KEHIDUPAN DUNIA BAGI MUKMIN DAN KAFIR
Kamis, April 16, 2020
0
Oleh : Ahmad Sastra
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas [QS Al Baqarah : 212]
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat [QS Al Baqarah : 214]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [QS Al Baqarah : 218].
Indahnya dunia bagi kaum kafir dikarenakan hawa nafsunya yang menginginkan apa saja tanpa ada batas aturan. Keinginan menimbulkan kesenangan di dunia. Hedonisme kaum kafir tidak dibatasi oleh hukum-hukum Allah, sebab mereka justru membangkang segala aturan Allah.
Kaum kafir bisa melakukan semau-maunya tanpa ada batas etika dan agama. Orang-orang kafir pada zaman dahulu juga telah hidup bersenang-senang tanpa batas. Meski pola pikir dan pola sikap kaum kafir dahulu disebut sebagai jahiliah oleh Allah. Untuk itulah diutus para Nabi untuk meluruskan kesesatan mereka.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir ayat ini ditafsirkan bahwa maksudnya Allah Ta’ala memberitahukan, bahwasanya Dia menjadikan kehidupan dunia ini indah bagi orang-orang kafir. Mereka puas dan merasa tenang dengannya. Mereka kumpulkan harta kekayaan dan enggan untuk membelanjakannya dalam hal-hal yang telah diperintahkan dan diridhai-Nya.
Orang-orang kafir juga memandang hina orang-orang yang beriman, yang berpaling dari tipu daya dunia serta menginfakkan rezeki yang mereka peroleh untuk berbuat ketaatan kepada Rabb mereka dan membelanjakannya dalam rangka mencari keridhaan-Nya. Karena itu, mereka beruntung di akhirat kelak dengan memperoleh tempat paling nyaman dan bagian yang amat banyak pada hari mereka dikembalikan.
Sementara rang-orang yang beriman ini memperoleh kedudukan di atas orang-orang kafir di padang mahsyar, tempat mereka digiring dan dikembalikan, di mana mereka menempati derajat ‘ala ‘illiyyin (peringkat paling tinggi), sedang orang-orang kafir itu akan hidup kekal selama-lamanya di neraka yang paling bawah.
Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menganugerahkan karunia yang melimpah tanpa batas yang tidak bisa dihitung baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, keindahan dunia bagi orang kafir hanyalah fatamorgana semata, sebab hakikat keindahan dan kebahagiaan adalah keimanan, bukan kekufuran. Dengan tetap taat kepada perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah, maka hidup seorang muslim akan mendapatkan kebahagiaan hakiki.
Bagi orang mukmin, dunia bukanlah tempat bersenang-senang, melainkan tempat ibadah dan berjuang. Bahkan bagi seorang muslim, dunia adalah penuh dengan ujian dari Allah. Ujian itulah yang kelak akan mengantarkan kemuliaan bagi orang mukmin jika dihadapi dengan penuh kesabaran.
Orang beriman adalah yang senantiasa bersyukur atas nikmat dari Allah. Orang beriman adalah orang yang senantiasa berharap kepada rahmat dari Allah. Maka, tetaplah istiqomah dalam keimanan dan ketaqwaan, sebab disitulah letak kemuliaan itu, sementara kekufuran adalah sumber malapetaka.
(AhmadSastra,KotaHujan,16/04/20 : 18.00 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags