LEVEL HARI RAYA KITA
Sabtu, Mei 23, 2020
1
Oleh : Ahmad Sastra
Ramadhan adalah bulan dimana manusia beriman mencapai puncak ketaatan kepada Allah. Ramadhan juga merupakan pemisah antara orang yang beriman dan tidak beriman. Sebab ibadah puasa adalah ibadah yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Allah, orang lain tidak pernah tahu akan puasa orang lain. Bahkan Allah sendiri yang akan memberikan balasan kebaikan bagi orang-orang yang berpuasa. Ibadah puasa begitu istimewa di hadapan Allah.
Dikatakan sebagai puncak ketaatan orang-orang beriman adalah disebabkan karena pada saat berpuasa inilah seluruh waktunya akan dimanfaatkan untuk kebaikan. Sebab jika tidak, maka pahala puasa tidak akan didapatkan, kecuali hanya haus dan lapar. Apalagi perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasanya seperti makan dan minum secara sengaja, semua akan dijauhkan atas dasar keimanan kepada Allah.
Orang-orang yang berpuasa yakin betul akan janji Allah yakni surga yang akan dihadiahkan kepada mereka kelak di akherat. Orang berpuasa rela lapar, haus dan manjauhkan segala perbuatan maksiat semata-mata demi meraih janji Allah berupa rahmat, ampunan dan kebahagiaan surga. Sebab salah satu ciri orang bertaqwa adalah mereka yang meyakini yang ghoib. Pahala, surga, neraka, pertolongan Allah adalah perkara-perkara ghoib yang mesti diyakini oleh orang beriman dan terealisasi dalam sikap taqwa.
Puncak ketaatan seorang yang berpuasa juga ditandai oleh bagaimana mereka mengisi waktu sepanjang Ramadhan untuk melakukan berbagai aktivitas ibadah individual maupun sosial. Banyak bentuk ibadah yang bisa dilakukan selama Ramadhan, misalnya tilawatul qur’an, qiyamul lail, berzikir, mencari ilmu, membaca buku, bersedekah, membayar zakat, berdakwah, dan membantu sesama muslim yang membutuhkan.
Perjalanan spiritual selama bulan suci Ramadhan adalah perjalanan perjuangan seorang muslim. Jika diibaratkan perlombaan lari, maka tidak semua orang akan sampai kepada garis finish dan memenangkan perlombaan. Bahkan dalam perlombaan ada orang yang tidak ikut bertanding. Artinya masih banyak muslim yang bahkan tidak melaksanakan puasa Ramadhan.
Kemenangan dalam lomba hanya akan diraih oleh yang ikut lomba dan memenuhi persyaratan ketentuan lomba. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Ibn Majah, ad-Darimi, al-Hakim bahwa betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya lapar dan dahaga.
Karena itu ujung dari perlombaan puasa Ramadhan adalah Hari Raya Idul Fitri yang maknanya adalah hari kemenangan, kembali kepada kesucian diri. Makna kemenangan adalah menang dari berbagai godaan selama puasa Ramadhan dengan kembali kepada kesucian diri, menjadi pribadi bertaqwa dan kualitas keimanan yang meningkat. Sebab hari raya bukanlah pakaian yang baru (jadid), melainkan keimanan yang bertambah (yazid).
Dengan demikian merayakan Hari Raya Idul Fitri sebagai perayaan kemenangan seetelah berjuang selama sebulan penuh mengendalikan diri dari yang membatalkan puasa dan mengurangi pahala. Namun demikian Idul Fitri adalah hari raya level satu, yakni hari raya atau hari kemenangan yang dirayakan di dunia. Masih ada level hari raya yang mesti diraih jika menginginkan kemenangan hakiki dunia akherat.
Allah menegaskan bahwa kesuksesan seorang muslim bukan hanya sebatas di dunia, melainkan sukses juga di akherat kelak. Allah berfirman dalam Qur`an surat Al Baqarah ayat, Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”. Inilah sebaik-baik doa bagi kaum Muslim.
Setiap umat ada ajalnya. Saat ajal tiba, tidak seorangpun mampu memajukan atau memundurkan. Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari bahwa sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya. Karena itu hari raya sebagai tanda kemenangan pada level dua adalah saat seorang muslim masih istiqamah hingga ajal menjemputnya. Hari raya level dua adalah saat seorang muslim mendapatkan khusnul khatimah saat ajal tiba.
Akhir kematian yang baik akan mengantarkan kepada kesuksesan saat dibangkitkan dari alam kubur dengan meraih catatan amal perbuatan dengan tangan kanan. Tangan kanan yang membawa catatan amal selama di dunia adalah pertanda baik, meski harus melewati level hari raya berikutnya.
Di padang makhsyar, dimana seluruh manusia harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya di hadapan Allah Sang Maha Adil. Inilah hari perhitungan yang akan memposisikan apakah manusia lolos dan masuk surga atau terjerat amal buruknya sehingga mengantarkan menjadi penghuni neraka. Hari raya level tiga adalah saat manusia sukses dan lulus dalam pengadilan pertanggungjawaban amal perbuatan selama di dunia.
Level keempat dari hari raya adalah saat manusia mampu melewati dengan selamat saat melintasi titian shirat, karena tak ada jaminan bagi siapapun untuk lolos darinya. Sebagaimana firman Allah, “Tak seorang pun di antara kalian, kecuali pasti menjadi santapan neraka. Hal itu bagi Tuhan-Mu merupakan keputusan yang pasti.” [QS. Maryam: 71]. Ayat ini sungguh menakutkan siapapun, termasuk orang beriman sekalipun, sebab sebagai manusia biasa tak akan ada yang sempurna.
Merayakan hari raya level lima adalah puncak hari raya, yakni saat manusia telah diputuskan oleh Allah untuk menghuni surga. Sebab surga adalah tempat terbaik dan abadi yang selalu dirindukan oleh seluruh manusia di dunia, meski tidak semua mampu meraihnya. Hanya orang-orang yang beriman dan bertaqwa serta mendapatkan keridhoan Allah lah yang berhak menjadi penghuni surga.
Sebagai level tertinggi dari hari raya, maka surga adalah puncak kemenangan dan kesuksesan manusia. Sebab di surga seluruh yang diingin oleh penghuninya, maka akan langsung dikabulkan oleh Allah. Surga juga merupakan tempat paling indah, tak pernah terbayangkan walau hanya sedetik.
Seluruh kewajiban seorang muslim ditiadakan selama tinggal di surga, kecuali hanya mulut yang akan terus mengucapkan zikir sebagai ekspresi kesyukuran atas karunia Allah Yang Maha Agung ini. Bahkan ada kenikmatan tertinggi dari segala kenikmatan di surga, yakni kesempatan untuk langsung bisa berjumpa dengan Allah. Subhanallah, Allahu Akbar. Kemenangan hakiki adalah saat mampu merayakan seluruh level hari raya ini.
(AhmadSastra,KotaHujan,23/05/20 : 06.30 WIB) __________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags
Lailahailallah...
BalasHapus