SYARIAH SOLUSI NEGERI, TERAPKAN SEPENUH HATI

 



 

Oleh : Ahmad Sastra

 

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong ekonomi syariah dioptimalkan dalam mendukung perekonomian nasional. Kiai Ma'ruf berharap ekonomi dan keuangan syariah dapat memainkan peran dalam pemulihan ekonomi Indonesia pada masa pandemi ini.

 

"Ekonomi syariah sebagai ekonomi iqtishadiyah ishlahiyah (ekonomi perbaikan) dan Islam sebagai dinul ishlah (agama perbaikan) harus bisa menjadi pemicu bagi penguatan dan pemulihan ekonomi nasional," kata Kiai Ma'ruf saat hadir secara virtual di acara Munas V Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Sabtu (23/1). (Republika, 25/01).

 

Menerapkan ekonomi syariah di tengah hegemoni ideologi kapitalisme tidak akan bisa menjadi solusi fundamental bagi negeri ini. Sebab, persoalan negeri ini bukan hanya soal ekonomi semata, namun rusaknya seluruh aspek kehidupan akibat penerapan ideologi kapitalisme sekuler dibawah sistem politik demokrasi.

 

Konsep ekonomi Islam dimulai dari konsep kepemilikan, dimana ada sumber daya alam yang berfungsi untuk memenuhi hidup orang banyak wajib dimiliki oleh umat dan haram diprivatisasi. Negara hanya bertugas untuk mengelola dan manfaatnya untuk kepentingan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

 

Islam juga memiliki konsep kepemilikan negara dan individu. Sementara kapitalisme bertentangan 180 derajat dengan konsep Islam, dimana seluruh sumber daya alam boleh dimiliki oleh individu (kaum kapitalis). Sementara ideologi komunisme sebaliknya, seluruhnya harus dimiliki oleh negara. Ini baru masalah ekonomi.

 

Ekonomi sebagai sistem tentu saja tidak bisa berdiri sendiri, sebab banyak fariabel yang melekat kepada aktivitas ekonomi sebuah negara. Sementara persoalan lain di negeri ini sudah sampai kepada titik nadir kerusakan. Amoralitas para pejabat yang kerjanya menipu dan korupsi juga telah menjadikan kemiskinan terstruktur terjadi di negeri ini.

 

Islam adalah pandangan hidup (mabda) yang melahirkan sistem aturan dan perundang-undangan di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, keamanan dan urusan luar negeri. Islam bukan hanya sebatas sistem ekonomi semata. Karena itu apa yang disampaikan oleh wapres belum bisa menyelesaikan persoalan multidimensi negeri ini.

 

Secara paradigmatic, alam semesta ini milik Allah, bumi ini milik Allah dan bahkan Indonesia ini milik Allah, maka sudah seharusnya negeri ini menerapkan Islam secara kaffah dan membuang jauh-jauh sistem kapitalisme sekuler, apalagi komunisme ateis. Menerapkan Islam secara kaffah dalam bentuk konstitusi dan institusi sekaligus, yakni perundang-undangan sekaligus bentuk pemerintaha. Penulis yakin wapres sangat paham apa yang dimaksud dengan kedua istilah ini.

 

Allah telah menegaskan pentingnya menerapkan syariah secara menyeluruh, “ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu” (QS Al Baqarah : 208).

 

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali Imran : 19)

 

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran : 85).

 

Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raf : 96).

 

Sekulerisme adalah kebalikan dari terminologi kaffah dalam Islam. Maknanya bahwa Islam menghendaki penerapan syariah secara menyeluluh, sementara sekulerisme justru memisahkan antara Islam dengan kehidupan. Islam hanya dipandang sebagai urusan individu, sementara urusan publik diserahkan kepada kesepakatan manusia. Sekulerisme adalah langkah-langkah setan sebagaimana disunggung dalam QS 2 : 208 di atas.

 

Nah, oleh karena itu demi perbaikan negeri ini, maka penulis menghimbau kepada pemerintah untuk tidak setengah hati menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab sekali lagi, Indonesia adalah milik Allah, sementara Allah telah menyiapkan hukum syariah secara sempurna.

 

Jika hanya soal ekonomi syariah, sementara sistem ekonominya masih dalam hegemoni kapitalisme, maka tidak akan mampu menyelesaikan persoalan kriris multidimensi negeri ini. Pemerintah adalah institusi yang memiliki kekuatan untuk mampu menerapkan Islam kaffah, sementara rakyat hanya mampu menyampaikan dan mendakwahkan. Ikutilah teladan kita Rasulullah yang telah sukses memimpin daulah Madinah.

 

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS Al Ahzab : 21). Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS Al Anbiyaa : 107).

 

Tulisan ini adalah bentuk dakwah demi kebaikan negeri ini, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri ?” (QS Al Fushilat : 33).

 

(AhmadSastra,KotaHujan,25/01/21 : 10.30 WIB)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.