HIDUP ITU PILIHAN : MAU JADI PEJUANG ATAU PENCUNDANG, PENYELAMAT ATAU PENGKHIANAT
Sabtu, April 25, 2020
0
Oleh : Ahmad Sastra
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad : 7).
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS Al An’am : 162-163).
Sebenarnya persoalan kehidupan di dunia ini adalah sama, sebab sejarah selalu berulang. Masa jahiliyah dari dahulu hingga sekarang dikarenakan hilangnya ilmu dan adab akan terus berulang. Masa jahiliyah dimana kebodohan, kezaliman, kesombongan, pengingkaran atas syariat Allah, kemaksiatan, ketidakadilan, kebiadaban, kemungkaran menjadi karakter khasnya.
Kondisi yang merupakan karakteristik jahiliyah seperti ini akan terus berulang di setiap zaman. Ketika kondisi jahiliyah mencapai puncaknya dengan hadirnya penguasa zalim dan melampaui batas, maka Allah mengutus Nabi dan Rasulnya untuk meluruskannya. Dakwah dan perjuangan para Nabi dan Rasul melawan zaman jahiliyah mestinya menjadi contoh bagi umat Islam hari ini.
Bagi seorang muslim yang artinya totalitas tunduk kepada Allah, maka satu-satunya orientasi hidupnya adalah untuk menolong agama Allah, selain itu tidak sama sekali. Menolong agama Allah harus diniatkan karena Allah dan metodenya mengikuti Rasulullah, sama sekali tidak untuk kepentingan duniawi seperti harta dan tahta. Menolong agama Allah hanya untuk meraih ridha Allah semata.
Sejarah Islam, sebagaimana yang pernah ada, merupakan sejarah dakwah dan seruan, sistem dan pemerintahan. Tidak ada asumsi lain yang dapat diklaim sebagai Islam, atau diklaim sebagai agama ini, kecuali jika ketaatan kepada Rasul direalisasikan dalam satu keadaan dan sistem.
Eksistensi agama ini merupakan eksistensi kedaulatan hukum Allah. Ketika kondisi asal ini ternafikan, niscaya eksistensi agama ini juga ternafikan. Yang menjadi problem utama di muka bumi sekarang bagi agama ini adalah berdirinya para taghut yang selalu melakukan perlawanan terhadap ketuhanan Allah dan merampas kekuasaanNya, kemudian dirinya diberikan otoritas untuk menetapkan peraturan perundang-undangan untuk membenarkan dan melarang jiwa, harta dan anak.
Hakikatnya hukum Allah atau hukum jahiliyah. Tidak ada hukum tengah-tengah antara dua hukum tersebut, juga tidak ada hukum pengganti yang lain… hukum Allah ditegakkan di muka bumi, syariat Allah diterapkan di tengah kehidupan manusia, atau hukum jahiliyah dan syariat hawa nafsu. Mana diantara keduanya yang dikehendaki. “ Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki ? Dan siapakah selain Allah yang hukumnya lebih baik, bagi orang-orang yang beriman ?” (QS al Maidah : 50).
Pilihan terbaik bagi seorang muslim adalah menjadi pejuang agama Allah dan menyelamatkan umat dari berbagai hegemoni kezaliman dan kemungkaran. Meski untuk pilihan ini konsekuensinya sangat berat, yakni permusuhan dari kaum kafir dan munafik. Sebab orang kafir memilih untuk menjadi pembangkang perintah Allah, sementara munafik memilih untuk menjadi pengkhianat dan penghalang perjuangan Islam.
”Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al A’raaf : 36).
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS Annisa : 61) Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung (QS Al Ahzab : 48).
Tidaklah Allah mengutus Rasulullah Muhammad SAW, kecuali untuk membawa risalah Islam yang mulia sebagai pengganti sistem kehidupan jahiliyah yang rusak dan merusak. Upaya untuk menegakkan peradaban Islam menggantikan peradaban jahiliyah adalah dengan jalan taklim, dakwah dan perjuangan. Di jalan perjuangan inilah, Rasulullah adalah cermin bagi kita hari ini. Apakah kita memilih jalan perjuangan ini atau tidak. Jika jalan perjuangan Islam kita pilih, maka bersiaplah untuk menghadapi berbagai tantangan dan halangan itu.
Tidak ada perjuangan Islam yang selalu berjalan dengan mulus tanpa suatu rintangan dan tantangan. Perjuangan Islam akan senantiasa berdampingan dengan rintangan dan tantangan. Seorang pejuang Islam akan senantiasa mendapatkan perlawanan dari pihak-pihak yang tidak suka atau tidak menginginkan tegaknya kembali kejayaan peradaban Islam, dan hal ini sudah merupakan Sunatullah yang harus dihadapi, bukan ditakuti.
Selamanya, kebatilan itu akan menentang tegaknya kebenaran. Kondisi kebatilan di zaman Rasul disebut sebagai masa jahiliyah, oleh Prof Hamka, masa kita hari ini, kebatilan disebut sebagai jahiliyah modern. Secara substansi, kita hidup di zaman jahiliyah sebagaimana seperti zaman Rasulullah, bahkan mungkin hari ini lebih jahiliyah. Memang banyak orang muslim, namun hukumnya yang diterapkan oleh negara adalah hukum jahiliyah.
Berbagai bentuk halangan dan ujian dalam perjuangan Islam sekali lagi, telah hadir sejak masa Rasulullah saw dan para sahabat. Rasulullah, manusia paling mulia budi pekertinya, bahkan kekasih Allah, pun tak luput dari berbagai hambatan. Paling rendah adalah berupa ejekan dari kaum kafir hingga yang paling berat adalah upaya pembunuhan kepada beliau. Ejekan kaum kafir kepada Rasulullah bahkan diabadikan oleh Allah dalam QS Al Furqon ayat 41.
Dan apabila mereka melihatmu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikanmu sebagai ejekan (dengan mengatakan): ‘Inikah orang yang diutus Allah sebagai Rasul ?
Jika Rasulullah SAW., saja memperoleh ujian dalam menjalankan perjuangan Islam, maka sangatlah wajar kalau kitapun akan mengalaminya, jika kita mengambil jalan dakwah dan perjuangan agama Allah ini. Kesabaran Rasulullah dalam menghadapi tantangan adalah cermin sekaligus motivasi agar kita, kaum muslimin, tidak mundur dari perjuangan meraih izzul Islam wal muslimin.
Selain berupa cemoohan, ujian juga biasa datang dalam bentuk tuduhan, tudingan, bahkan juga sebutan yang merusak nama baik Islam maupun pejuang Islam itu sendiri. Pada masa perjuangannya, Rasulullah SAW., bahkan pernah mendapat predikat sebagai “orang gila” dan “tukang sihir” dari musuh-musuh Allah. Hal ini disinggung oleh Allah dalam QS Shad ayat 4
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka, dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta".(QS. Shad:4).
Berbagai tudingan, tuduhan, dan sebutan buruk pun masih disematkan kepada perjuangan Islam hingga saat ini. Banyak sekali mujahid dan para aktivis perjuangan Islam yang saat ini mendapat label fundamentalis, radikal, garis keras, ekstremis, hingga dilabeli sebagai teroris. Julukan teroris adalah sebuah julukan yang sangat merendahkan citra Islam dan menyakitkan hati para pejuang Islam.
Pembunuhan karakter dan pencemaran nama baik ini merupakan sebuah usaha untuk menentang perjuangan Islam. Gerakan yang tidak menginginkan tegaknya syariat Islam di muka bumi. Melalui pencemaran nama baik itulah, mereka mengharapkan agar Islam menjadi nama yang senantiasa dibenci oleh masyarakat umum. Mereka berusaha untuk menjatuhkan nama Islam dan menjadikannya sebagai musuh dunia.
Namun saat layar perjuangan Islam telah terkembang, pantang surut mundur kebelakang. Meski berat, perjalanan perjuangan Islam harus terus melangkah maju, menerjang kepongahan para penyeru kebatilan. Allah dengan tegas memerintahkan untuk tetap berjuang meski hati ini terasa berat.
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi mu, jika kamu Mengetahui.” (QS. At Taubah:41)
Memilih jalan perjuangan Perjuangan Islam bukanlah perkara yang ringan. Allah swt telah menjanjikan balasan yang terbaik bagi mereka yang istiqomah dalam perjuangan Islam. Maka, tentu saja untuk mendapatkan janji yang terbaik dari Allah swt tersebut tidaklah mudah, melainkan penuh dengan ujian, halangan, rintangan, dan berbagai macam perlawanan. Untuk itu, marilah sama-sama kita kuatkan dan luruskan niat dalam perjuangan Islam. Tundukkan pandangan mata dan hati dari segala bentuk godaan duniawi yang akan melemahkan iman dan menidurkan jiwa.
Jalan perjuangan ini masih panjang, maka marilah kita terus melayakkan diri kita agar menjadi hamba-hamba pilihan Allah yang terus sungguh-sungguh ikhlas, tanpa berharap imbalan duniawi, berfikir dan peduli terhadap upaya menegakkan izzul islam wal muslimin di bumi Allah ini. Bersungguh-sungguh mengorbankan harta, tenaga, waktu dan jiwa kita untuk menghadirkan dan menegakkan Islam hingga lenyap segala bentuk kebatilan. Sebab kebatilan akan lenyap jika hadir kebenaran Islam di tengah-tengah kehidupan manusia. Sebab Allah telah berjanji dalam QS Al Israa : 81.
Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Islam merupakan perjuangan total yang mustahil untuk dikompromikan. Rasulullah SAW tidak pernah melakukan tawar menawar dalam urusan agamanya, sekalipun beliau dalam posisi yang sangat sulit dalam keadaan yang sangat akut di Makkah. Beliau dan para sahabatnya yang merupakan kaum minoritas itu diisolir. Mereka didzolimi, disiksa dan dianiaya dan dihadapi dengan sabar semata karena Allah. Tidak satupun kata yang didiamkam, ketika hendak dinyatakan di hadapan orang-orang kuat yang otoriter, dalam rangka menarik simpati hati mereka atau menafikan penganiayaan mereka.
Karena itu wahai kaum muslimin yang telah memilih jalan perjuangan, bersabarlah. Janganlah mendengarkan kemaslahatan apa saja yang mereka (kafir dan munafik) coba tawarkan kepadamu, dan kompromi jalan tengah, berdasarkan pertimbangan aqidah. Penyimpangan kecil di awal perjalanan dakwah pada akhirnya akan menyebabkan penyimpangan total di penghujung jalan.
Meski ada keyakinan utuh terhadap dakwah Islam. Sistem jahiliyah tidak akan rela terhadap Islam untuk mempunyai institusi yang independen dan bebas darinya. Dia tidak akan membolehkan Islam memiliki eksistensi di luar eksistensinya. Dia tidak akan berkompromi dengan Islam, sekalipun jika seandainya Islam berkompromi dengan mereka. Karena itu Islam mesti menampakkan diri dalam wajah komunitas gerakan yang independen dengan kepemimpinan yang independen dan dengan loyalitas yang independen.
(AhmadSastra,KotaHujan,25/04/20 : 18.30 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags