RUWET RUWET RUWET
Kamis, Mei 28, 2020
0
Oleh : Ahmad Sastra
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS Thahaa : 124)
Pergantian rezim di negeri ini tidak pernah memberikan harapan baik bagi kehidupan rakyat. Makin berganti rezim, justru makin menambah keruwetan kehidupan masyarakat. Begitu mahalnya keadilan, kesejahteraan dan keamanan dalam sistem sekuler di negeri ini.
Wajar jika ada yang mengatakan hidup di negeri ini ruwet ruwet ruwet. Sebenarnya keruwetan itu dibuat oleh manusia itu sendiri. Sebab hakekatnya Allah tidak berbuat zalim kepada hambaNya, kecuali hamba itu yang menzalimi dirinya sendiri.
Berbagai kesempitan hidup semakin dirasakan oleh rakyat di negeri ini. Pemerintah dari rezim ke rezim mestinya berpihak kepada rakyat kecil, jangan malah lebih berpihak kepada asing dan aseng. Akibatnya kemiskinan rakyat makin menganga, namun hutang negara justru makin menggunung. Sumber daya alam yang melimpah telah habis dirampok oleh bangsa lain. Lantas apa gunanya pergantian rezim, jika hanya menambah kesengsaraan rakyat.
Inilah akibatnya jika negeri ini dikelola dengan sistem buatan manusia, yakni kapitalisme sekuler. Sebab negeri ini hanya ganti rezim, namun tidak pernah ganti sistem. Padahal bumi dan isinya adalah milik Allah untuk dimanfaatkan oleh manusia seluruhnya. Sementara Allah telah memberikan pedoman kehidupan berupa syariahNya, namun manusia mengabaikannya. Bukankah Allah yang Maha Tahu tentang aturan terbaik bagi kehidupan manusia ?. Bukankah Allah yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta ini ?.
Al Qur’an (az dzikr) mestinya dijadikan sumber hukum dan perundang-undangan negeri ini, jika negeri ini menginginkan mendapatkan keberkahan dan kelapangan hidup. Sebaliknya, berdasarkan ayat diatas, maka akan terjadi kesempitan hidup jika berpaling dari Al Qur’an dalam mengelola urusan rakyat.
Bukan hanya sempit kehidupan tatkala menjauhi syariah, bahkan Allah akan mengumpulkan manusia dalam keadaan buta kelak di akhirat. Lantas manusia bertanya kepada Allah, “Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat ?”. (QS Thahaa : 125)
Sebagai jawaban, dengan tegas Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan" (QS Thahaa : 126).
Manusia harus merenungkan peringatan Allah ini dengan sangat sungguh-sungguh. Jangan sampai menambah kemurkaan Allah karena pembangkangan manusia kepada hukum dan aturan Allah. Bukankah sejarah telah menjadi contoh bagaimana Allah membinasakan umat terdahulu karena pembangkangan mereka kepada syariah Allah.
Mestinya dengan kesempitan hidup dan banyaknya bencana alam seperti gunung meletus, banjir, tsunami, tanah longsor, gempa dan bencana non alam seperti wabah corona menjadi peringatan keras bagi kesadaran untuk kembali kepada Allah. Mestinya negeri ini melakukan tobat nasional dengan kembali kepada syariahNya dalam mengatur urusan negeri ini. Jangan justru makin sombong dan menantang turunnya azab dari Allah, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang kafir.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS Ar Rum : 41).
Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya) siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya (QS Ar Ra’d : 6)
Kini tergantung bangsa ini, apakah akan tetap berpaling dan membangkang aturan Allah atau mau bertobat dan kembali kepada aturan Allah. Sebab, semua diserahkan kepada manusia, apakah mau mengubah nasibnya atau tidak. Sebab pertolongan Allah sangat bergantung kepada usaha manusia.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS Ar Ra’d : 11).
Karena itu, saatnya bangsa ini menyadari, apalagi disaat wabah pandemi covid 19 ini untuk bertobat kepada Allah. Moment Ramadhan yang baru saja berlalu mestinya menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Iman adalah percaya sepenuhnya kepada Allah dan taqwa adalah patuh secara totalitas dengan aturan dan hukum Allah, serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah. Dari sinilah Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan bumi.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS Al A’raf : 96).
(AhmadSastra,KotaHujan,28/05/20 : 15.30 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags