NEW NORMAL DI PESANTREN



Oleh : Ahmad Sastra

Pesantren adalah salah satu aset penting bagi negeri ini. Jutaan santri yang kini tinggal di hampir 30 ribu pesantren adalah masa depan bangsa ini. Kebijakan new normal pesantren mestinya berorientasi kepada keselamatan nyawa santri dan guru.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan khas berbasis nilai-nilai Islam tertua di Indonesia. Jika merujuk kepada pendapat Ahmad Mansur Suryanegara, bahwa kelahiran cikal bakal pesantren sebagai basis penggalian nilai-nilai ajaran Islam bersamaan dengan datangnya Islam ke Nusantara, yakni abad ke 7.

Dengan demikian pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang bertahan selama lebih dari 13 abad. Meskipun menurut Martin Van Bruinessen asal usul dan kapan persisnya munculnya pesantren di Indonesia belum bisa diketahui dengan pasti. Sementara Pigeud dan De Graaf menyatakan bahwa pesantren sudah ada semenjak abad ke 16.

Namun pada faktanya, sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam berbasis asrama, pesantren telah memberikan konstibrusi besar bagi negeri ini, baik pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Karena itu menjaga pesantren maknanya adalah menjaga generasi bangsa ini adalah perkara yang sangat penting.

Semenjak terjadi wabah corona, pesantren telah mengambil sikap untuk memulangkan para santri untuk belajar di rumah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan para santri dan guru. Proses pembelajaran daring dilakukan sejak bulan Maret sesuai dengan kebijakan pemerintah setempat.

Sejak muncul corona virus di Kota Wuhan China pada akhir 2019, WHO telah mengingatkan dunia akan ancaman pandemi global covid-19. Beberapa negara lantas bergegas untuk melakukan antisipasi mencegah tersebarnya corona seperti lockdown, social distancing dan stay at home.

Sementara di Indonesia justru terkesan meremehkan dengan mengatakan bahwa corona tidak akan masuk Indonesia. Berbagai komentar canda dan meremehkan juga seringkali dilontarkan yang pada akhirnya berujung kepada penyebaran di hampir seluruh daerah di negeri ini. Hingga saat ini pandemi corona masih bersifat eksponensial, belum landai.

Wacana dan kebijakan new normal di dunia pendidikan adalah salah satu tahapan new normal yang perlu diperhatikan secara seksama, sebab jika tidak, maka akan menjadi malapetaka baru bagi korban covid-19 ini. Pemerintah harus berkaca kepada Perancis dan Korea yang gagal menerapkan new normal di tengah pandemi yang belum landai, dimana anak-anak sekolah justru terpapar virus corona.

Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang memiliki jumlah santri yang sangat banyak. Ada beberapa pesantren yang memiliki santri diatas 1000 orang, bahkan ada pesantren yang menampung santri lebih dari 10.000 orang. Jumlah pesantren di Indonesia yang terdata di kementerian agama sebanyak 28.194 yang menampung 5 juta santri berasrama dengan jumlah guru sebanyak 1,5 juta orang.

Berbagai fasilitas pesantren seperti dapur, kamar tidur, kantin dan kamar mandi menjadi fasilitas yang digunakan secara massal. Maka, ketika terjadi wabah semisal sakit kulit, DBD, dan hepatitis begitu cepat menular kepada santri lain. Bahkan pilek, batuk dan sakit mata juga bisa menular dengan cepat di kalangan santri karena interaksi intensif antara santri.

Beberapa waktu yang lalu Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk secara hati-hati menerapkan new normal pesantren. Secara prinsip, BKsPPI menyarankan new normal pesantren bisa dilakukan ketika virus corona telah hilang dari negeri ini.

New normal di pesantren sebaiknya dilakukan atas dasar upaya penyelamatan nyawa santri dan guru, bukan karena kepentingan ekonomi semata. New normal di pesantren sebaiknya diikuti oleh penyediaan fasilitas kesehatan oleh negara yang lengkap dan profesional, sebab jumlah santri yang banyak akan membutuhkan fasilitas yang banyak pula.

Selama pandemi masih berlangsung, pemerintah dalam hal ini kementerian agama sebaiknya menerapkan pembelajaran daring berbasis pesantren. Model dan strategi pembelajaran daring bisa didiskusikan dengan pesantren-pesantren yang ada. Lebih baik menjaga nyawa santri, meski waktunya lama, dari pada gegabah new normal, namun memakan banyak korban.

Pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis nilai keislaman. Internalisasi nilai-nilai tetap harus diutamakan selama proses pembelajaran daring di rumah. Kemenag juga harus membuat model pendidikan bagi orang tua di rumah, mengingat tidak semua orang tua terbiasa berperilaku sebagai guru.

Nilai-nilai di pesantren seperti sholat berjamaah, keteladanan guru, disiplin, keikhlasan, kemandirian, ukhuwah, dan kesederhanaan adalah hal pokok yang harus tetap dijaga selama stay at home. Sementara secara keilmuan, bisa dilakukan guru melalui daring.

Perkembangan revolusi industri 4.0 yang ditandai oleh perkembangan teknologi informasi mestinya menjadi tantangan tersendiri bagi SDM pesantren untuk bisa melakukan perbaikan sistem pembelajaran yang inovasif, kreatif, efektif dan efisien berbasis teknologi informasi.

Sumber daya manusia pesantren harus secara serius ditingkatkan kompetensi kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan gagasan visioner. Tanpa meninggalkan nilai-nilai yang telah menjadi sunnah pondok, para pendidik di pesantren harus tampil sebagai tenaga pendidik profesional dan saintifik. Pesantren harus mampu mensinergikan antara sains dan nilai sekaligus.

Oleh karena itu, new normal pesantren juga bisa dimaknai sebagai penguatan pembelajaran daring selama santri di rumah. Para guru tetap bisa mengajar dari rumah masing-masing, sementara orang tua mengawal nilai-nilai di rumah. Lebih baik menyelamatkan nyawa santri, dari pada kembali ke pesantren, sementara pandemi masih berlangsung dan vaksinnya belum ditemukan.

(AhmadSastra,KotaHujan,12/06/20 : 17.50 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Categories