Oleh : Ahmad Sastra
Ironis, di negeri mayoritas muslim ini seolah ulama tak terjamin keselamatannya. Kasus upaya pembunuhan atas Sheikh Ali Jabir oleh remaja yang konon mengalami gangguan jiwa adalah satu dari puluhan kasus serupa.
Bahkan Ustadz Prawoto, dua tahun yang lalu tepatnya tanggal 1 Februari 2018 mengalami tindak penganiayaan oleh orang yang divonis gila tepat saat sang ustadz keluar masjid setelah sholat subuh. Nyawa ustadz Prawoto tak tertolong, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (persis) Cigondewah Bandung itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Lebih sadis lagi adalah kasus penyerangan terhadap santri Pondok Pesantren Al Futuhat Garut berinisial Abd alias Uloh pada tanggal 3 Februari 2018 oleh enam orang gila yang tak dikenal. Tidak sampai sepekan, tanggal 8 Februari 2018 seorang ulama dari Bogor, Ustadz Sulaiman dibacok oleh orang gila di desa Cigudeg.
Kasus upaya pembunuhan juga dialami oleh seorang ulama pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Paciran Lamongan, KH Abd. Hakam Mubarok yang diserang oleh orang gila. Entah akan terjadi berapa kali lagi kasus-kasus aneh di negeri ini. Modusnya selalu sama, ulama diserang orang gila.
Ulama adalah aset termahal di negeri ini. Di masa peperangan, ulama adalah orang terdepan bersama santri yang berjuang dan berjihad melawan penjajah, hingga negeri ini bisa mencapai kemerdekaannya. Sementara di masa damai, ulama berperan penting mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengokohkan karakter, adab dan akhlak generasi bangsa.
Entah apa yang akan terjadi pada sheikh Ali Jaber ketika pelaku berhasil menusukkan pisau dapur itu tepat sasaran yakni leher dan dada. Dua sasaran ini menandakan bahwa pelakunya memang berniat membunuh sasaran. Sebagaimana pengakuan Sheikh Ali Jaber, pelaku sangat terlatih dan memang menyasar leher dan dada. Untungnya ulama dari Saudi itu bisa menghindarinya, karena memang beliau punya kemampuan bela diri.
Dalam klarifikasi, beberapa jam setelah kasus penusukan, ulama yang sudah 12 tahun tinggal di Indonesia itu menegaskan bahwa pelaku adalah orang yang sangat terlatih, sehingga tidak mungkin sebagai orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Dia menduga kuat bahwa pelaku adalah orang suruhan. Sheikh juga menegaskan untuk tetap berjuang menyampaikan kebenaran dan menyiapkan para penghafal Al Qur’an di Indonesia.
Upaya pembunuhan atas ulama adalah perbuatan biadab yang harus dihukum secara tegas dan adil. Pemerintah harus bersuara dan penegak hukum harus adil dan transparan. Sebab hal serupa sering terjadi dan selalu menimpa ulama. Penegak hukum harus mengusut tuntas jika ada pihak-pihak yang terlibat dibelakang pelaku. Sebab ada dugaan kuat, pelaku adalah orang suruhan.
Ulama wajib dijaga, dilindungi dan bahkan wajib dimuliakan oleh negara. Sebab, wafatnya satu ulama berarti bangsa ini telah kehilangan salah satu pilar agama. Sebab ulama adalah aset bangsa yang tak bisa tergantikan. Bangsa ini telah kehilangan aset paling berharga, jika ditinggal ulama. Tak mudah melahirkan kembali ulama yang sama, jika tidak hendak dikatakan mustahil.
Ulama adalah pencerah dalam kegelapan kehidupan, penjaga moral bangsa sekaligus pengawal visi religius berbangsa dan bernegara. Dalam arus politik sekuleristik, peran ulama dalam meluruskan arah bangsa sangat dibutuhkan. Ulama selalu menjadi lentera petunjuk agar negeri ini tetap bisa berjalan di atas jalan yang diridhoi Allah.
Dalam perspektif Islam, ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi, termasuk di dalamnya Nabi Muhammad saw., tidak mewariskan harta, tetapi mewariskan ilmu yang bersumber dari wahyu. Siapa saja yang menguasai ilmu syar’i serta menghiasi keyakinan dan amal perbuatannya dengan ilmu tersebut layak disebut sebagai ulama pewaris para nabi. Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar maupun dinar, tetapi mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil ilmu itu, ia mengambil bagian yang banyak (HR Abu Dawud).
Agama Islam bukan saja menghargai ilmu tetapi meletakkan ilmu dengan posisi yang sangat istimewa. Allah berfirman dalam banyak ayat al-Qur’an supaya kaum Muslimin memiliki ilmu. Keistimewaan tersebut tampak sekali dari banyaknya ayat-ayat al-Qur’an dan al-Hadits yang memerintahkan supaya mendalami ilmu.
Allah akan mengangkat derajat negeri ini jika negeri ini banyak ulamanya. Perhatikan firmanNya : Allah mengangkat orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat. (QS Al Mujaadilah : 11).
Namun musibah adalah taqdir dari Allah, begitupun dengan kematian. Peristiwa yang menimpa sheikh Ali Jaber dalam perspektif aqidah adalah ujian dari Allah. Sementara pelaku penusukan adalah perbuatan zalim dan biadab yang akan dimintai pertanggungjawaban dunia akhirat. Sementara rakyat dan negara harus mampu mengambil hikmah atas setiap peristiwa. Kewaspadaan harus makin ditingkatkan oleh umat Islam di Indonesia. Negara juga harus serius menangani kasus-kasus seperti ini serta memberikan perlindungan maksimal kepada para ulama.
(AhmadSastra,KotaHujan,18/09/20 : 05.40 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad