LOCK DOWN, SOCIAL DISTANCING, STAY AT HOME



Oleh : Ahmad Sastra

Penyebaran wabah coronavirus makin tak terkendali. Pandemik coronavirus makin mengkhawatirkan di negeri ini. Korban mulai berjatuhan di beberapa kota di Indonesia. Meski berat, namun kebijakan lock down adalah paling tepat demi keselamatan rakyat banyak. Masyarakat harus mematuhi kebijakan ini dengan komitmen menjalankan social distancing dan stay at home.

Beberapa masjid, seperti Istiqlal Jakarta dan Masjid Agung Bandung telah resmi meliburkan kegiatan jumatan dengan mengganti sholat dhuhur di rumah. Meski masih kontroversi, dengan argumen bahwa masjid adalah tempat suci, namun fatwa MUI terkait aktivitas ibadah di masa wabah cukup bisa menjadi panduan bagi warga.

Stay at home dan social distancing harus juga diikuti oleh penutupan tempat-tempat keramaian seperti distinasi wisata, mall dan tempat-tempat hiburan. Sebab jika tempat ibadah yang justru relative aman, maka apalagi tempat lain yang keamanannya tidak terjamin. Pemerintah harus tegas dalam menghadapi wabah yang telah mendunia ini.

Ketika wabah telah menyebar pada suatu negeri, maka negara harus secara serius menanganinya. Negara mesti hadir dalam menangani coronavirus ini secara serius komprehensif dan profesional. Negara tidak boleh abai atas kondisi rakyat dan cuci tangan atas penanganan wabah coronavirus. Jangan menyerahkan solusinya kepada rakyat disaat rakyat menghadapi musibah. Itu artinya pemerintah cuci tangan.

Indonesia harus mengambil pelajaran atas rakyat china yang telah menjadi korban akibat terinfeksi coronavirus. Virus Corona yang dikenal sebagai 2019-nCoV atau Covid-19 hingga Senin (17/02/19) telah menewaskan 1.864 ditambah yang terinfeksi virus sebanyak 73.243 orang.

Virus yang muncul pertama kali di Wuhan China ini sebenarnya telah diprediksi jauh-jauh hari. Sebuah artikel berjudul, “Bat Coronavirus in China” dimuat di jurnal virus 2 Maret 2019. Dalam abstraknya, ilmuwan dari laboratorium kunci CAS untuk Patogen khusus dan keamanan hayati dari Institut Virologi Wuhan China dan University of Chinese Academy of Sciences, Beijing, China, menjelaskan tentang tiga jenis virus corona zoonosis yang menimbulkan wabah berskala besar.

Tiga penyakit itu adalah sindrom pernafasan akut parah (SARS), sindrom pernafasan timur tengah (MERS) dan sindrom diare akut babi (SADS). Ketiga jenis virus ini sangat patogen terhadap manusia dan binatang ternak. Babi dan kelelawar adalah dua diantara binatang yang agen penularan coronavirus. Penularan coronavirus ini memang tergolong sangat cepat.

Merebaknya wabah coronavirus yang kini sampai pada level pandemik adalah sebuah ujian, terlepas apakah virus itu dibuat oleh manusia-manusia jahat dengan tujuan tertentu atau semata-mata karena kehendak Allah. Faktanya adalah bahwa wabah itu kini hadir dalam kehidupan kita, keluarga dan bahkan menyebar ke hampir seluruh negara di dunia.

Secara empiris, wabah coronavirus adalah sebuah masalah dan kesulitan. Sebab hadirnya wabah ini terbukti menjadi masalah dalam hal kehidupan sosial. Berbagai fasilitas publik kini tak lagi beroperasi dalam jangka waktu tertentu. Berbagai aktifitas sosial mengalami semacam kesulitan. Penerapan social distancing dan lockdown bahkan berdampak kepada psikologi sosial yang tidak ringan.

Masalah dan kesulitan akibat wabah coronavirus yang dihadapi negeri ini tentu harus dipandang secara teologis, medis dan ekologis. Merebaknya corona atau bencana alam seperti gunung meletus, banjir dan gempa bumi selalu membawa makna dan hikmah. Diri kitalah yang mampu menentukan makna di balik setiap kesulitan yang kita hadapi.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah : 155)

Menghadapi cobaan, masalah dan kesulitan dengan penuh kerelaan dan kesabaran serta kesungguhan untuk mencari jalan keluar akan menebus dosa bagi orang beriman. Dalam sebuah hadits nabi Muhammad dikatakan bahwa “ tidaklah seorang beriman ditimpa kesedihan, nestapa, bencana, derita, penyakit, hingga duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah dengannya akan mengampuni kesalahan-kesalahannya”.

Berkaca dari apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para Sahabat saat terjadi wabah adalah melakukan proses penyadaran spiritual. Langkah kedua adalah mengkondisikan lingkungan untuk menghentikan laju penularan serta melakukan pencegahan dan pengobatan bagi yang sudah terinfeksi.

Dengan makin menyadari akan kemahakuasaan Allah dan betapa kecilnya manusia dan diikuti dengan ikhtiar seperti lockdown, social distancing dan stay at home merupakan pendekatan komprehensif negara dan rakyat dalam menghadapi wabah ini. Pemerintah juga harus mengratiskan semua pengobatan terkait coronavirus ini.

Ibarat wanita yang sedang haid, lantas dia tetap melaksanakan sholat dengan alasan tetap ingin mendekat kepada Allah dan tak peduli dengan kondisi dirinya. Hal ini justru sebuah kesalahan dalam pandangan Islam. Meninggalkan sholat saat haid bagi wanita justru merupakan bentuk ketaatan atas perintan dan larangan Allah.

Ketika Rasulullah dan para sahabatnya mengajurkan agar umatnya menjauhi tempat dimana wabah bersumber, maka saat kita menjauh, itulah bentuk ketaatan kita kepada Rasulullah. Sebaliknya, jika tetap mendatangi sumber wabah dengan sombong bahwa dirinya tak akan kena wabah selama Allah tidak menghendaki, maka justru itu perbuatan melawan perintah Allah dan RasulNya.

Jika telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya namun kita tetap masih terkena musibah, maka bersabarlah. Ibarat para sahabat yang telah bersungguh-sungguh menyiapkan peperangan agak mendapai kemenangan, namun justru gugur di medan perang, maka statusnya adalah syahid.

Stay at home, selain menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan keluarga, menghentikan laju penularan, cara ini juga bisa menyelamatkan masyarakat dan para dokter yang berada di garda terdepan. Pemerintah harus memberikan perlindungan maksimal kepada paramedis ini.

Kita semua tentu berharap semoga Allah segera membebaskan negeri ini dan seluruh negeri-negeri lain dari musibah coronavirus ini. Semoga sebelum Ramadhan tiba, coronavirus sudah lenyap dari bumi ini. Bagi yang memanfaatkan wabah untuk kepentingan pribadi, semoga segera sadar dan bertobat. Semoga kaum muslimin di seluruh dunia diselamatkan Allah dari segala musibah dan wabah.

(AhmadSastra,KotaHujan,20/03/20 : 17.20 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.