu dan bingung antara beberapa jalan yang berbeda-beda dan beberapa arah yang berebeda-beda (Sayyid Qutub, Tt : 142).
Islam merupakan agama yang realistik, yang membuktikan bahwa larangan dan nasehat saja tidak cukup. Juga membuktikan, bahwa agama ini tidak akan tegak tanpa negara dan kekuasaan. Agama Islam adalah manhaj atau sistem yang menjadi dasar kehidupan praktis manusia, bukan hanya perasaan emosional (wijdani) yang tersemat dalam hati, tanpa kekuasaan, perundang-undangan, manhaj yang spesifik dan konstitusi yang jelas. (Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz I hlm. 601).
Islam adalah manhaj kehidupan holistik bagi kebaikan manusia seluruhnya sebab ia berasal dari sang Pencipta manusia. Islam adalah manhaj kehidupan yang realistik, dengan berbagai susunan, sistematika, kondisi, nilai, akhlak, moralitas, ritual dan begitu juga atribut syiarnya. Ini semuanya menuntut risalah ini ditopang oleh kekuatan institusi yang dapat merealisasikannya secara kaffah. Islam juga harus disokong oleh manusia-manusia amanah dengan ketundukan jiwa secara totalitas. Islam adalah fikrah sekaligus tariqah.
Islam adalah kesempurnaan kebenaran, tidak ada agama yang paling sempurna selain Islam. Islam adalah ajaran tertinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Islam. Ukuran kebenaran Islam adalah dari sumber hukumnya, yakni Al Qur’an dan Al Hadist. Allah sendiri yang menegaskan bahwa Islam adalah agama yang di ridhoiNya, selain Islam tidak diterima.
Nah dengan tiadanya khilafah Islam, umat Islam bukan hanya tak berdaya meski jumlahnya hampir 2 milyar, namun juga mengalami berbagai bentuk penjajahan, penderitaan, penindasan, kemunduran, kemiskinan dan berbagai bentuk nestapa lainnya. Kini 100 tahun dunia Islam tanpa khilafah, umat Islam tercerai berai, dakwah dihadang dan syariah dilecehkan. Akankah kita terus berdiam diri ?. Saatnya kita bangkitkan lagi spirit perjuangan menegakkan khilafah di seluruh penjuru dunia agar umat Islam kembali merdeka, bersatu dan mampu menerapkan Islam kaffah demi menebar rahmat bagi manusia seluruh dunia.
(AhmadSastra,KotaHujan,06/03/21 : 12.04 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad