PANDEMI CORONA : ANTARA ANCAMAN DAN PELUANG
Kamis, Mei 14, 2020
0
Oleh : Ahmad Sastra
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS Al Insyirah : 5-8).
Pandemi corona belum juga ada tanda-tanda akan hilang, bahkan kini telah memapar lebih dari 215 negara di seluruh dunia. Pandemi corona, terlepas dari spekulasi teori konspirasi, bagi seorang muslim adalah musibah. Musibah adalah sesuatu kejadian yang tidak menyenangkan, menyusahkan, menyakitkan, baik fisik maupun jiwa.
Musibah selalu dirasakan sebagai sebuah kesulitan dan kesusahan. Pandemi corona adalah sebuah kesusahan dan kesulitan. Sebab hampir semua kehidupan menjadi tidak normal sebagaimana sebelum ada corona. Masa pendemi corona banyak masyarakat yang mengalami kelaparan, ketakutan dan kecemasan.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS Al Baqarah : 155).
Seorang mukmin akan menyikapi segala bentuk musibah dan ujian adalah dengan kesabaran, keimanan, keridhaan, tawakkal, ikhtiar, bertobat serta senantiasa berdoa kepada Allah. Begitulah indahnya perilaku seorang muslim yang senantiasa bersyukur dan bersabar, bukan kufur dan putus asa. Bagi orang beriman, maka dia sangat yakin bahwa dibalik kesulitan, terhampar kemudahan, dibalik acaman, maka yakin ada peluang.
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin bahwa semua urusannya baik, yang demikian itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali untuk orang mukmin, jika menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan baginya, dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah kebaikan baginya.”(HR. Muslim ).
Seorang mukmin adalah orang yang selalu berharap rahmat dari Allah dalam menghadapi setiap ujian dan musibah. Sebab ujian dan musibah adalah cara Allah untuk menyaring keimanan. Seorang mukmin senantiasa merenungkan atas segala dosa, lantas berharap kepada ampunan Allah.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi) (QS Az Zumar : 53-54).
Di tengah ancaman pandemi, seorang mukmin akan terus merenung dan berfikir segala hikmah kemudahan di balik hadirnya musibah. Dengan penuh kesabaran, seorang mukmin akan menjadikan masa pandemi sebagai peluang untuk lebih berbuat positif, produktif dan konstributif. Sebab ujian hakekatnya adalah cara Allah untuk menaikkan derajat bagi hamba-hambaNya yang bersabar.
Jika dipresentasikan, maka musibah itu 30 persen kesulitan dan 70 persen kemudahan, maka berbahagialah orang yang selalu bersabar dan optimis. Musibah itu 30 persen ancaman, namun 70 persen adalah peluang. Jadilah mata lebah yang selalu mencari taman bunga meski hidup di tempat sampah, jangan jadi mata lalat yang selalu mencari sampah, meskipun berada di taman bunga.
Mukmin adalah bagaikan lebah yang senantiasa berkhusnudhon kepada Allah dan mencari hikmah dari setiap musibah yang menimpanya. Peluang di berbagai aspek kehidupan begitu terbentang di tengah pandemi. Misalnya peluang dakwah kepada keluarga lebih leluasa selama stay at home dan bahkan dakwah on line juga terbuka luas kepada masyarakat.
Jika kita punya harta banyak, maka inilah peluang untuk bersedekah, sebab banyak yang sangat membutuhkan. Jika kita punya jabatan, maka inilah peluang untuk memberikan pekerjaan kepada orang yang di PHK. Jika punya ilmu, inilah peluang emas untuk menebarkannya lewat sosial media. Jika punya ilmu psikologi, inilah peluang untuk memberikan motivasi, karena banyak orang yang kini cemas dan stress. Berikan semua kebaikan secara gratis berharap mendapat ridha Allah.
Bagi seorang penulis, stay at home adalah peluang emas untuk menulis buku atau artikel ispiratif. Sebab menulis memang butuh waktu dan suasana khusus. Pada intinya, seorang muslim yang bersabar selalu menjadikan setiap musibah sebagai peluang untuk berbuat baik dan selalu berharap kepada rahmat Allah. Seorang muslim tidak mengenal istilah berputus asa, namun selalu optimis, kreatif, positif, produktif dan konstributif.
Ancaman corona adalah kematian, peluangnya adalah kehidupan. Keduanya adalah ujian untuk beramal kebaikan. Perhatikan firman Allah : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS Al Mulk : 2)
(AhmadSastra,KotaHujan,14/05/20 : 14.00 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags