Keduanya Memicu Gelombang Kebangkitan Islam
Oleh : Ahmad Sastra
Wacana kemenag untuk menghapus bab jihad dan khilafah dalam pelajaran agama Islam menuai kegaduhan publik, pro dan kontra.
Banyak yang menolak penghapusan sejarah politik Islam ini dengan argumentasi yang rasional. Namun tak jarang ada yang setuju penghapusan sejarah khilafah dengan alasan emosional.
Faktanya, meski gagasan khilafah semakin mendapat simpati masyarakat Indonesia, namun tidak sepi juga dari penolakan. Meski gagasan khilafah makin menggelombang di negeri ini, namun tak luput juga dari penghalangnya. Meski istilah khilafah kini telah fasih dibicarakan oleh hampir semua rakyat Indonesia, namun tak bisa dihindari juga masih adanya masyarakat yang salah paham dan pahamnya salah.
Narasi yang dibangun Barat tentang khilafah memang sangat negatif. Upaya monsterisasi khilafah sebagai radikalisme dan terorisme terus digaungkan Barat dengan tujuan agar tumbuh Islamopobhia di kalangan umat Islam. Bahkan fitnah bahwa khilafah akan akan memecah bangsa Indonesia terus dihembuskan oleh para penghalang dakwah Islam.
Akhirnya pemerintah berhasil mencabut BHP HTI, sebuah ormas yang selama ini menyadarkan umat tentang kemuliaan khilafah. Namun alih-alih masyarakat takut, justru masyarakat makin bersemangat ingin mengetahui lebih jauh tentang sistem politik warisan Rasulullah ini. Saat satu panji Islam dibakar, justru jutaan panji berkibar di seantero nusantara.
Adalah sunnatullah dalam sejarah perjalanan perjuangan Islam, makin dihadang, makin bergelombang. Alih-alih dihentikan dengan fitnah keji, umat justru menjadi tersadarkan dan mengenal lebih jauh salah satu ajaran Islam ini. Keputusan politik atas HTI justru melahirkan berbagai kecaman masyarakat sebagai tindakan diktator atas hak-hak warga negara.
Sepanjang persidangan, pemerintah tidak bisa membuktikan kesalahan HTI secara hukum. Wajar jika masyarakat luas menilai tindakan pemerintah sebagai keputusan politik yang buruk.
Dimata Greg Fealy, seorang pakar politik Australian National University (ANU) dalam wawancaranya dengan tirto.id menyatakan bahwa keputusan politik rezim Jokowi membubarkan HTI adalah hal yang buruk. Menurutnya, Jokowi telah menggunakan negara untuk melarang dan menindas oposisi Islam.
Dalam sejarah perjuangan para Rasul, makin mendapatkan tekanan dari rezim penguasa, justru dititik itulah kebangkitan dan kejayaan Islam semakin dekat. Kemenangan perjuangan dakwah Nabi Musa justru hadir disaat rezim fir’aun di puncak kekuatannya, sementara Nabi Musa lemah dan terzolimi. Disaat Rasulullan dalam kepungan pengejaran kaum kafir Quraisy, disaat-saat genting itulah, justru Allah menjajikan bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat.
Sejarah hanyalah pengulangan, disaat gerakan dakwah Islam dizolimi oleh rezim penguasa, namun disaat yang sama kesadaran dan pemahaman masyarakat akan khilafah justru makin menguat. Disaat ada oknum pro rezim zolim membakar satu panji Tauhid, maka yang terjadi justru gelombang jutaan panji tauhid dikibarkan oleh umat Islam.
Panji Ar Royya dan Al Liwa sebagai panji Rasulullah yang dikenalkan oleh HTI, kini telah menjadi milik umat Islam, mereka bahkan tak ragu lagi untuk mengibarkan dengan bangga.
Hidup adalah pilihan, kepada ajaran Islam, apakah mau mendukung atau mau menghalangi. Kepada khilafah ajaran Islam, apakah mau pro atau mau kontra. Kepada para pejuang Islam, apakah mau mendukung atau mau mempersekusi dan mengkriminalisasi. Terserah.
Pro dan kontra adalah sama-sama memberikan kebaikan untuk perjuangan syariah dan khilafah di Indonesia. Dengan adanya yang pro, maka gelombang perjuangan makin besar. Dengan adanya yang kontra, maka semangat perjuangan makin yakin. Masyarakat justru bertambah ingin tahu tentang khilafah, disaat gagasan ini justru ditentang.
Lihatlah peristiwa terorisme yang menimpa kaum muslimin di Selandia Baru. Peristiwa keji dan kejam itu sama sekali tidak mengendorkan kaum muslimin di sana untuk berhenti beribadah kepada Allah. Yang terjadi justru sebaliknya, umat Islam makin bersemangat dalam sholat jamaah di masjid. Bahkan umat beragama lain makin penasaran dengan ajaran Islam, mereka melihat bagaimana muslim sholat.
Jadi terima kasih kepada semua komponen bangsa di Indonesia, baik yang pro maupun kontra khilafah. Baik yang pro dan kontra jihad. Jasa mereka sangat besar bagi kesadaran umat akan pentingnya jihad dan khilafah. Bahkan yang kontra khilafah sama dengan mempromosikan besar-besaran akan khilafah itu sendiri.
Wahbah az-Zuhaili mengemukakan makna khilafah. Beliau menyebutkan, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imaratul Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/881). Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim di dunia untuk melaksanakan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah ke seluruh alam. Sejatinya antara syariah atau ajaran Islam secara kâffah tidak bisa dilepaskan dengan Khilafah.
Ini juga yang disampaikan oleh Hujjatul Islam Imam al-Ghazali: “Agama adalah pondasi dan kekuasaan politik adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak ada pondasinya akan roboh. Sesuatu yang tidak ada penjaganya akan terlantar.”
Ada tiga esensi khilafah. Esensi pertama adalah penerapan syariah Islam secara kaffah (QS Al Baqarah :208), dimana bidang ekonomi, pendidikan, budaya, politik didasarkan oleh aturan syariah yang memberikan kebaikan dan keadilan bagi seluruh warga negara, tidak memandang ras dan agama.
Esensi kedua dari khilafah adalah ukhuwah dan rahmat (QS al Anbiya:107). Khilafah dengan kepemimpinan tunggal bagi kaum muslimin seluruh dunia menjawab perpecahan umat Islam selama ini. Dengan Khilafah selain kaum muslimin akan bersatu padu dalam satu kepemimpinan, meski berbeda dalam mazhab. Bahkan Khilafah akan memberikan perlindungan yang maksimal kepada setiap warga negara, meski beda ras dan agama dalam satu naungan pemerintahan yang adil dan beradab.
Esensi ketiga adalah dakwah Islam rahmatan lil`alamin (QS Ali Imran :104). Esensi dakwah artinya upaya penyebaran kebenaran Islam dalam rangka menyelamatkan manusia dari jalan kesesatan
Meski pro kontra adalah keniscayaan, namun demikian, dimata Allah tidaklah sama antara orang beriman dengan orang kafir dan munafik. Sebab orang beriman adalah mereka yang berjuang menegakkan agama Allah. Sementara kafir dan munafik adalah mereka yang selalu berusaha memadamkan cahaya Allah dan menghalangi perjungan Islam.
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS An Nisaa’ : 60)
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS An Nisaa’ : 61)
Silahkan apakah mau pro atau kontra jihad dan khilafah. Sebab yang pasti khilafah adalah ajaran Islam, tegaknya adalah janji kemenangan dari Allah. Hanya saja yang pasti, baik yang pro maupun yang kontra akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Menyuarakan khilafah memang berat dan penuh resiko. Namun fragmen perjuangan Rasulullah yang berat hendaknya menjadi contoh dan teladan bagi kaum muslimin hari ini. Sebab janji pertolongan Allah ada dalam perjuangan agamaNya. Allah akan menolong hambaNya, jika hambaNya menolong agamaNya.
Khilafah adalah kekuasaan Islam yang telah Allah janjikan. Jihad adalah upaya mempertahankan agama dari kezoliman musuh, sebagaimana resolusi jihad KH Hasyim Asy'ari dalam rangka melawan penjajah.
Khilafah adalah kemenangan yang telah Allah janjikan. Ibarat matahari terbit, maka dia tetap akan terbit, meskipun seluruh manusia menolaknya. Ibarat kematian, dia tidak akan pernah bisa ditunda hanya karena manusia menolaknya. Sebab kematian adalah ajal. Sementara jihad akan tegak jika khilafah diserang oleh musuh.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS An Nuur : 55).
Jadi sekali lagi, terima kasih kepada yang pro dan kontra jihad dan khilafah. Jasa mereka telah menggelombangkan energi kebangkitan Islam. Mereka yang pro khilafah akan mempercepat kesadaran umat, mereka yang kontra akan makin menggelorakan semangat jihad para pejuang khilafah. []