Oleh : Ahmad Sastra
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar Ruum : 41)
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS An Nisaa : 79)
Istilah fasad dalam ayat diatas oleh para mufasir diartikan sebagai kemaksiatan. Kemaksiatan adalah segala bentuk pelanggaran aturan Allah dalam menjalani kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan, politik, budaya dan pendidikan.
Dalam persoalan ekologi misalnya, Islam sangat menganjurkan manusia untuk berperan sebagai seorang khalifah yakni orang yang selalu menjaga, menata dan mengatur kehidupan, manusia dan lingkungan alam semesta dengan dasar keimanan dan ketaqwaan. Islam sangat melarang keras adanya pengrusakan lingkungan setelah Allah menatanya.
Berbeda dengan ideologi kapitalisme sekuler yang memisahkan etika agama dalam mengelola manusia, alam semesta dan kehidupan. Dengan prinsip kapitalisme yang tak peduli halal haram yang terpenting keuntungan materi, maka ideologi telah dengan congkaknya melakukan eksploitasi alam semesta secara gila-gilaan. Kapitalisme telah membangun insfrastruktur besar-besaran tanpa peduli akan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Orientasi materialisme telah membutakan dan melalaikan ideologi ini.
Begitupun ideologi komunisme ateis yang bahkan tidak percaya adanya Tuhan pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan. Ideologi komunisme hanya menuhankan materi dengan pemahaman bahwa segala sesuatu yang ada di dunia adalah materi, berasal dari materi dan akan kembali menjadi materi. Akibatnya ideologi akan menjadi perusak bagi lingkungan alam semesta, kehidupan sosial dan manusia.
Kekuasaan kapitalisme dan komunisme akan mengeluarkan kebijakan yang mencerminkan kerakusan atas duniawi tanpa mengindahkan hukum alam dan hukum Tuhan. Ekploitasi alam dan pembangunan infrastruktur yang gila-gilaan dan dipaksakan tanpa memperhatikan amdal, telah mengakibatkan banjir besar yang beberapa waktu ini terjadi.
Air adalah materi yang memiliki sifat tertentu, yakni akan selalu mengalir ke arah yang lebih rendah. Air juga merupakan penyubur bagi tanah dan kebutuhan pokok manusia. Namun, jika tak ada keseimbangan antara curah air di darat dan daya serap di tanah, maka air akan menjadi malapetakan bagi manusia. Makin banyak pembangunan infrastruktur dan makin sempitnya serapan, maka air akan tumpah di darat dan mengakibatkan banjir.
Dengan demikian banjir yang terjadi akhir-akhir ini tidaklah terjadi tanpa sebab. Semua ini disebabkan oleh cara berfikir, bertindak, bersikap dalam mengelola lingkungan ini yang tidak sesuai dengan ketetapan hukum Allah, bima kasabat aidinnnas. Padahal Allah-lah yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini dengan diikuti aturan yang jelas.
Jika banjir telah melanda suatu daerah, maka ketidaknyaman dalam menjani hiduplah yang akan dirasakan. Banjir telah menjadikan bumi sempit, karena taka da lagi tempat yang bisa ditinggali. Jalanan yang biasa dipakai beraktifitas bahkan tak lagi bisa digunakan dengan normal disebabkan oleh dampak banjir. Intinya kehidupan menjadi sempit, jika menentang aturan Allah.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS Thahaa : 124)
Allah dengan tegas mengingatkan kepada manusia untuk hanya tunduk kepada aturan Allah dan tidak tunduk kepada seluruh aturan selain dari Allah. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (QS An Nisaa : 59)
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (QS Al Hasyr : 7)
Dalam setiap pembangunan infrastruktur mestinya mempertimbangkan perspektif ekologis, seban Allah telah menciptakan hukum alam sebagai bentuk perimbangan alam semesta dan lingkungan manusia. Kerakusan duniawi ala kapitalisme sekuler dan komunisme ateis telah menjadi penyebab utama bagi kerusakan lingkungan. Padahal jika lingkungan telah rusak, maka bahkan orang beriman sekalipun akan mendapatkan dampaknya juga.
Pemahaman mendalam akan pesan-pesan spiritual dari Allah mestinya dijadikan patokan oleh oleh pemerintah dan para ilmuwan dalam rangka merancang pemanfaatan lingkungan sebagai tempat aktivitas hidupnya. Dengan pendekatan saintifik yang cermat, profesional dan dilandasi spirit keimanan, maka banjir semestinya bisa diminimalisir.
Orientasi duniawi yang berlebihan ideologi kapitalisme dan komunisme telah menjadikan mereka kesetanan berlomba dalam kemewahan duniawi yang pada akhirnya melaikan mereka dari hukum dan aturan Allah. Mereka tidak ingat peringantan Allah, “Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu itu”. (QS At Takaatsur 1-3).
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS Al Isra’ : 16).
Itulah sebabnya surat Arrum ayat 41 yang ditulis diawal tulisan ini diakhiri dengan kata la’allakum yarji’un yang artinya agar mereka kembali kepada jalan yang benar. Jalan yang benar adalah Islam. Sebab hanya Islamlah jalan hidup yang diridhoi Allah, innaddina ’indallahil Islam. Dan Allah melarang kita untuk mencari-cari jalan atau ideologi selain Islam karena jalan selain Islam adalah jalan setan yang akan menyesatkan manusia. Dengan meninggalkan semua jalan dan ideologi kufur dan menerapkan Islam di negeri ini, maka Allah berjanji akan menurunkan berbagai keberkahan hidup dari langit dan bumi. Dan Allah pasti menepati janjiNya.
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs Al A’raf : 96)
Mestinya bangsa ini segera melakukan tobat nasional dan kembali kepada hukum dan aturan Allah dalam mengelola negara ini. Mestinya para pemimpin negara ini ingat akan peristiwa kehancuran masa lalu seperti yang menimpa kaum tsamud, kaum ‘ad, kaum nabi nuh, dikarenakan penentangan mereka kepada hukum-hukum Allah yang dibawa oleh para nabi dan rasulNya. Dengan menerapkan Islam secara kaffah, insyaallah , negeri ini akan penuh keberkahan.
(AhmadSastra,KotaHujan,03/01/20 : 16.30 WIB)
__________________________________________
Website : https://www.ahmadsastra.com
Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1
Facebook : https://facebook.com/sastraahmad
FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76
Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial
Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
INFRASTRUKTUR MAKIN DIPAKSA, BANJIR MAKIN MENGGILA
Jumat, Januari 03, 2020
0
Tags