PENJAGA PANCASILA YANG TIDAK PANCASILAIS ?
Minggu, Februari 23, 2020
0
Oleh : Ahmad Sastra
Seperti tidak ada kapoknya, kepala BPIP yang belum lama dilantik dengan sumpah dibawah Kitab Suci Al Qur’an terus menebar kegaduhan dengan omongan kontroversialnya. Seolah kegaduhan ini sengaja diciptakan dengan berbagai cara untuk menutupi gagal totalnya rezim mengurus rakyat.
Setelah ucapan kontroversi bahwa musuh terbesar pancasila adalah agama, dia melanjutkan ucapannya bahwa ayat konstitusi diatas ayat suci, bahkan kini bikin gaduh lagi agar mengganti salam umat Islam sedunia ‘Assalamu’alikum’ dengan salam nasional ‘salam pancasila’. Yudian nampaknya sudah terlalu jauh mencampuri urusan agama orang.
Padahal secara faktual, musuh pancasila (sila pertama) adalah kaum komunis ateis yang tidak mengakui adanya tuhan. Bahkan dalam sejarah partai komunis pernah memberontak di negeri ini dengan melakukan pembunuhan atas tokoh-tokoh Islam dan mencoba menghapus simbol-simbol Islam. komunis ateis adalah gerombolan yang melanggar pancasila sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
Padahal musuh pancasila (sila kedua) adalah komunisme yang tidak mengenal perikemanuisaan, sebab manusia dianggap sebagai robot pencetak uang belaka. Komunisme menganggap manusia hanya sebagai budak materi belaka, bahkan katanya matipun akan jadi materi atau tanah.
Padahal musuh pancasila (sila kedua) ideologi kapitalisme sekuler yang tidak pernah memberikan keadilan bagi kehidupan rakyat. Dalam sistem kapitalisme yang kaya makin kaya dan yang miskin makin terkapar sekarat dijerat kemiskinan.
Padahal musuh pancasila (sila kedua) adalah para koruptor yang merampok dan maling uang rakyat. Dengan rakusnya, setelah menjadi pejabat, para koruptor dengan buasnya menumpuk-numpuk harta dunia dari memeras uang rakyat. Dibawah kekuasaan korup, rakyat hanya jadi sapi perah dan mimpi kesejahteraan sebatas pepesan kosong.
Padahal musuh pancasila (sila kedua) adalah ideologi kapitalisme sekuler dan komunisme ateis yang tidak beradab alias biadab. Kedua ideologi ini sama sekali tidak menjadikan etika agama sebagai timbangan pikiran dan perbuatan. Tidak menjadikan halal dan haram sebagai timbangan, namun hanya dengan pertimbangan materialisme belaka. Akhirnya kedua ideologi ini hanya menjadi perusak peradaban manusia.
Padahal musuh pancasila (sila ketiga) adalah para gerombolan sparatis yang selalu menginginkan memisahkan diri dari Indonesia. Begitupun para komprador yang selalu mencari proyek-proyek asing dan aseng meski harus menghancurkan negerinya sendiri.
Padahal musuh pancasila (sila keempat) adalah para pengkhianat amanat rakyat setelah mereka terpilih menjadi pejabat dan wakil rakyat. Mereka yang telah berkuasa lantas hanya memikirkan dirinya sendiri dan kelompoknya hingga nasib rakyat tak pernah diperhatikan. Berbagai proyek dijadikan sebagai bancakan untuk memperkaya diri sendiri.
Maka, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanya sebatas mimpi belaka. Merekalah sesungguhnya yang menjadi musuh pancasila. Bahkan kepala BPIP sekarang ini juga digaji dari uang rakyat, jangan justru hanya membuat gaduh rakyat, sementara keadilan, kesejahteraan, kemanusiaan tidak pernah dirasakan masyarakat.
Bagi seorang muslim, Kitab Suci Al Qur’an adalah final dan sempurna, tidak ada aturan apapun di dunia ini yang lebih sempurna dari Al Qur’an. Konstitusi sebaik apapun yang dibuat manusia di dunia ini, tidak akan bisa menandingi kesempurnaan aturan dan hukum Al Qur’an. Sebab Allah Maha benar, manusia adalah makhluk lemah dan penuh salah.
Kemudian Kami menjadikan kamu berada diatas syariah (peraturan) dari urusan (agama) itu. Karena itu ikutilah syariah itu dan jangan kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (QS Al Jatsiyat : 18). Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa saya yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum zalim (QS Al Maidah : 45). Menetapkan hukum itu hanya hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia adalah Pemberi keputusan yang paling baik (QS Al An'am : 57)
Al Qur’an pula yang akan menjadikan seorang muslim selamat dunia akherat, bukan aturan yang lain. Di alam kuburpun yang akan ditanya adalah apa kitabmu, bukan apa dasar hidup di negaramu ?. Sebagai seorang mukmin dan muslim yang percaya kepada Allah dan tunduk atas perintahNya, maka jangan pernah dengerin Yudian, sebab bisa menyesatkan kita di jalan Allah.
Seorang muslim atau orang beragama akan menjalankan amal ibadahnya didasarkan oleh keyakinan dan keimanan agamanya. Segala pola pikir dan pola sikap seorang muslim akan merujuk kepada hukum dan aturan Allah yang terdapat dalam Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Menjalankan segala aktivitas, bagi seorang muslim akan diteriman sebagai amal ibadah jika niatnya karena Allah dan caranya mengikuti Rasulullah. Beramal demi pancasila atau demi selain Allah adalah amalan batil.
Setiap muslim yang beraqidah Islam senantiasa terikat dengan hukum-hukum Allah. Mereka menjalankan segara sesuatu perbuatan bukan karena apakah member manfaat atau bukan, melainkan apakah diperintah Allah atau dilarangnya. Perintah Allah bisa berupa wajib, sunnah, dan mubah. Sementara larangan Allah bisa berupa perbuatan haram atau makruh.
Islam itu sempurna dan menyempurnakan. Segala perintah Allah adalah kebaikan dan segala yang dilarang Allah adalah keburukan. Taat hanya kepada Allah dan RasulNya, sebab hakekat perintah Allah adalah untuk kebaikan diri sendiri dan segala larangan Allah hakekatnya akan berdampak buruk untuk diri sendiri.
Semisal ucapan salam sesama muslim adalah ucapan yang telah diatur dalam aturan Allah, tidak boleh diubah dengan ucapan yang lian. Ucapan assalamu’laikum adalah ucapan seorang muslim di seluruh dunia, sebagai simbol perdamaian dan persatuan. Bahkan ucapan ini juga akan menjadi ucapan sesama muslim kelak di surga. (kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang. (QS Yasin : 58). Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya Ialah: Salam; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (Al Ahzab : 44)
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QS An Nisaa’ : 86). Penghormatan dalam Islam Ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.
Mengucapkan salam merupakan tanda cinta dan baiknya seorang muslim. Di dalamnya berisi : doa keselamatan dari berbagai penyakit, kejelekan, maksiat, serta selamat dari neraka; doa rahmat supaya mendapat kebaikan; dan doa keberkahan supaya kebaikan itu langgeng dan bertambah. Ketiganya tidak mungkin bisa dicapai dengan ucapan salam pancasila.
Sebelumnya, di zaman jahiliah orang Arab punya kebiasaan menggunakan ucapan yang tidak berbasis ajaran Islam, seperti selamat pagi atau siang. Lantas Rasulullah memberikan ajaran untuk mengucapkan salam sebagaimana yang kita kenal hari ini kepada sesama muslim. Selain ucapan salam yang telah ditetapkan Islam bagi umat Islam, maka sama saja dengan ucapan kaun jahiliah.
Jika hari ini ada ucapan salam lain bagi kaum muslimin, maka sama saja ucapan salam jahiliah modern. Mengucapakan salam adalah ibadah, mengucapkan salam pancasila tidaklah termasuk ibadah. Dan setiap umat beragama punya ucapan salam masing-masing sesuai keyakinan agamanya.
Memaksakan ucapan yang sama kepada semua orang sama saja dengan memaksa semua hewan menyuarakan satu suara hewan, seperti tikus disuruh bersuara seperti harimau. Apakah bisa, apakah cerdas, apakah bijak ?. Padahal tanpa bersuara sama, sesama hewan bisa hidup berdampingan, seperti kucing dan ayam.
Pancasila sendiri merupakan nilai-nilai filosofis bersifat terbuka yang justru menampung keragaman, sebab pancasila bukanlah agama, tapi pancasila menghargai agama. Maka jika ditelaah secara lebih mendalam, justru apa yang diucapkan Yudian itu bertentangan dengan prinsip nilai pancasila itu sendiri. Maka apakah berarti Yudian tidak pancasilais ?
Apakah ciri seorang pancasilais adalah yang mengatakan bahwa musuh terbesar pancasila adalah agama, ayat konstitusi diatas ayat suci dan menggantikan salam umat Islam dengan salam pancasila. Apakah ketiganya sudah sesuai dengan nalai pancasila atau justru bertentangan dengan prinsip pancasila itu sendiri ?. Apakah bisa dikatakan pancasilais jika mengucapkan perkataan yang justru bikin gaduh, menyinggung umat beragama dan berpotensi memecah belah umat. Apakah kepala BPIP yang bertugas menjaga pancasila sudah pancasilais ?
Maka, jangan dengerin Yudian, sebab ucapannya telah jauh mencampuri urusan hukum dan syariah Islam. Jika bertentangan dengan hukum Islam, maka ucapan Yudian adalah sesat dan menyesatkan. Sebagai muslim tetaplah istiqomah di jalan Islam dengan taat sepenuhnya kepada hukum dan aturan Allah dan menjauhi aturan manusia yang menjerumuskan kita. Menyembah dan memuja kepada Allah, tinggalkan segala sesembahan dan pemujaan selain Allah.
Tetaplah kita istiqomah dengan sumpah dan janji kita kepada Allah, “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS Al An’am : 162).
(AhmadSastra,KotaHujan,22/02/20 : 06.50 WIB)
__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad