DI AMBANG RUNTUHNYA DEMOKRASI



Oleh : Ahmad Sastra

Antroposentrisme demokrasi makin memperlihatkan kebusukannya. Kepentingan duniawi para pelaku demokrasi makin merobohkan ideologi absurd ini. Menyerahkan kedaulatan hukum kepada manusia berbuah malapetaka tak berujung. Bahkan di antara pemuja demokrasi kini saling menjegal. Sesama manusia zolim, kini sedang sibuk saling menuduh dan menfitnah.

Antropomorpisme demokrasi telah kebablasan memuja manusia seolah sebagai tuhan yang mampu menyelesaikan segala persoalan. Padahal secara genetik, demokrasi justru membawa cacat bawaan sejak lahir. Alih-alih menyelesaikan persoalan, di tangan demokrasi, dunia justru berada di titik terendah.

Demokrasi terbukti melegitimasi amoralitas seperti perzinahan, pelacuran, perjudian, seks bebas dan LGBT. Ideologi ini juga terbukti telah melahirkan kemiskinan dan kesengsaraan bagi rakyat. Bahkan dengan money politic, demokrasi telah membudayakan korupsi, kolusi, nepotisme, gratifikasi, dan seabreg perilaku pengkhianatan lainnya.

Demokrasi bahkan secara lantang menentang etika agama, mengkriminalisasi ulama, menjegal kebangkitan umat dan memberangus ormas-ormas Islam. Negara pemuja demokrasi bukan menjadi merdeka, justru menjadi budak negara kapitalisme yang lebih besar. Demokrasi korporasi telah mengkayakan yang kaya dan memiskinkan yang miskin.

Demokrasi terbukti hanya menumpuk-numpuk utang yang akhirnya dibebankan kepada rakyat. Rakyat hanya menjadi korban kebengisan demokrasi tanpa pernah bisa merasakan sejahtera meski hanya sejenak. Dengan pajak mencekik, PHK besar-besaran, tapi masih juga dibebani biaya kesehatan yang terus naik. Kapitalisasi pendidikan menyempurnakan kesengsaraan rakyat.

Kini rakyat tak lagi percaya kepada demokrasi. Rakyat sudah muak menonton segala sandiwara pemilu dan pencitraan tak tahu malu. Rakyat sudah bosan ditipu setiap kali datang pemilu. Bahkan pemilihnyapun kini ditipu dan disengsarakan. Demokrasi telah menjadi terorisme sejati bagi kehidupan rakyat.

Meski jargonnya demokrasi Pancasila, namun itu hanya ilusi belaka. Sila-sila Pancasila dengan jelas dikhianati oleh demokrasi. Demokrasi tidak mendudukkan tuhan sebagai pusat spirit berbangsa, maka agamapun justru dinista. Kemanusiaan yang beradab berubah menjadi perilaku biadab. Persatuan Indonesia tercabik-cabik oleh ketidakadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Para wakil rakyat justru kerjanya mengkhianati amanah rakyat. Trias politica berubah menjadi trias koruptika.

Rasa muak rakyat kini sudah mencapai titik nadir. Optimisme rakyat kini hanya diberikan kepada Islam. Rakyat makin yakin hanya Islamlah yang akan menjadi solusi sempurna bagi persoalan bangsa ini. Rakyat makin yakin bahwa Islam adalah sempurna dan menyempurnakan, adil dan menebar keadilan, benar dan menebar kebenaran dan selamat dan menyelamatkan dunia akherat.

Demokrasi kini sedang sekarat, sementara Islam makin menguat. Sebab demokrasi buatan manusia, sementara Islam adalah agama yang datangnya dari Allah. Demokrasi menuhankan manusia, sementara Islam menuhankan Allah Sang pencipta manusia. Demokrasi tak punya standar kebenaran, sementara Islam dengan jelas punya standar kebenaran.

Islam telah terbukti menyatukan umat dan bangsa, sementara demokrasi terbukti mencerai-beraikan keutuhan bangsa. Islam menebar dakwah untuk rahmatan lil’alamin, sementara demokrasi menebar kebatilan dan kerusakan. Islam menerapkan syariah secara kaffah sebagai solusi sempurna, sementara demokrasi menerapkan sekulerisme, biang kerusakan peradaban manusia. Tinggalkan demokrasi sekarang, jangan pernah tunduk kepada agenda orang kafir dan munafik.

Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. (QS Al Ahzab : 48)

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS Annisa : 61)

Inilah detik-detik kematian demokrasi dan sesaat lagi akan kembalinya kejayaan Islam yang dinanti. Janji Allah akan kemenangan Islam adalah suatu kepastian. Tugas kita terus menyadarkan umat akan kebenaran Islam dan kebusukan demokrasi. Teruslah berjuang dengan ikhlas hingga datang pertolongan Allah. Jangan pernah putus ada berjuang dalam jalan Islam ini.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS Annur : 55)

(AhmadSastra,KotaHujan,28/01/20 : 22.50 WIB)

_________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.